DALAM PANAS YANG MEMBARA
(Translator : Dhien)

"… Penghancuran diri adalah impian lelaki."
"?… Hajime?"
"Hajime-san?
Hajime yang tiba-tiba menyeringai ketika sebuah sinar laser turun dari atas membuat Yue dan Shia memandangnya dengan ekspresi ragu. Selagi menggelengkan kepalanya memberitahukan mereka bahwa itu tidak apa, Hajime dibantu oleh mereka berdua dan entah bagaimana dapat melompat dan sampai ke tepian pulau tengah.
Magma di sekitar semakin menjadi kebih dan lebih mengamuk sejak Tio terbang pergi, dan tidak ada pijakan lain selain pulau tengah. Pulau tengah juga akan segera terlalap lava dalam 5 menit.
Yue menghalau laser kecil yang turun menggunakan Absolute Calamity (Malapetaka Absolut) selagi Shia mengayunkan Doryukkennya ke para Ash Dragon(Naga Abu) yang tidak sabaran dan menyerang langsung mereka, dan membuat mereka terjatuh ke dalam magma. Telah ada puluhan Naga Abu yang dikalahkan.
Kubah magma yang awalnya mereka lihat di atas pulau tengah telah menghilang, dan sebagai gantinya di sana mereka dapat melihat bangunan berwarna hitam pekat. Di sekitar bangunan itu adalah piringan yang mengambang beberapa sentimeter di atas tanah. Itu mungkin adalah hal yang biasanya digunakan untuk keluar dari jalan pintas yang dapat membuat langit-langit terbuka sebelumnya.
Selagi melihat para Naga Abu yang berusaha keras menghindari pilar magma yang tercurah keluar dan menyerang mereka, regu Hajime mendekati bangunan itu.
Sepintas, bangunan itu terlihat seperti bangunan tinggi tanpa pintu, tetapi ada sebuah bagian dari tembok yang memiliki ukiran yang sama seperti yang dimikiki 7 Dungeon Agung. Selagi berdiri menghadap ke bagian tembok itu, terbok tersebut tanoa suara meluncurkan regu Hajime masuk ke dalam bangunan. Mereka masuk ke dalam bangunan di saat yang bersamaan dengan aliran magma yang melahap pulau tengah. Sekali lagi, pintu tertutup tanpa suara dan menghentikan magma yang mencoba masuk tanpa celah sedikitpun.
Setelah memperhatikan pintu sebentar dan menyadari bahwa pintunya tidak meleleh ataupun bocor sedikitpun, regu Hajime bernafas lega. Mereka telah mengira sebuah tempat tinggal dibangun di sini dan dipersiapkan untuk kasus seperti itu  Oleh karena itu, hasilnya melegakan.
Untuk sementara ini, kita aman… Meskipun begitu, ruangan ini bahkan dapat menahan getaran juga…"
"Nn… Hajime, di sana."
"Sebuah lingkaran sihir."
Segera setelah Hajime masuk, Hajime terkejut karena tidak merasakan getaran besar yang terjadi. Yue yang ada di sampingnya meresponnya dengan mengacungkan jarinya. Hal yang ia tunjuk adalah sebuah formasi sihir yang indah dan rumit. Susunan sihir untuk Age of God Magic (Sihir zaman Dewa). Mereka saling mengangguk dan mendatangi formasi itu.
Seperti yang terjadi di <>, ingatan mereka mengalir keluar dengan begitu saja, mencari tahu bagaimana cara mereka menaklukkan dungeon. Lalu  setelah memastikan bahwa mereka menaklukkannya dengan memusnahkan semua Ular Magma, Sihir Zaman Kedewaan pun dipahat dalam ingatan mereka.
"… Begitu, jadi ini adalah sihir ruang."
"… Bibit untuk melakukan pergerakan instant."
"Ahh, seperti orang yang tiba-tiba muncul dari belakang bukan."
