THE TRUE GUARDIAN
(Author : Rafli Sydyq)

    Pertempuran baru berakhir saat matahari tenggelam. Yang tersisa hanyalah mayat Makhluk Buas yang bergelimpangan dan kios-kios yang hancur.
Terlihat banyak Petualang sedang mengumpulkan sisa-sisa dari Makhluk Buas yang telah dikalahkan. Normalnya Makhluk Buas yang dikalahkan di dalam Dungeon akan menghilang tanpa menyisakan apapun. Akan tetapi, berkat adanya Dungeon Wave mayat tidak menghilang dan para Petualang bisa dengan bebas memanen material dari mereka.
Dari semua Petualang itu, terdapat satu Party yang mendapatkan perhatian paling besar. Bagaimana tidak, dua anggota Party itu berhasil mengatasi boss Dungeon dalam pertarungan tiga lawan satu.
Selain itu, Party itu juga mendapatkan banyak perhatian karena banyaknya bunga indah yang menghiasinya. Tapi sayang, bagaikan mawar yang berduri, orang-orang tidak bisa sembarangan mendekat karena aura intimidasi yang terus-menerus dipancarkan oleh salah seorang anggota Party itu.
Yup, tanpa diragukan lagi itu adalah Party kami. Dan entah bagimana, nama Party kami menjadi [The Trinity]. Menurut perkataan Eve yang menguping pembicaraan para Petualang lainnya, nama Party ini tercipta karena adanya tiga Petualang terkenal yang menjadi pusat perhatian. 
Dan tiga Petualang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Aku, Alexis, dan Eve.
“Baiklah, kalau begitu aku permisi sebentar, ada beberapa material yang menarik perhatianku”
“Kalau begitu akan kubantu”
Noel dengan bersemangat segera menuju tumpukan Makhluk Buas yang sudah mati dengan mata berbinar, dibelakangnya ada Alexis yang menyusulnya sambil menawarkan bantuan. Wajah mereka berdua tampak malu-malu saat berjalan berdampingan.
Melihat ini, Eve menampilkan senyuman penuh pengertian saat melihat tingkah laku mereka berdua sambil menggumamkan “Ah... jadi begitu”.
Sedangkan Shery dan aku saat ini dia sedang sibuk membantu menyembuhkan para Petualang yang terluka dengan Light Magic miliknya. Tidak lama kemudian, barulah Eve ikut membantu.
Untuk Eve, dia memiliki metode penyembuhan yang sedikit berbeda. Dengan petikan kecapinya, dia menyanyikan sebuah lagu yang mampu untuk menyembuhkan luka.
Meskipun pertempuran baru saja berakhir, semua orang tampak penuh dengan kehidupan. Para Petualang sedang sibuk mengumpulkan material dari mayat Golem dan Chimera, sedangkan yang lainnya sedang sibuk menyiapkan ransum untuk makan malam bersama, dan sisanya tengah menyembuhkan luka mereka. 
Saat semua terlihat baik-baik saja, saat itulah bencana sesungguhnya muncul.
Tiba-tiba saja tanah berguncang dengan kuat, terdengar suara retakan yang mengkhawatirkan dan dari arah pintu masuk Dungeon dan seketika terdapat sebuah ledakan besar yang menghancurkan pintu masuk hingga berkeping-keping.
Dari dalam kepulan asap, muncul sebuah sosok setinggi 30 meter. Badannya mengkilap dengan cahaya keperakan dan terdapat ukiran rune yang menyala dipermukaan tubuhnya.
Dipunggungnya terdapat sepasang meriam yang sangat besar dan diantaranya terdapat sebuah kotak raksasa yang terpasang dengan kokoh dipunggungnya.
Kedua lengannya sangatlah besar dan kuat. Dengan dua kaki kecil namun kokoh yang menompang tubuhnya, dia berjalan dengan perlahan namun pasti keluar dari Dungeon.
“Woii... kau pasti bercanda”
“Mustahil, bahkan dia juga...”
Banyak Petualang yang berseru putus asa. Bagaimana tidak, mereka sudah kelelahan karena pertempuran sebelumnya dan sekarang musuh yang paling tidak diinginkan muncul dihadapan mereka.
Boss Dungeon lantai 40, Guardian of Wisdom Mountain. Sebuah Golem raksasa dengan tubuh yang sepenuhnya terbuat dari (Mythril) murni dan sampai saat ini, masih belum ada satu orangpun yang mampu mengalahkannya.
