DUNGEON WAVE
(Author : Rafli Sydyq)

    Melewati kios-kios yang berjejer di sepanjang jalan, kami berjalan dengan santai menuju pintu masuk Dungeon.
Disana, terdapat antrian panjang Petualang yang berbaris menunggu giliran mereka. Karena ruangan Dungeon tidak terlalu lebar untuk dimasuki banyak orang disaat bersamaan, maka Petualang yang ingin menjelajahinya harus rela mengantri dalam satu barisan.
Iseng menggunakan [Identify] aku bisa mengetahui kalau sebagian besar Petualang yang mengantri adalah Pemain. Dan dilihat dari segi kekuatan, aku memperkirakan kebanyakan dari mereka adalah Petualang peringkat C keatas.
Meskipun di game ini tidak ada sistem level, Pemain masih harus menantang Dungeon jika mereka ingin mendapatkan material atau skill khusus yang hanya terdapat di dalam Dungeon.
Pada saat kami dengan sabar mengantri menunggu giliran, saat itulah hal itu terjadi.
“Waaaveeeee....!!!!”
Tiba-tiba saja terdengar suara orang berteriak dari dalam Dungeon. Tidak lama setelah itu, terlihat pemandangan para Petualang yang sedang panik berlari dengan putus asa menjauh dari Dungeon.
Mengikuti dari belakang, terdapat lusinan hingga ratusan Golem dan Chimera merembes keluar dari dalam Dungeon. Sontak, semua orang menjadi panik dan berlarian tanpa arah.
Tidak salah lagi ini adalah Dungeon Wave. Sebuah event khusus dimana Makhluk Buas dari dalam Dungeon bergerombol keluar dan menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Disaat BETA, hal ini telah terjadi sebanyak dua kali.
“Alexis”
“Ya”
Aku dan Alexis segera bergegas maju untuk menghadapi serbuan Makhluk Buas. Banyaknya orang berlari mencoba menjauh dari Dungeon, membuat langkah kami sedikit tertunda.
“Kalian jangan panik! Angkat senjata kalian dan hadapi Makhluk Buas itu, jangan sampai mereka membuat kekacauan lebih dari ini”
Aku tidak tau siapa yang mengatakan itu, tapi hal itu menyadarkan para Petualang dan membuat mereka bergerak untuk menghentikan serangan para Makhluk Buas.
Aku menerapkan sihir [Light Magic-Pure Body] untuk memperkuat diriku. Tidak lupa, aku juga mengaktifkan [Sharp Edge] dan [Hardening] yang tertanam pada pedang dan gauntlet ku.
Sementara itu, Alexis mengaktifkan skill yang membuat dirinya berkobar dengan api yang menyelimuti tubuh dan pedangnya. Dia langsung menerjang masuk dan menebas Golem yang ada dihadapannya dengan brutal.
Berbeda dengannya, aku mendekat sampai batas tertentu dan saat terasa sudah pas, aku mengaktifkan sihir ku [Light Magic-Sol Ray] Sebuah jalur cahaya tercipta dan menembus langsung menuju inti Golem dan menghancurkannya. Kelemahan paling utama dari Golem adalah inti sihir yang membuatnya bergerak. Jika kau hancurkan itu, maka Golem itu akan kehilangan sumber tenaganya dan akan berhenti bergerak.
Aku menebas Chimera berbentuk kambing dengan sayap kelelawar menggunakan [Sword Skill-Heavy Slash]  hingga terbelah dua, dan melayangkan tinjuku tepat pada wajah Golem dengan menggunakan [Martial Skill-Straight Shoot] hingga menghancurkannya.
Disaat jumlah Makhluk Buas semakin banyak, tiba-tiba saja ditengah medan perang terdengar suara petikan senar dan suara wanita yang sedang bernyanyi. Tidak lama setelah itu, tubuhku terasa lebih ringan dan kekuatan terasa mengalir keluar.
Tidak salah lagi itu adalah salah satu skill milik Eve [Magic Song-Song of Sparta]. Tidak hanya diriku, para Petualang yang ada juga merasakan peningkatan status dan mulai bertarung dengan penuh semangat.
Ditengah para Petualang yang sedang bentrok dengan Makhluk Buas, terdapat tiga sosok Dark Knight yang juga ikut bertarung. Sudah dipastikan kalau mereka adalah milik Noel.
Ditengah hiruk-pikuk pertempuran, terdapat puluhan sihir yang berterbangan dan menghantam Golem dan Chimera dan ganas. Diantaranya terdapat bola api yang bernyala kebiruan. Tidak perlu ditanyakan lagi itu adalah milik Shery.
Dengan [Martial Skill-Three Stars] aku melepaskan tiga pukulan beruntun yang langsung menghancurkan Golem yang ada dihadapanku hingga keintinya. 
Aku juga mengaktifkan [Sword Skill-Aura Slash] dan melayangkan sebuah tebasan yang menghasilkan sebuah pedang tak kasat mata dan memenggal Chimera dengan kepala anjing menjadi dua, serta meninggalkan bekas luka dalam pada tubuh Golem yang ada dibelakangnya.
Dikejauhan, aku bisa melihat Alexis yang sedang menciptakan sebuah pusaran api yang menelan Golem dan Chimera yang ada disekitarnya dan membakarnya hingga hangus.
Melihat banyak Petualang yang ada disekitarku terluka, aku mengaktifkan [Light Magic-Area Heal] sontak, tubuh para Petualang yang ada disekitarku mulai bercahaya putih dan seketika semua luka mereka menutup. Aku melakukan semua itu agar mereka masih bisa bertempur dan pihak kami tidak akan kekurangan kekuatan tempur yang berharga.
Aku terus menembakkan [Light Magic-Radiance Lance] yang menciptakan puluhan panah cahaya yang menusuk tubuh Makhluk Buas yang ada dihadapanku, sedangkan pisau cahaya dari [Light Magic-Radiance Cutter] membelah tubuh mereka menjadi dua.
Aku terus bertarung hingga MP yang kumiliki hanya tersisa sekitar 60%. Gelombang serangan Makhluk Buas mulai surut dan aku bisa sedikit bernafas.
Tapi, sayangnya kelegaan itu tidak bertahan lama. Dari dalam Dungeon, muncul enam sosok raksasa.
Tiga diantaranya adalah Golem yang seharusnya menjadi boss dilantai 10, 20, dan 30. Sedangkan sisanya adalah Chimera yang seharusnya menjadi boss dilantai 5, 15, dan 25.
“I-ini tidak mungkin”
“Mustahil, bagaimana boss bisa keluar dari ruangannya”
Para Petualang mulai berteriak putus asa. Yah, aku tidak bisa menyalahkan mereka. Biasanya mustahil untuk boss Dungeon untuk keluar bahkan selangkah dari ruangannya. Tapi, sekarang ada enam dari mereka keluar secara bersamaan.
“Alexis! Kuserahkan para Chimera itu padamu!”
“Hah! Baiklah, tapi pastikan kau mengurus para Golem itu dengan baik!”
Setelah memutuskan target kami, aku melihat api yang menyelimuti tubuh Alexis semakin berkobar dengan ganasnya. Dan dengan kobaran api yang menyelimutinya, dia menerjang maju dan menebas para Chimera yang menjadi targetnya.
Karena aku yakin Alexis sudah lebih dari cukup untuk mengatasinya, sekarang aku hanya perlu berurusan dengan tiga Golem yang ada dihadapanku.