Sepertinya, Sihir Zaman Kedewaan yang berada dj <> adalah 'Sihir Ruang'. Sihir lain yang dapat berusan dengan hal-hal yang tak terduga. Meskipun ia tidak tahu apakah itu menteleportasikannya atau mendistorikan ruang supaya dia dapat bersembunyi, hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa itu sihir yang merepotkan. Bahkan serangan keduanya akan dapat mengenai Hajime jika bukan karena 'Pemutusan Masa Depan' milik Shia yang merupakan skll turunan dari 'Penglihatan Masa Depan'. Kerja yang bagus.
Di saat yang hersamaan dengan regu Hajime yang sedang menguasai sihir ruang, cahaya dari formasi sihir meredup dan shiiing, sebuah bagian dari tembok terbuka dan beberapa tulisan yang bersinar muncul di tembok depan mereka.
"Aku dengan tulus mengharapkan tekad kebebasan dari orang-orang di masa depan."
-- Naiz Guryuu-en
"… Simpel sekali."
Setelah melihat pesan itu, itu adalah kesan yang Hajime rasakan. Memperhatikan sekitar, dia menyadari bahwa tempat tinggal pendiri <> cukuplah suram. Perasaan dk mana seseorang tinggal di tempat seperti ini yang mirip dengan yang ada di Orcus, tidaklah dapat dirasakan. Itu adalah tempat yang benar-benar tidak ada apa-apa selain formasi sihir.
"… Sepertinya dia menyusunnya sendiri."
"Sepertinya Naiz-san tidak meninggalkan apapun selain sihirnya."
"Sekarang jika kuingat kembali, Naiz itu muncuk di dalam catatan Orcus. Dia sepertinya benar-benar orang yang pendiam."
Dengan Shia yang menyangga bagian kiri Hajime, Yue berjalan ke tembok yang memiliki bagian terbuka sebesar kepalan tangan dan mengambil kalung yang ada di dalam. Kalung itu mirip dengan bukti yang menandakan penakhlukkan dungeon lainnya, tetapi kalung bundar ini memiliki desain yang berbeda. Yue dengan tenang mengenakannya di leher Hajime.
"… Sekarang kita telah mendapatkan sihir dan buktinya. Berikutnya bagaimana cara kita keluar dari sini."
"… Apa Hajime ada ide?"
"Hajime-san pasti punya ide kan? Bagian luar mungkin telah sepenuhnya dipenuhi magma tahu."
Meskipun mereka mengatakan kekhawatiran mereka, tetapi tak sedikitpun perasaan tak enak terasa dari Yue dan Shia  Selagi merasa bangga dengan kepercayaan mereka berdua, Hajime mengatakan rencananya untuk kabur.
"Tentu, kita akan berenang di dalam magma."
"… Nn?"
"… Ulangi lagi?"
Sejauh ini informasi yang kurang membuatnya sulit dipahami, Yue dan Shia berpikir "Apa kepalanya terluka cukup parah?" Mereka berdua menanyakannya lagi khawatir dengan kepala Hajime 
"Aku akan menjelaskannya dengan benar, jadi jangan lihat aku seperti itu  Hmm, sebenarnya, aku telah menyiapkan sebuah kapal selam yang dapat digunakan dengan segera setelah kita meninggalkan bangunan ini. Ini adalah sesuatu yang kubuat karena kuoikir kita akan memerlukannya di <>. Sejujurnyq, aku agak khawatir apakah ini dapat menahan magma, tetapi perahu kecil yang sebelumnya baik-baik saja setelah kulapisi vajra, jadi aku mencobanya sendiri. Dan seperti yang diduga  sepertinya akan baik-baik saja."
"K-kapan kau sempat membuat itu…" Shia berkata kagum, dan kekagumannya juga dapat terlihat di mata Yue.