...
“Woi, Rafael, bagaimana sekarang?”
Alexis yang telah kembali bersama Noel segera menghampiri kami dan menanyakan strategi untuk mengalahkan boss ini.
“Well, setahuku masih belum ada yang menemukan kelemahannya. Jadi, kita lakukan dengan cara barbar”
“Hei aku serius”
“Begitu juga aku”
Alexis hanya bisa mendengus mendengar rencanaku yang tidak seperti rencana. Segera aku memerintahkan Noel untuk memanggil Summon Monster miliknya yang memilkki peran sebagai tank. Lalu, aku meminta Shery dan Eve untuk menjaga barisan belakang. Sedangkan aku dan Alexis akan menyerang dari depan.
Noel lalu menggunakan [Summon-Holy Knight] dan menciptakan tiga buah lingkaran sihir yang menyala di permukaan tanah. Dari sana muncullah tiga sosok kesatria dengan full armor berwarna putih murni yang memancarkan aura suci. Mereka bertiga memegang perisa besar dan sebuah pedang. Tidak diragukan lagi mereka adalah Holy Knight.
Sambil memetik kecapinya, Eve mengaktifkan [Magic Song-Song of Sparta] dan [Magic Song-Blessings From the Wind] yang memiliki efek untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan dan kelincahan kami.
Merasa ini masih belum cukup, aku segera menggunakan kartu as yang baru kudapatkan tepat setelah pertempuran di kota Lawton.
{Holy Magic-Blessings of Angels} {Holy Magic-Angels Possession}
Tubuhku bersinar dengan cahaya suci yang menyilaukan. Lebih jauh lagi, sepasang sayap putih murni tumbuh dari punggungku dan memancarkan aura suci yang sangat kuat sebelum akhirnya menghilang.
{Blessings of Angels} dan {Angels Possesion} adalah dua skill dari Holy Magic yang bila diaktifkan akan meningkatkan semua status yang kumiliki hingga 10 kali lipat selama 10 menit.
“Heh, kau pikir aku akan kalah huh?”
Tidak mau kalah, Alexis segera mengaktifkan [Fire Magic-Fire Possession]. Tubuh Alexis segera terbakar dengan kobaran api yang sangat panas. Semakin lama, kobaran api ditubuhnya semakin membara seiring dengan jumlah mana yang dia tambahkan.
“Sherina, tolong serang aku dengan api milikmu”
“Kau bercanda?”
“Shery, lakukan apa yang dia minta dan bakar dia dengan sihir terkuatmu”
“Eh, oh, baik”
Dengan sedikit ragu, Shery menggunakan {Sacred Flame Magic-Flamethrower} pada Alexis. Semburan api kebiruan lalu menghantam tubuh Alexis. Bukannya melukainya, hal itu menyebabkan tubuh Alexis semakin membara. Api merah yang menyelimuti tubuhnya sekarang digantikan oleh api kebiruan.
Kemampuan khusus dari [Fire Possession] adalah untuk mengubah api milik musuh menjadi kekuatannya sendiri. Karena api milik Shery itu spesial, sudah pasti kekuatan Alexis sekarang meningkat drastis.
“Baiklah, ayo!”
“Yaa...!!!”
Aku dan Alexis segera menerjang langsung kearah Golem raksasa yang sedang melumatkan semua Petualang yang mencoba untuk menghadapinya.
Untuk serangan pembuka, aku menembakkan sihir [Light Magic-Plasma Cannon] dan [Light Magic-Sol Ray] kepada Golem itu, sedangkan Alexis sedang menyiapkan pedangnya untuk satu serangan kuat.
Sebuah bola cahaya ditembakkan bagai meriam dan dibelakangnya terdapat sinar cahaya yang mendorongnya maju sehingga kekuatan dan kecepatannya bertambah. Seranganku mendarat tepat dikepala Golem dan menimbulkan suara yang sangat keras.
Sayang, itu hanya sedikit memukulnya mundur tanpa meninggalkan satu lecet pun. Akan tetapi, itu sudah cukup untuk mengalihkan perhatiannya.
