KULTUS IBLIS DAN PENYUSUPAN KE DALAM WISMA 
(Translator : Hikari)

Setelah kami menyelesaikan quest yang kami ambil, kami secara otomatis menerima bagian berikutnya dari quest berantai ini.
Akan tetapi, karena aku sudah mendapatkan 50 Quest Chip saat menyelesaikan quest ini, aku tidak perlu lagi menyelesaikan quest ini. Aku tidak perlu, tapi…
"Quest pengawalan ini benar-benar pengalaman yang berharga. Terima kasih semuanya. Aku akan per——"Yun, ayo bicara sebentar dengan yang lainnya sebelum kau log out."——Cih, tidak bisa kabur, ya."
Aku ingin log out sealamiah  mungkin dan kembali ke kehidupan sehari-hariku, tapi Taku menyambar bahuku dan menghentikan kepergianku.
"Aku tahu kau tidak ada niatan untuk melanjutkan quest ini, Yun."
"Kalau begitu, kenapa kau menghentikanku pergi?"
"Coba pikirkan ini sebentar. Banyak player yang telah mencoba untuk menyelesaikan quest ini tapi tidak berhasil. Ini sangat sulit dan tentu saja, hadiahnya pasti bagus. Ayo bicarakan sambil mempertimbangkan hal itu."
Berdiri di depan Taku, aku fokus mendengarkan.
"Pertama, kalau kau ikut dengan kami, kau akan mendapatkan Quest Chip yang cukup bagus dan item yang sesuai dengan tingkat kesulitan quest."
Taku membuka menu­nya dan menunjukkan hadiah untuk quest berantai CQuest – Penghancuran Tempat Persembunyian Kultus Iblis yang kami terima.
Itu adalah 20 Quest Chip untuk setiap anggota party dan hadiah misterius yang ditampilkan sebagai ???.
Tidak hanya hadiahnya memberikan lebih banyak Quest Chip daripada raid quest multi-party, hadiah misteriusnya cukup menggelitik hati gamer untuk membuat mereka bergegas menyelesaikan quest.
Melanjutkan, Taku mengatakan kondisi yang kurang menarik untuk quest ini.
"Sedangkan untuk kekurangannya, itu adalah tingkat kesulitan yang tinggi dan membuat kita menghabiskan cukup banyak waktu untuk menyelesaikannya."
"Dengan kata lain, kalau kita menantang quest ini dan gagal, kita hanya membuang-buang waktu."
Minute berkata dan Taku mengangguk menanggapi.
Memang benar, tidak peduli seberapa spesialnya hadiah itu, jika sebuah quest memerlukan waktu seminggu penuh, tidak hanya kami tidak akan mendapatkan keuntungan dari itu, tapi kami akan merugi. Dengan mengumpulkan 3 Quest Chip sehari, kami bisa mendapatkan 21 chip dalam seminggu sebagai gantinya.
Yah, itu tergantung dari hadiah misteriusnya, tapi terlalu memakan waktu untuk satu quest tetaplah kerugian besar.
"Karena itulah aku ingin semua orang memutuskan apakah kita akan menggunakan sisa waktu yang kita punya untuk menyelesaikan quest ini atau tidak."
"Yeah! Aku ingin mencoba melakukan quest ini!"
Gantz tidak menunjukkan tanda-tanda berpikir sebelum menerima usulan untuk melakukan quest ini. Sementara aku takjub dengan kecepatan reaksinya, Kei berbagi pendapatnya.
"Aku ingin melanjutkan quest ini juga. Akan tetapi, apa perlu mengkalkulasikannya seperti itu? Kita bisa memutuskan tengat waktunya, dan menghentikan kemajuan quest begitu kita mencapainya untuk menyelesaikan quest lain yang belum kita kerjakan."
Apa yang dia katakan sangatlah membantu, Minute dan Mami-san setuju dengannya dan menyetujuinya.
Dan kemudian, Taku berbicara padaku sesudahnya.
"Jadi, bagaimana denganmu, Yun?"
"Aku akan——"
Aku memejamkan mata untuk berpikir.