Sebenarnta, saat Freed mengatakan dia menghancuekan kunci bantunta  Hajime telah langsung mentransfer kapal selam dari Treasure Box-nya ke dalam magna  Dia telah memikirkan untuk menerobos paksa ke langit-langit bersama Tio jika itu meleleh. Tetapi karena tidak meleleh(menggunakan batu induksi sihir), dia tahu mereka akan dapat menyelamatkan diri meskipun tempat itu dipenuhi dengan magma.
Akan tetapi, karena skala gempa yang terjadi di dalam <> sungguh-sungguh berbahaya, bersama dengan berbagai hal yang runtuh terjatuh di berbagai tempat  akan sukit bagi mereka untuk lolos dengan lancar  Oleh karena itu, dengan batas waktu yang semakin mendekat bagi mereka untuk kembali ke Ancadi, mereka tidak dapat bersantai mencari rute penyelamatan. Dengan begitu  dia membiarkan Tio untuk lari mendahului mereka. Hal itu supaya Batu Serene dapat dibawa dalam batas waktu yang masih ada.
"Jalur penyelamatan tentunya adalah jalan pintas yang ada di langit-langit. Yue, kuserahkan pelindungnya kepadamu sanpai kita dapat masuk ke gerbang pelayaran kapal selam. Kau dapat melakukannya kan?"
"Nh,… serahkan padaku."
Mengangguk ke ucapan Hajime, Yue berkonsentrasi dan membuat tiga lapis sihir 'Divine Interruption'(Interupsi Ilahi). Pelindung yang bersinar menyelimuti ketiga orang kelompok Hajime. Mereka bertiga saling mengabgguk dan berdiri di hadaoan pibth  Setelahnya, pintu yang terhubung ke bagian luar yang dipenuhi dengan magma yang mendidih, terbuka.
Bang! Sebuah suara dengan segera terdengar dan arus membara dari magma mengalir masuk ke dalam ruangan. Dan meskipun 'Divine Interruption' memang dapat melindungi mereka dari magma, tetapi pandangan mereka dengan segera berubah menjadi warna merah membara. Selagi tenggelam dengan pemandangan magma yang sulit dipercaya, meskipun mereka telah mempersiapkan diri, kelompok Hajime masihlah kehilangan kata-kata. Dan meskipun ada pepatah yang mengatakan 'dunia itu luas', mungkin tidak ada seorangpun selain regu Hajime yang pernah mengalami pemandangan seperti ini.
"Di luar tidak apa-apa. Ayo pergi!"
"Nh."
"I-iya!"
Dengam instruksi Hajime, mereka bertiga perlahan pergi keluar. Dan meskipun itu adalah ruangan tertutup yang mereka tidak tau apapun tentang itu, seperti yang Hajime katakan, setelah sampai dengan 'Divine Interruption', mereka dengan segera berdiri di tempat yang mereka ketahui itu adalah gerbang. 'Selagi Yue mengatur pelindungnya  mereka sampai tepat di depan pintu bawahan, mereka bertiga pun akhirnya dapat menaiki kapal selam. Dan secara naluri, regu Hajime pun merasa tertenangkan.
Dan di saat itu,
DOOORUUUUUUUNNNG!!!
Sebuah gempa yang jauh lebih besar menyerang sekitar mereka. Magma dengan segera mengalir ke satu arah dengan momentum yang luar biasa besar. Kapal selam tersapu oleh arus yang deras. Di dalam  regu Hajime seolah merasa sedang di dalam mixer karena mereka berputar-putar ke segala arah.
"Guwah!?"
"Nnya!?"
"Hau!? Sakit!"
Masing-saing dari mereka tubuhnya terlempar keluar dari tembok dan berteriak. Yue dengan segera mengaktifkan 'Absolute Calamity', menggunakan bola kecil, hitam, berpusar yang menarik mereka dan entah bagaimana mereka dapat keluar dari situasi yang seperti mengocok mereka.
"F-Feww. Terimakasih, Yue."
"Terima kasih banyak, Yue-san."
Nn… yang lebih penting."