Alexis mengaktifkan rangkaian skill kesukaannya [Sword Skill-Savage Drop] [Sword Skill-Anger Slash] [Sword Skill-Sword of Anger] [Sword Skill-Wrath of Swordman] [Fire Magic-Fire Burst] [Fire Magic-Blaze Environment] dan menyerang tepat dikepalanya. Sontak, ledakan besar terjadi yang menyebabkan Alexis terhempas kebelakang. Setelah berputar-putar diudara, Alexis berhasil memperbaiki postur tubuhnya dan mendarat dengan aman.
Sedangkan untuk Golem, setelah menerima serangan dari Alexis, dia mundur beberapa langkah. Tubuhnya terbakar oleh api dan terdapat retakan diwajahnya.
“Shery! Sekarang!”
Atas perintahku, Shery segera mengaktifkan [Sacred Flame Magic-Explosion] dan seketika sebuah ledakan besar menghantam Golem itu hingga menutupinya dengan api kebiruan yang membara. Tanpa penundaan, aku juga ikut menambahkan serangan pada Golem itu.
Dengan serangan bertubi-tubi kami, postur Golem itu menjadi goyah dan ambruk ke tanah. Atau itulah yang kami kira. Bukannya ambruk, Golem itu merentangkan tangannya kedepan dan meletakkan kedua tangannya ketanah seakan mengambil pose sujud.
Dari punggungnya, dua buah meriam mulai bergerak sambil mengeluarkan suara berderit. Lalu, energi mulai terisi pada kedua meriam tersebut dan siap untuk ditembakkan.
“Noel!”
“Baik!”
Noel segera mengerahkan ketiga Holy Knight untuk melindungi kami. Aku dan Alexis segera mundur kebelakang bersama dengan yang lainnya.
Ketiga Holy Knight mulai memasang perisainya untuk mencegah serangan Golem itu mencapai kami. Sebagai tambahan, kami juga memasang skill pertahanan untuk jaga-jaga.
Aku segera mengaktifkan [Light Magic-Light Barrier] lalu disusul oleh Noel dengan [Water Magic-Water Shield] dan [Wind Magic-Aerial Protection] milik Eve.
Dinding cahaya, perisai air, dan penghalang udara muncul dihadapan Holy Knight untuk menambahkan perlindungan dari seranangan.
Tidak lama setelah itu, meriam Golem selesai terisi dan ditembakkan langsung menuju kami.
“Shriiiiinng”
Udara mendesing akibat serangannya dan gelombang kejutnya hampir menghempaskan kami. Jika saja tidak ada sihir pertahanan dan Holy Knight yang melindungi kami, sudah pasti kami akan langsung dimusnahkan.
Serangan dari meriam itu sangatlah kuat. Perisai yang kami kerahkan hancur satu persatu dan hanya meninggalkan satu Holy Knight sebagai garis pertahanan terakhir.
Seketika, [Danger Presence] milikku berteriak dengan keras. Aku segera memerintahkan mereka untuk menjauh selagi masih ada Holy Knight yang menghadang serangannya.
Dan benar saja. Tidak lama setelah kami menjauh, Holy Knight terakhir langsung hancur tanpa ada sisa sedikitpun. 
Tembakan meriam dari Golem itu lalu terus memanjang hingga jauh kebelakang sambil meninggalkan bekas luka terbakar pada permukaan tanah.
Tidak lama kemudian, serangan Golem itu akhirnya berhenti. Dua meriam yang ada dipunggungnya berhenti berdering dan kembali kebentuk asalnya.
Akan tetapi, ada sesuatu yang aneh. Sejak dia menembakkan meriam itu, Golem itu masih belum bergerak sedikitpun. Mungkinkah?
“Semuanya! Inilah kesempatan kita, serang Golem itu dengan sihir terkuat kalian!”
““Baik!””
Kami semua serempak mulai mengaktifkan skill terkuat kami, dan dengan waktu hampir bersamaan, kami menghujani Golem itu dengan serangan terkuat kami.
{Holy Magic-Way to Heaven} [Fire Magic-Last Flame] {Sacred Flame Magic-Blue Death}
[Water Magic-Water Stream] [Wind Magic-Wrath of the Wind]
Semua serangan terkuat kami berhasil menghantam Golem dengan sempurna. Dengan ledakan kuat, tubuh bagian atas Golem itu hancur beserta dengan inti yang ada di dadanya. Tepat setelah Golem itu runtuh, disitulah pertarungan panjang akhirnya berakhir dengan kemenangan kami.