Awalnya aku tidak ada niatan untuk melanjutkan quest ini, tapi aku merasa ingin mencobanya karena ini adalah quest berbatas waktu.
Juga, untuk membuat Mega Potion dan MP Pot untuk Atelier, aku harus meningkatkan jumlah Mystic Medicinal Grass dan Mystic Spirit Grass bagaimanapun juga.
Yah, quest yang berkaitan dengan Mixing dari toko obat Obaba dan quest pengiriman di sekitar kota bisa diselesaikan dalam kurun waktu yang cukup singkat. Sekalipun kami tidak menyelesaikan quest itu, aku sudah punya cukup Quest Chip juga. Tidak perlu terburu-buru.
"Baiklah, aku akan membantu. Akan tetapi, kalau kita sampai pada titik yang jelas di mana kita tidak bisa menyelesaikan quest ini, aku akan menyerah."
"Bagus sekali! Sudah diputuskan! Kalau begitu, ayo bubar untuk hari ini, kita akan menantang quest ini mulai besok."
Aku mungkin sedikit terburu-buru membuat keputusan, pikirku dan log out untuk hari ini.
Hari berikutnya——aku log in  ke dalam OSO segera setelah pulang dari sekolah dan muncul di ruang kerja Atelier. Aku melintasi bagian toko ke jalan utama, menuju ke tempat tertentu.
Itu adalah alun-alun gereja, tempat di mana aku pertama kali bertemu Myu dan Sei-nee saat OSO pertama kali dimulai.
Taku dan yang lainnya sudah ada di sana.
"Maaf, apa aku terlambat?"
Aku membuka menu untuk mengecek waktu, tapi sepertinya aku tepat waktu untuk pertemuannya.
"Halo, Yun-chan. Semuanya datang terlalu awal."
Berkata demikian, Minute menyambutku dengan seulas senyuman.
"Baiklah kalau begitu, ayo lakukan questnya. Kita mengumpulkan beberapa info dari player lainnya yang mencobanya lebih dulu. Pertama-tama, kita akan ke tempat yang ditunjukkan item petanya."
Taku berkata begitu. Semua orang melihat Peta ke Persembunyian Kultus Iblis, sebuah tempat di bagian Barat Laut Kota Pertama yang ditandai di peta sederhana itu.
"Um…apa ini tempatnya?"
"Ya."
Saat kami tiba di tempat yang ditunjukkan peta itu, kami melihat sebuah wisma mewah berdiri di sana.
Meskipun ini sama besar dengan wisma mewah klien NPC Bangsawan yang kami masuki di quest pertama, tapi entah bagaimana wisma ini memiliki suasana terlantar.
Gerbang utamanya terbuka lebar, tapi player yang berkumpul tidak memasukinya dan malahan menjelajahi bagian luar wisma tersebut.
"Hei, apa mereka semua…?"
"Mereka semua mungkin adalah player yang menerima quest yang sama, ya 'kan? Tapi sepertinya mereka tidak bisa memasuki tempat ini."
Ada banyak player kira-kira lebih dari enam party dan mereka semua mati-matian mencari jalan untuk masuk, tapi sepertinya tidak ada seorang pun yang berhasil memasuki Persembunyian Kultus Iblis.
"Ada apa? Ini adalah lokasi yang ditandai di peta, 'kan?"
"Yah, itu karena bagian pertamanya adalah "menyusup ke dalam persembunyian". Item seperti ini tidak akan dibutuhkan kalau mudah untuk dimasuki.
Sementara Taku bergumam begitu, ada player di depan kami yang mencoba memanjat pagar besi di sekitar wisma tersebut untuk masuk, tapi bersamaan dengan suara sebuah bel, mereka semua berhenti bergerak dan terjatuh.
Berikutnya, NPC bertudung hitam yang muncul sebagai si Pengikut Kultus muncul dari persembunyian untuk membawa para player itu dan menjatuhkan mereka di luar gerbang.
Pada saat itulah, pembatasan pada player pun hancur dan mereka terlihat sangat frustrasi.