Yue menggerakkan'Absolute Calamity' dan membawa Hajime ke tempat yang sepertinya merupakan kjrsi oengendali. Hajime memasok kekuatan sjhirnya dan menciva mengendalkkan kapal selam di dalam kental dan derasnya aliran magma, tetapi seperti yang dia pikirkan, kemudinya tak dapat dia kendalikan.
"Cuh, jika ini adalah sebuah erupsi maka kita akan berubtung jika terlemparkan keluar."
"… Apa ada hal lainnya?"
Ekspresi pahit Hajime membuat Yue memiringkan kepalanya.
"Ah. Aku telah memasang batu tertentu seperti yang ada di Cross Bits sebagai petunjuk arah di dalam magma. Aku tahu arah jalan pintasnya di langit-langit dari Cross Bits yang meledak saat pergi keluar, tapi… aliran arusnya berlawan dari arah jalan keluar."
"Eh? Apa artinya kita menyelam ke bawah tanah?"
"Yah, dibanding menyelam ke bawah tanah, ini lebih tepat seperti sedang bergerak secara diagonal… Sekarang, aku penasaran kemana itu terhubung… Yue, Shia. Bagaimanapun kita tidak dapat kembali dengan segera. Tidak ada yang dapat kita lakukan selain mengikuti arus."
"Ekspresi tegas Hajime membuat Yue dan Shia menenangkan mata mereka dan mendekat padanya dengan tenang.
"… Aku akan selalu ada di sisimu sampai akhir. Aku tidak akan protes selama hal itu terpenuhi."
"Fufu… Secara harfiah, bahkan jika itu di dalam api dan air, eh. Aku juga, aku akan pergi ke mana pun selama dapat bersama dengan kalian berdua!"
"… Begitu. Aku juga sama."
Hajime menjadi tenang dan membalas senyum mereka berdua.
Regu Hajime saling mendekat di dalam kapal selam selagi mereka tersapu oleh arus yang membara.
***
Di saat regu Hajome tersapu oleh magma di bawah tanah ke tempat antah berantah, sebuah bayangan terbang dengan labil di atas pasir coklat <>.
Tak perlu dikatakan lagi, itu adalah Tio yang menjadi Naga.
"Ugh… ini agak buruk… sebagai lambang cintq  ini adalah nafas yang memalukan… tak ada jalan lain. Master, maaf tentang ini."
Dengan dipaksa untuk menembus keluar, Tio terpapae sejumlah besar laser beracun yang mengakibatkan memperparah lukanya. Dengan begitu, penilaiannya mengatajan ia akan pingsan sebelum sempat sampai ke Ancadi, Tio meminta maaf ke Hajime untuk mengeluarkan dan menggunakan sebotol kecil obat spesial, Air Suci dari dalam Treasure Box tanpa permisi.
Meskipun ia telah mengkonsumsi sejumlah besar kekuatan sihir dari nafas semburan yang ditembakkan secara beruntun, melebihi batas tubuhnya, dan memaksakan kemampuan terbangnya, ia kini sudah cukup pulih. Terlebih lagi, meskipun lukanta tidak sembuh dengab segera, setidaknya itu dapat mengurangi efek racun.
Setelahnya, ia terbang untuk beberapa jam dan akhirnya ia dapat melihat Ancadi dalam jarak pandangnya. Jika ia terus terbang seperti ini, orang-orang dari menara penjaga ajan dapat melihat oenampilannya. Untuk sejenak, Tio berpikir untuk melepaskan wujud naganya atau tifak. Akan tetapi, ia berpikir tentunya berada dalam wujud naga dalam perjalanan bersama Hajime adalah hal yang dibutuhkan, karena pria dari ras iblis bernama Freed sepertinya masih hidup, ia memutuskan untuk melakukannya secara terang-terangan.
