FOREST PROBLEM

(Author : Rafli Sydyq)


    Sudah hampir empat hari semenjak pertempuran terakhir dan sekarang kami sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan sebuah quest mendesak dari Guild.

Isi dari quest itu adalah untuk menyelidiki penyebab dari amukan para Ent yang telah menghancurkan banyak desa di perbatasan dan kalau perlu membasmi mereka semua.

Ent adalah Makhluk Buas dengan wujud berupa pohon yang mampu bergerak bebas dan memiliki pemikirannya sendiri.

Biasanya Ent adalah Makhluk yang cinta damai dan tidak akan menyerang tanpa sebab yang jelas. Fakta kalau mereka sekarang sedang mengamuk merupakan sebuah fenomena yang tidak biasa.

Setelah satu setengah hari perjalanan dengan kereta kuda, kami akhirnya sampai ditujuan kami.

Sekarang, kami sedang berada di hutan yang disebut Nemors Forest.

“Baik, Eve, bisakah kau pindai hutan ini?”

“Tentu saja”

Eve segera mengambil kecapi miliknya dan melantunkan [Magic Song-Guide Me With Your Voice] Suara musik segera mengumandang keseluruh penjuru hutan.

“Hmm... Aku bisa merasakan aura tidak mengenakkan dari beberapa tempat”

Dengan begitu, Eve segera membimbing kami menuju tempat dimana dia merasakan aura tidak mengenakkan itu. Tidak lama setelahnya, kami sampai disebuah tempat yang dipenuhi oleh asap hitam yang tebal. Dimana-mana terdapat pohon yang tampak layu dan bangkai Makhluk Buas tersebar dimana-mana.

Tidak hanya itu, [Danger Presence] milikku tidak berhenti berbunyi semenjak kami sampai ditempat ini.

Melakukan sedikit percobaan, aku mengaktifkan [Light Magic-Cure] untuk menyingkirkan hawa tidak mengenakkan ini. Namun sayang itu tidak berhasil. Tidak menyerah, selanjutnya aku mengaktifkan {Holy Magic-Purification} dan hasilnya adalah sukses besar.

“Tampaknya hutan ini memang telah terkontaminasi oleh sesuatu”

“Itu benar, melihat dari intensifitasnya apapun yang melakukan ini pastilah bukan sesuatu yang bisa kita abaikan”

Disaat kami sedang mendiskusikan penyebab kontaminasi ini, tiba-tiba saja terdapat sebuah lengan besar yang menyerang kami. Untungnya kami semua berhasil menghindarinya.

Yang menyerang kami adalah sesosok pohon setinggi tiga meter dengan tubuh berwarna hitam kelabu yang membuatnya tampak seperti pohon yang telah layu. Tidak salah lagi dia adalah seorang Ent.

“Sial, [Detection] dan [Danger Presence] sama sekali tidak berfungsi disini”

“Lupakan itu, habisi dia dulu”

Tidak lama setelah itu, Noel segera mengaktifkan [Summon Magic] miliknya dan memanggil seorang Dark Knight yang dengan sigap langsung menghadapi Ent tersebut.

Dark Knight dan Ent saling beradu dengan ganas. Dengan tangkas Dark Knight menebas ranting dan dahan Ent tersebut. Tidak mau mengalah, Ent tersebut mengayunkan lengannya yang tebal dan suara metal yang dipukulpun terdengar.

Disaat mereka sedang bertarung, sekumpulan Ent yang lainpun segera bermunculan dan mencoba untuk mengepung kami.

Melihat ini, Shery segera mengaktifkan {Sacred Flame Magic-Flame Circle} untuk mencegah lebih banyak Ent yang datang. Meskipun begitu, masih ada banyak Ent yang menembus dinding api milik Shery tanpa memperdulikan tubuh mereka yang terbakar.

“Tch, dasar keras kepala”

Alexis lalu menerjang Ent yang ada dihadapannya dan menebasnya hingga menjadi dua. Dia lalu melanjutkan untuk membantai semua Ent yang datang menghadapinya.

Melihat keadaan semakin genting, Noel kembali memanggil dua Dark Knight sebagai bala bantuan. Setelah itu, bersama dengan Eve mereka lalu menyerang para Ent dengan sihir mereka masing-masing.

Sementara itu, aku saat ini tanpa hentinya terus menyerang para Ent yang datang padaku untuk mengurangi jumlah mereka.

Dengan begitu, kami terus bertarung selama kurang lebih setengah jam sampai akhirnya tidak ada lagi Ent yang tersisa.

...

    Saat ini kami sedang berada di sebuah cafe untuk istirahat makan siang. Sekarang sudah lewat sehari semenjak kami mendapat quest untuk menginfestigasi keanehan di Nemors Forest.

Setelah melapor kepada Guild Master, dia segera membentuk tim penaklukan untuk membasmi semua Ent yang terkontaminasi sekaligus untuk mengembalikan kondisi hutan menjadi seperti sedia kala.

“Tapi tetap saja, tidak kusangka efek dari miasma bisa seperti itu”

Miasma, adalah sebutan untuk sebuah zat korosif yang biasanya berwujud seperti kabut hitam yang memancarkan aura jahat. Secara alami miasma tercipta karena terdapat kumpulan mana yang kotor berkumpul di satu tempat dan kemudian mencemari tempat tersebut.

Terdapat dua efek yang bisa ditimbulkan oleh miasma. Pertama miasma mampu untuk membunuh semua jenis makhluk hidup yang menyentuhnya, yang kedua adalah membuat makhluk hidup yang menyentuhnya menjadi bermutasi dan membuat makhluk tersebut kehilangan akal sehatnya yang membuat makhluk tersebut mengamuk dan menyerang makhluk hidup lainnya.

“Skala kontaminasinya terlalu tidak biasa, aku curiga kalau ini tidak terjadi karena sebab alami”

“Memang benar, terlebih lagi di waktu sekarang ini”

“Orang yang paling diuntungkan oleh miasma... kurasa tidak perlu disebutkan lagi”

Dikatakan dari semua makhluk hidup yang ada di benua Allard, hanya ada satu bangsa yang mampu bertahan di tempat yang padat akan miasma.

“Majin kah”

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Majin mungkin terlibat dalam kasus kali ini. Dikatakan kalau mereka memiliki sebuah teknik yang mampu memenuhi sebuah tempat dengan miasma. Dan mengingat sekarang kami sedang berperang dengan mereka. Bisa dikatakan kalau tindakan mereka ini adalah bentuk lainnya dari invasi mereka.

“Tapi apa untungnya bagi mereka untuk menyebar miasma di tempat dimana tidak ada satupun manusia?”

“Bukankah sudah jelas, mereka berniat mengkontaminasi semua Makhluk Buas disana dan membuat mereka menyerang kota”

“Lagi-lagi memakai makhluk buas. Mereka pengecut atau apa?”

“Mereka tidaklah pengecut, hanya saja populasi mereka tidaklah banyak dan mustahil melancarkan invasi berskala penuh hanya dengan jumlah murni mereka. Maka dari itu, mereka mengembangan kemampuan untuk mengontrol Makhluk Buas dan memasukkan mereka kedalam kekuatan militer mereka”

Setelah mendengar penjelasan dariku, Noel kembali menikmati makanan yang ada dihadapanya.

Sambil memikirkan akan seperti apa situasi kedepannya, akupun menghabiskan makananku.