"Kalau kau melakukan usaha terang-terangan seperti itu atau kau ditemukan, bel akan berbunyi dan para player jadi tidak bisa bergerak serta quest pun secara paksa dianggap gagal."
"Tidak adakah yang bisa dilakukan mengenai keadaan tidak dapat bergerak itu? Seperti membuat persiapan melawan status buruk."
"Tidak. Kelihatannya satu-satunya cara untuk mencegah hal itu adalah dengan mengalahkan si pengikut yang membunyikan bel tersebut."
"Kalau begitu, bagaimana caranya kita mengalahkan mereka yang membunyikan bel itu?"
"Tidak ada yang tahu di manakah mereka dan pergerakan kita dikunci begitu kita melewati pagar besi."
Ini adalah sebuah game, pasti ada cara untuk melewatinya, pikirku saat mendengar itu. Menyadari apa yang kupikirkan, Taku berkata,
"Saat ada jalan bagi seorang pahlawan penyelamat negara membiarkan dirinya ditemukan mencoba memasuki sarang bandit dan menyerahkan dirinya sendiri untuk dibawa masuk ke dalam sarang itu dan dikunci dalam penjara, kau tidak begitu saja pegi "tebas mereka semua!", ya 'kan?"
"Seperti yang kau katakan, Pak."
Mendengar Taku berkata begini, aku secara refleks membayangkan aksi seaneh itu dilakukan oleh pahlawan yang masih mentah.
Sementara itu, Gantz dan yang lainnya terlihat geli dengan percakapan kami saat aku bisa mendengar suara tawa tertahan mereka.
"J-Jangan tertawa!"
"Yah, sepertinya ada banyak cara untuk memasukinya. Ayo mencobanya."
Bagaimanapun, kami harus menyelinap ke dalam persembunyian itu dulu.
"Berdasarkan bagaimana quest ini kelihatannya, ini akan dibagi jadi beberapa langkah. Penyusupan ke dalam persembunyia, pencarian dalam persembunyian, dan mungkin melawan boss. Kurasa akan memerlukan waktu seharis untuk setiap langkahnya."
"Hmm…"
Aku mengerang saat mengamati dari jauh ketika para player itu mencoba menyusup ke dalam wisma.
Pada dasarnya, semua player yang masuk itu pergerakannya dihentikan oleh suara bel yang datang dari dalam.
Juga, saat bel berbunyi ketika salah satu player mencoba melewati pagar besi, dua player lainnya melesat melewati gerbang. Salah satu dari mereka dihentikan oleh suara bel, tapi yang lain sepertinya antara memiliki equipment atau Sense jenis Concealment atau Recognition Inhibition ketika bel itu berbunyi sedikit lebih lambat untuknya.
Dengan kata lain, bel itu berbunyi untuk setiap penyusup secara terpisah dan semua orang hanya menerima efek dari setiap belnya masing-masing.
"Jadi, bagaimana kalau kita mencari rute penyusupan lainnya? Saat kita kemarin berpisah, aku datang ke sini dan menemukan beberapa pintu masuk."
"Tempatnya seperti apa?"
"Ada beberapa. Salah satunya dengan tingkat kesuksesan tertinggi adalah rute yang terhubung dengan sumur kering di sebelah Utara. Itu mengharuskan player untuk melawan monster level boss satu demi satu dan mengarah ke ruangan-ruangan paling bawah di persembunyian."
Tidak, pikirku saat mendengar ini.
Melawan monster tingkat boss hanya akan mengikis nyaliku. Aku mulai mencari-cari metode lain untuk menghindari itu.
"Saat bertarung di lorong bawah tanah, para boss tidak akan bangkit kembali. Jadi, meskipun memakan waktu untuk melewatinya, kita akan menjelajahi persembunyian itu besok."
"Taku, sebelum itu — boleh kalau aku mencoba menyusup dari pintu depan sekali saja?"
"Kalau kau ketahuan beberapa kali, questnya gagal… jadi hanya sekali."
Taku saling melirik dengan Gantz dan yang lainnya, kemudian setuju sambil memberikan sebuah syarat.