Juga, kampung halamannya yang tersembungi bukanlah sesuatu yang dapat ditemukan dengan gampang. Meskipun jika secara kebetulan itu ditemukan, kaum Ryuujin tentunya tidak akan membiarkannya begitu saja. Disamping itu, jika hak itu berubah menhadi mimpi buruk(persekusi( seperti yang terjadi 500 tahun lalu, Hajime tentunya akan meminjamkan kekuatannya jika ia meminta bantuan. Bagaimanapun Hajime adalah orang yang baik ke kawannya.
Selagi berpikir demikian, ia akhirnya hanya berjarak beberapa kilometer dari Ancadi. Dari apa yang dapat ia lihat, menara penjaga sedang dalam keributan. Oleh karena itu, karena akan menjadi yang merepotkan jika diserang karena kesalahpahaman, Tio memutuskan untuk berjalan ke gerbang masuk dan mendarat sedikit jauh dari gerbang.
ZIIIIIIIIIIIIIIIIIP!
Pasukan Ancadi dengan formasi seadanya bergerak ke arah Tio yang mendarat dan membuat debu pasir berterbangan. Jika dilihat ke atas tembok, banyakk prajurit yang sedang berdiri dengan panah ataupun tongkat berukirkan mantra sihir di tangan.
Debu yang berterbangan pun mulai sirna. Dapat terdengar suara para pqsukan yang menelan ludah mereka karena gugup. Akan tetapi, apa yang muncul di pasir adalah seorang wanita cantik, bermqta emas dan berambut hitam yang terlihat sangat kelelahan, hal itu membuat para prajurit saling memandang kebingungan.
Di antara para prajurit yang kebingan, seorang gadis muncul. Ia adalah gadis yang rambutnya hitam seperti Tio, Kaori  Di belajangnya, para prajurit dan anak dari sang Lord, Viz, mengatakan bahwa ia berbahaya, tetapi Kaori mengabaikannya dan ia berlari cepat ke arah Tio yang berlutut terengap-engap.
Mendengar laporan dari menara oenjaga dan mengetahui bahwa Tio adalah dari kaum Ryuujin, Kaori menduga Hajime telah kembali dan lari dengan terburu-buru.
"Tio! Kau baik-baik saja!?"
"Huh, Kaori… ugh, daku lumayan tidak apa-apa. Daku hanya agak lelah."
Ekspresi Kaori berubah ketika melihat tubuh Tio yang dipenuhi luka dan terlihat sangat kelelahan  Ia dengan segera berlutut di dekatnya dan memerika kondisinya dengan terburu-buru. Ketika ia tahu bahwa ada racun yang tidak diketahui ada di tubuh Tio, ia dengan segera mengaktifkan sihir detoksifikasi dan pemukihan di saat yang bersamaan.
"Bagaimana bisa… racun ini disembuhkan…"
Akan tetapi, bahkan ubtuk Air Suci saja butuh waktu ubtuk mendetoksifikasi racun laser  Oleh karena itu, sihir Kaori tidak dapat mentembukannya. Akan tetapi, neskipun wajah Kaori terlihat buruk, Tio telah cukup terpukihkan berkat Air Suci yang sebelumnya dan sihir pemulihan Kaori yang luar biasa  Ia mengatakan ke Kaori dengan tersenyun, "Tak ada yang perlu dikhawatirkan, racun ini akan sembuh dengan segera," selagi mengelus kepala Kaori.
Menebak bahwa memang tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan dengan menilai dsri ekspresi Tio, Kaori menjadi tenang dan tersenyum lega. Selanjutnya, ia melihat ke sekitar dan ekspresinya perlahan berubah menjadi tak mengenakan.
"Tio… um, bagaimana dengan Hajime dan 2 irang lainnga? Apa hanya engaku? Juga, erupsi… itu…"
"Tenang, Kaori. Daku akan menjelaskan senuanya, tapi pertama-tama, suruh para orajueit di belakangmu untuk tenang dan bawa aku ke tempat di mana kita bisa berbicara."
"Ah, nn, baiklah."
Baru sekarang Kaori mentadari para prajurit yanh kebingungan di belakangnya dan oleh karena itu dia mengangguk degan kuat mskipun ekspresinya terlihat tidak enak. Ekspresi Tio yang tidak mengandung kesedihan juga salah satu yang membuat Kaori menjadi tenang.
Kaori berlari kembali ke Viz, para prajurit dan Randzi yang juga datang. Menjelaskan situasinya, ia membawa Tio ke tempat di mana mereka dapat berbicara dengan tenang.
***
"Jadi, tentang Hajime-kun dan 2 orang lainnya…"
"Hmm, mereka pasti akan kembali dengan segera. Bagaimanapun, Master tidak berpikir untuk menyerah. Dan meskipun aku tidak mendengar apapun karena tak memiliki waktu untuk itu, Master pasti memiliki rencana untuk menyelamatkan diri."
Mendengar apa yang terjadj di <>, Kaori menjadi pucat selagi mengkepalkan tangannya dengan erat. Perasaan tak enak yang ia rasakan sejak ia dan masyarakat Ancadi melihat erupsi besar yang membumbung.
Tio dengan tenang menaryg tangannya di atas Kaori yang mengepalkan kuat tangannya dan terlihat dapat pingsan sewaktu-waktu. Setelahnya ia memperhatikannya dengan pandangan yang kuat 
"Kaori. Daku ada pesan dari Master."
"Dari Hajime-kun?"
"Mhm. Sebenarnya ini untukmh dan Myuu… 'Aku akan menemui kalian nanti', itu yang Master katakan."
Kaori berpikir itu sesuatu yang seperti 'Aku pasti akan kembali' ataupun 'Jangan Khawatir' atau kalimat sejenis untuk meyakinkan Kaori dan Myuu. Akan tetapi, kalimat cuek itu seolah mengatakan 'Aku akan pergi ke minimarket sekarang, jadi ayo bertemu lain kalin,' membuat Kaori benging dengan mukut terbuka 
Hal yang terlintas dalam benaknya adalah sosok Hajime yang mengeluarkan seringai tanpa takutnya dan mengatakan, 'Hal seperti ini bukan apa-apa jika aku mulai serius tahu?" Itu adalah sosok meyakinkan yang akan melewati situasi sesulit apapun dengan sambil tersenyum. Selagi ia dengan alami membayangkan sosoknya, Kaori tersenyum dengan masam karena itu adalah pesan yang paling dapat meyakinkan dibanding kata-kata keras yang tak terampil.
"Begitu, kalau begitu itu tidak apa-apa, huh."
"Mhm, tidak peduli sesulit apa situasi terlihat, Master pasti akan kembali seperti tak ada apapun yang terjadj  Itulah yang daku percaya…"
"Un… Hajime akan baik-baik saja. Itulah kenapa, aku akan melakukan hal yang kubisa di sini."
"Itu benar. Daku juga, pasti akan menolongmu "
Mengingat bagaimana Hajime telah menghilang di Dungeon Agung.l, Kaori berpikir Hajime pasti akan baik-baik saja, dan seperti Tio, ia mempercayainga sambil mengkepalkan tangannya dengan kuat. Kaori berdiri, dan ia telah memiliki ketegasan di matanya untuk mengobati orang-orang lemah yang tekah dibagikan bubuk dari Batu Serene oleh kelompok Randzi sebelumnya.
Setelahnya, mereka menjelaskan situasinya ke Myuu yang dipercayakan ke putri sang Lord, Airi(14 tahun), di istana. Dan meskipun Myuu akan menangis karena papa Hajimenya tidak kembali, Tio mengatakan padanya kalau anak Hajime tidak boleh gampang menangis, jadi ia pun menahannya dengan pipi menggembung.