"Terima kasih. Kalau tidak berhasil, aku akan benar-benar mengikutimu ke rute lainnya."
Aku berkata begitu, dan sementara cemas apakah aku akan bisa masuk dengan metodeku sendiri, aku mengeluarkan sebuah batu summoning putih.
"Datanglah, Ryui—— Summon!"
Memanggil Unicorn yang sekarang dewasa, Ryui, aku mengelus punggungnya.
Bantulah aku sedikit, kataku dan meraih tali kekang sambil memegangi tubuhnya.
Berubah transparan bersama dengan tubuh Ryui, aku bergerak ke gerbang wisma itu.
Anggota party kami menyaksikan dengan tenang aksi kami sementara kami mempertahankan transparansi kami.
Saat pengungkapan, Ryui berhasil menipu mata semua orang. Ini mungkin berhasil dengan skill transparansi Ryui, pikirku saat kami perlahan melintasi gerbang.
Saat kami setengah jalan menuju pintu masuk wisma——
——*RRRRINNGGGGG*!
Mendengar suara bening sebuah bel, aku menghentikan langkah.
Apa aku ketahuan? Aku panik dan hampir menarik tanganku yang menyentuh Ryui, tapi menahannya dan melihat ke sekitar.
Kemudian, aku melihat seorang pengikut Kultus Iblis berdiri di atas balkon wisma yang mengguncangkan sebuah bel ke arah yang berbeda dari tempatku berada. Aku mengerti, jadi dia mengawasi dari tempat yang tinggi dan membunyikan bel begitu seorang penyusup ditemukan, ya?
Memahami bahwa bel itu meresponi penyusup lain, aku mulai bergerak lagi untuk sementara waktu ini.
Saat aku mencapai pintu masuk wisma dan menyentuh pintunya, itu terbuka tanpa aku harus mengerahkan banyak tenaga.
Karena aku berada di titik buta saat dilihat dari balkon, si pengikut kultus itu tidak menyadari aku membuka pintunya.
Aku meminta Ryui melepaskan transparansinya di sini.
"…sisa MP 70%, ya. Ada banyak cadangan."
Aku menggunakan MP Potion untuk berjaga-jaga, memulihkan sampai maksimal kemudian sekali lagi meminta Ryui menggunakan transparansinya pada kami untuk kembali ke tempat Taku dan yang lainnya berdiri.
"Kelihatannya kita bisa masuk."
Mendengarku berkata begitu seakan tidak ada masalah, Taku menatapiku lekat-lekat.
"Kelihatannya…? Kenapa kau sukses dengan begitu mudahnya menggunakan rute tersulit yang ada?"
Taku berkata demikian dengan takjub dan menghela napas. Semuanya mengangguk setuju.
"Y-yah, anggap saja kita sehari lebih cepat dari jadwal."
Aku memalingkan wajah untuk menghindari tatapan mereka.
"Tapi, sejauh mana area yang bisa ditutupi transparansi Ryui? Apakah itu termasuk player selain dirimu?"
Kei menanyakannya, membuat semuanya berseru "ah!"
Aku penasaran soal itu. Apakah transparansi Ryui hanya menutupiku, si pemanggilnya? Tapi ini selalu termasuk dengan Zakuro yang bersama-sama dengan kami, jadi area efeknya pasti cukup luas.
"Mami-san, ulurkan tanganmu."
"Y-ya!"
Aku memanggil Mami-san, orang yang berdiri paling dekat denganku dan memegang tangannya, kemudian menyentuh Ryui dengan tangan lain dan memintanya untuk mengaktifkan transparansi.
Dimulai dengan tanganku yang menyentuh Ryui, transparansi perlahan menjalar dan menutupiku serta Mami-san.
"Jadi bisa digunakan pada banyak player."
"Sepertinya begitu, tapi…"
Satu hal yang menggangguku adalah jumlah MP yang terkuras langsung meningkat.
MP yang monster jinak butuhkan untuk menggunakan skill mereka diambil dari player yang memanggil mereka. Aku memperkirakan jumlah MP yang digunakan saat berjalan ke pintu masuk barusan, dan saat bersama dengan Mami-san aku menggunakan MP jauh lebih banyak daripada itu.
"Minute, bisakah kau berpegangan tangan dengan Mami-san?"
"Baik."
Saat Minute memegang tangan Mami-san yang transparan, dia perlahan berubah menjadi transparan mulai dari tangannya.
Akan tetapi, begitu penggunaan MP-nya semakin meningkat dan sebelum Minute sepenuhnya menghilang, transparansi Ryui secara paksa dibatalkan.
"Ini…."
Kei bergumam melihat apa yang terjadi, karena itulah aku menjelaskan.
"Penggunaan MP-nya meningkat saat ada lebih banyak orang."
"Kemudian pergerakan ke pintu masuk wisma itu…"
"Untuk jangka waktu pendek, aku bisa membawa tiga orang dalam satu waktu."
Saat bertarung, sepertinya tidak mungkin bagi tiga orang untuk tersembunyi, tapi tidak akan ada masalah jika hanya berjalan sedikit.
Mendengar kesimpulanku, Gantz berseru,
"BAGUS! Aku akan berpegangan tangan dengan Yun-chan dan Mami-san saat kita ke pintu ma——"Diamlah kau."——GUEH?!"
Minute menyodokkan gadanya ke tenggorokan Gantz, mendiamkannya secara paksa dan segera meraih tanganku, kemudian memegangi Gantz di lehernya dengan tangan sebelahnya.
"Ayo pergi sekarang."
"Ah, ya."
Aku kalah terhadap tekanan yang dipancarkan Minute. Setelah memulihkan MP-ku, aku meminta Ryui menyembunyikan kami dan bergerak ke pintu masuk dalam pengaruh transparansi.
Pemandangan Gantz yang diseret di jalan berbatu dalam keadaan transparan rasanya aneh.
Setelah itu, aku meninggalkan mereka berdua di pintu masuk dan sekali lagi ke gerbang dengan Ryui.
Berikutnya, aku memindahkan Mami-san dan Kei. Lalu yang terakhir, aku berjalan bersama Taku, dan berhasil memindahkan semua orang ke pintu masuk.
Saat aku sampai di pintu masuk bersama Taku sambil berpegangan tangan, aku merasa cukup terganggu oleh pandangan Gantz dan Minute, tapi memutuskan untuk mengabaikannya.
·
"Maaf Ryui. Kelihatannya aku tidak bisa mengajakmu lebih jauh."
Karena sistem pembatasan, monster berukuran sedang tidak bisa dipanggil di dalam wisma.
Kalau dipikir lagi, itu pasti karena aksinya dilakukan dalam ruangan. Aku mengembalikan Ryui ke batu summoning dan memasuki wisma.
Begitu aku memasuki pintu wisma, dunia berubah bersamaan dengan suara langkah kakiku.
Dunia yang dipenuhi dengan cahaya matahari pun menghilang dan aku memasuki interior yang suram.
"Ohhh, jadi seperti ini bagian dalam wisma. Pasti akan sangat menyusahkan."
Semua orang bingung dengan perbedaan drastis antara bagian luar dan bagian dalam wisma. Gantz menjadi satu-satunya orang yang dengan riangnya bersuara nyaring saat memeriksa pintu masuk.
Kecerahan luar wisma dan kehadiran orang-orang pun menghilang. Kesunyian yang luar biasa menyakiti telingaku.
Kegelapan menyebar di ruang yang ada di balik jendela. Cahaya di dalam wisma berasal dari lilin-lilin tipis yang dipasang di dinding dalam jarak tertentu. Api lilin bergoyang-goyang goyah.
"Jadi seperti ini bagian dalam persembunyian Kultus Iblis…melihat ruangannya berubah antara bagian dalam dan luar, kurasa ini diperhitungkan sebagai sebuah dungeon."
Gantz bergumam. Yang dia pikirkan sepertinya tepat.
Kami tidak bisa merasakan keberadaan siapapun sama sekali selain keberadaan kami.