Meskipun Myuu berasal dari kaum Penghuni Lautan, mengetahui bahwa ia adalah kawan perjalan sang Utusan Dewa, Kaori dan orang-orang setelah menjaganya untuk beberapa waktu mereka terkalahkan oleh keimutan Myuu. Khususnya Airi, yang dilarang untuk pergi keluar karena kondisinya yang lemah, sangat senang dengan kehadiran Myuu.
Meskipun masih ada situasi tentang Tio yang merupakan berasal dari kaum Ryuujin, Randzie dan yang lainnya tidak membuat keributan besar tentang hal itu karena mereka masih ragu, hal itu tidak mengubah bahwa ia adalah penyelamat kerajaan, mempertaruhkan nyawanya untuk membawakan mereka Batu Serene.
Kaori dan yang lainnya menyembuhkan oasien satu-persatu, tetapi kelompok Hajime masih belun kembali meski dua hari telah berlalu, lalu ekspresi mereka pun perlahan menjadi gelap. Tio telah mencari jejak apapun dari regu Hajime sepanjang rute ke <> beberapa kali, tetapi ia dalam kebingungan karena tak menemukan apapun.
Kemudian, setelah tiga hari berlalu sejak kembalinya Tio, Kaori membuat usulan ke Myuu dan Tio.
"Kupikir sudah tidak ada lagi pasien yang vutuh oerawatanku sekarang  Mereka hanya butuh istirahat setelah inj, jadi bukan masalah untuk menyerahkannya kepada anggota petugas pusat kesehatan. Itulah kenapa… ayo pergi mencari Hajime dan yang lain."
"Papa? Kita akan bertemu dengan papa?"
"Hmm, engkau benar. Daku juga berpikir ini saatnya kita melakukan pergerakan."
Myuu dengan senang menyandarkan tubuhnya ke ucapan Kaori selagi Tio menyetujuinya dengan ekspresi bersemangat.
"Tetapi, kupikir bagaimanapun kita tidak dapat membawa Myuu bersama ke <>."
"Engkau benar. Jika tidak, tak ada artinya bagi Master untuk mempercayakan Myuu ke tempat ini. Selain itu, erupsi yang terjadi sebelumnya membuatnya sulit untuk melakukan pencarian dengan aman."
"Yah, kupikir begitu juga. Makanya aku berpikir untuk pergi ke Elisen terlebih dahulu untuk mengembalikan Myuu-chan ke mamanya "
"Funu, itu memang ide yang bagus… Yup. Kalau begitu, akan lebih baik untuk kalian menaiki punggungku. Kalau hanya untuk ke Elisen, daku bahkan tidak butuh sehari untuk ke sana. Kita akan sampai di sore hari jika kita berangkat di pagi hari."
Jalannya perbuncangan membuat banyak bunga '?' bermekaran di atas kepala Myuu. Setelah Kaori menjelaskan ke Myuu dalam kalimat yang mudah dimengerti, Myuu membuat ekspresi sedih karena mereka tidak pergi untuk menemukan Hajime. Akan tetapi  ia juga ingin menemui ibunya. Setelah mereka berdua memberitahukannya bahwa mereka akan menunggu papa Hajime bersama dengannya, entah bagaimana Myuu menyetujuinya dengan enggan. Bagimana Myuu menyeimbangkan ibu kandungnya dengan papanya membuat Kaori dan Tio hanya dapat tersenyum masam.
Hari berikutnya, selagi diperhatikan oleh sang Lord yang sepertinya ingin menahan mereka, dan Viz dengan pandangan gelisahnya, Kaori dan Myuu dan ke atas punggung Tio yang menjadi naga dan pergi ke arah barat. Daro belakang, ucapan terimakasih dan nama Kaori terdengar dengan meriah dari orang-orang.
Memikirkan orang terkasihnya yang menghilang sekali lagi, Kaori bersumah untuk benar-benar menemukannya kembali, dan ia pun memandang lurus ke depan. 
Setelahnya, mereka tak pernah berpikir untuk begitu mudah dipersatukan kembali dengan Hajime…