"Hei, Taku. Seharusnya ada player lain yang memasuki wisma ini selain kita. Kenapa mereka tidak ada di sini?"
"Yah, kurasa setiap party memiliki instancenya sendiri? Aku tidak pernah mendengar tentang banyak party bertemu di dalam."
"Aku mengerti, pantas saja."
Meskipun rute pintu masuk dari luar digunakan bersama-sama, bagian dalam wisma adalah instance eksklusif untuk setiap party.
Ini mungkin diatur seperti ini untuk menghentikan party-party menghambat satu sama lain, berkompetisi memperebutkan item, menyeret orang lain ke dalam pertempuran dan cara lainnya untuk menghalangi.
"Ayo kumpulkan petunjuk dan item quest di sekitar wisma untuk melanjutkan quest…. Semuanya, sembunyi!"
Aku mendongak mendengar kata-kata Taku. Di atas tangga spiral yang berdiri di tengah-tengah pintu masuk aula, terdapat sesosok manusia.
Kami bersembunyi di bawah tangga dan di balik pilar sehingga keberadaan di atas tangga itu tidak menemukan kami.
Sementara semua orang menahan napas, seorang pria berjubah hitam dan memegang sebatang lilin hanya melintasi lantai dua. Dia mungkin hanya sedang berpatroli.
Berkat penglihatan malam Sky Eyes, aku melihat wajah pria tersebut. Diterangi cahaya lilin, wajahnya berubah menyeramkan.
Terlebih lagi, tubuhnya yang terlihat dari balik jubah memiliki satu lengan cacat mengerikan dan membengkak. Pria itu berjalan sambil menyeret lengan tersebut di belakangnya.

Saat cahaya di atas menghilang, semua orang melepaskan udara yang mereka tahan.
"Huff, tidak disangka ada NPC yang berubah jadi monster di sini…"
"Hmm. Mereka adalah para pengikut kultus, jadi tidak aneh kalau ada iblis yang menguasai mereka dari belakang, mengubah bentuk mereka dan membuat mereka menjadi boneka mereka, 'kan? Ngomong-ngomong, lihat deskripsi questnya."
Semua memeriksa quest log mereka menanggapi kata-kata Taku.
——CQuest – Penghancuran Persembunyian Pemuja Iblis——
Jelajahi persembunyian Kultus Iblis. ——2/4

Gantz dan yang lainnya membuka menu dan memeriksa status.
Taku yang telah mengkonfirmasikan detail questnya lebih dulu, menoleh pada kami dan meminta pendapat.
"Kurasa kita seharusnya menjelajahi ruangan satu demi satu."
"Tidak, akan lebih cepat kalau kita mengejar si NPC yang patrol."
Minute dan Gantz membagikan ide mereka yang berbeda dan memandang wajah satu sama lain.
Kami kemudian menanyakan pendapat Taku.
""Rencana mana yang kita pilih?!"
Suara mereka pelan tapi penuh tenaga. Aku fokus mengawasi mereka bertiga.
"Coba kulihat. Menjelajahi kamar satu demi satu seperti yang Minute katakan adalah metode dasar, tapi wisma ini sangat besar jadi akan butuh banyak waktu. Kita mungkin bisa mempersempit tempat yang kita cari ke ruangan-ruangan yang penting dengan menguntiti petugas patrol, tapi resiko ketahuannya tinggi."
Menyebutkan sisi baik dan buruk dari kedua strategi, Taku bersilang lengan dan mencari pendapat dari Kei, yang juga melakukan pose yang sama.
"Bagaimana menurutmu, Kei?"
"Kita tidak bisa terlalu banyak menghabiskan waktu melakukan ini, tapi kurasa kita harus memahami struktur wisma ini karena kita akan bertarung di sini. Karena itulah, satu hari untuk menjelajahi sebanyak mungkin ruangan yang kita bisa di lantai pertama dan besok kita akan menguntit si NPC petugas patrol di lantai kedua, bagaimana? Tidak perlu mengambil resiko ketahuan sejak awal."
"Kedengaran masuk akal. Lantai pertama dan kedua mungkin mirip, jadi akan mudah untuk memahami strukturnya. Aku sama sekali tidak merasa kita bisa memaksa maju begitu saja dengan mudahnya dengan menguntiti si NPC."
Taku bergumam. Pertama, untuk sementara waktu, kami mulai menjelajahi lantai pertama wisma ini.
Di koridor lantai kedua yang bisa dilihat dari pintu masuk, kami dapat sesekali melihat NPC cacat yang memegang lilin itu. NPC yang berpatroli di lantai pertama tidaklah cacat. Patroli di lantai pertama benar-benar buruk, membuat kami dapat dengan mudah menghindar tidak ketahuan dengan bersembunyi sebentar begitu kami melihat salah satunya.
Saat kami bergerak antar ruangan, Gantz dan aku yang berada di depan.
"Hei, Taku. Kenapa aku dan Gantz yang di depan? Aku seharusnya berada di garis belakang."
"Dalam party ini yang memiliki Sense yang bisa mendeteksi jebakan hanya kau, Yun. Selain itu, Gantz memiliki Sense Trap Disarm, jadi kalian berdua adalah kombinasi terbaik.
Memang benar aku punya Sense See-Through yang membuatku bisa menemukan jebakan. Lebih jauh lagi, digabungkan dengan Sky Eyes yang memberiku penglihatan malan, ini sangat sesuai untuk pencarian dalam wisma yang redup.
Tapi tetap saja——
"Kau punya Sense Trap Disarm, Gantz?"
"Aku mengambilnya setelah quest peri. Karena tingkat kesulitan dungeon semakin bertambah, tingkat kesulitan jebakannya juga meningkat dan kami tidak lagi bisa bergantung pada metode tenaga semata, karena itulah aku mengambilnya."
Jadi itu alasannya, pikirku. Tapi mengingat Sense Trap Disarmnya masih level rendah, kami tidak bisa benar-benar aman.
Aku memutuskan untuk fokus menjauh menghindari jebakan-jebakan, daripada membiarkan dia untuk melucuti mereka.
"Baiklah, aku akan membuat peta selagi kita menjelajah."
Aku mengeluarkan pena dan kertas yang kugunakan saat mencatat kombinasi Mixing dan mulai menggambar skema wisma ini sejauh yang bisa kulihat di sekitar kami.
"Ngomong-ngomong, Yun-chan, bukankah kau menggambar sebuah peta sebelum quest peri?"
Gantz bergumam, dia sepertinya ingat bahwa aku membuat sebuah peta saat kami sedang melakukan quest peri.
"Kalau kita memiliki data struktur seluruh wisma ini, kita mungkin bisa menemukan sesuatu."
Kataku dan menggambarkan pintu masuk wisma serta lorong yang kami lewati.
"Akan lebih mudah untuk memeriksa banyak hal nantinya. Semua tergantung dirimu, Yun."
Dibilang begitu, aku melanjutkan bersama Gantz melintasi lorong dan menemukan beberapa jebakan.
"Bel, alarm, lubang perangkap, gas hipnotis. Ada banyak jebakan yang menghambat tindakan player dan memperingatkan NPC."
Berjalan melewati koridor, kami mencari-cari di setiap ruangan yang bisa kami masuki. Meskipun sebagian besar ruangan di lantai pertama nampaknya terbuka, semuanya itu dipasangi jebakan untuk menghalangi kami masuk.
Saat kami memeriksa jebakan-jebakan ini, kami menyadari bahwa semuanya itu jebakan mudah yang bisa ditemukan bahkan tanpa Sense apapun. Kami melucuti atau menghindarinya saat kami menjelajahi wisma dan menemukan item, ramuan, barang-barang konsumsi dan emas yang dijadikan sebagai hadiah tambahan.
Dan saat kami akhirnya menemukan satu-satunya ruangan yang terkunci——
"Ada banyak senjata di sini, tapi…bukankah semuanya dibuat dari emas?"
Di dalam sebuah ruangan bersih yang Ganyz buka dengan skill Unlock dari Trap Disarm tingkat rendahnya, kami menemukan barisan kotak-kotak kayu. Tersimpan di dalamnya adalah senjata-senjata yang terbuat dari emas yang tidak sesuai untuk penggunaan aslinya.
Terlebih lagi, ada beberapa lusin kotak dengan banyak jenis senjata yang cukup untuk memperlengkapi seluruh party.
Senjata-senjata itu tidak bisa digunakan dalam pertarungan sebenarnya, tapi mungkin bisa dihancurkan dan dibentuk ulang menjadi batangan emas sehingga kami bisa mendapatkan uang. Yah, secara pribadi tidak ada yang menarik perhatianku, tapi…
"Rasanya agak artificial. Aku akan mengambil dua long sword kalau begitu."
Taku berkata begitu dan menarik dua pedang yang terlihat mewah.
Minute mengambil sebuah gada bertahtakan sebutir permata, Mami-san—sebuah staff berlapis emas. Kei dengan enggan mengambil sebuah armor, perisai dan long sword emas, membuatnya menjadi pemilik equipment paling bersinar.
"Dan equipment Gantz adalah…."
"Aku tidak benar-benar perlu equipment apapun karena aku adalah ahli beladiri yang bertarung dengan tangan kosong."
"Kalau begitu yang tersisa adalah tombak logam, panah dan belati lempar."
Aku menaruh semua item tidak menyenangkan itu ke dalam inventory, berencana untuk membuatnya ulang menjadi batangan logam nantinya.
Kami mencari di tempat-tempat lain di lantai pertama, tapi kami tidak menemukan ruangan apapun maupun item yang kelihatannya menjadi tujuan kami. Malahan, kami menemukan sesuatu yang menarik.
"Jadi di sinilah rute penyusupan bermula."
Kami menemukan sebuah rubanah yang terhubung dengan gudang penyimpanan anggur. Saat kami menuruninya, kami menemukan bahwa itu terhubung dengan sumur kering wisma ini.
Karena aku cemas dengan pertempuran melawan boss, aku tidak memeriksa bagian dalam lorong bawah tanah itu dengan Sense-ku, jadi Taku dan Gantz turun ke sana secara langsung tapi tidak ada monster sama sekali di sana.
"Kelihatannya begitu kau masuk ke persembunyian, semua rute lainnya terbuka."
"Itu bagus sekali. Kita tidak akan perlu waspada meninggalkan tempat ini lewat pintu masuk utama."
Melihatku merasa lega karena kami tidak harus lewat depan, semuanya tersenyum simpul.
Selama pencarian di lantai pertama, kami menemukan rute penyusupan lainnya, tapi tidak ada yang kelihatannya adalah item kunci quest.
"Kita telah memeriksa seluruh lantai pertama, tapi rasanya benar-benar seperti sebuah hadiah bagi para player yang telah menyelesaikan quest sampai tahap ini. Kurasa tahap yang sebenarnya dimulai di lantai kedua."
Semua orang mengangguk membalas kata-kata Taku. Kami mengambil satu langkah maju——
"——Oh, sekarang waktunya makan malam."
Alarm yang kusetel di dalam menu mengingatkanku. Semua orang juga menyadari bahwa sekarang sudah malam.
Aku log in ke dalam OSO begitu aku kembali dari sekolah dan kami telah mencari-cari selama dua jam. Kalau aku tetap log in lebih lama lagi, Myu akan protes karena makan malamnya terlambat.
"Memang, sudah waktunya untuk istirahat."
"Benar. Ayo pergi lewat sumur untuk sementara ini."
Kei dan Mami-san setuju bahwa sekarang waktunya untuk istirahat. Dengan selesainya pencarian di lantai satu, kami meloloskan diri dari wisma.
Saat kami memanjat menaiki tangga tali yang menggantung di dalam sumur kering, kami melihat para player yang berbaris untuk menyelinap ke dalam persembunyian. Kami juga disambut oleh matahari senja dan angin dingin.
"Jadi apa yang akan kita lakukan dengan kelanjutannya? Kita berkumpul nanti malam?"
Taku membahas rencana tentang apa yang akan dilakukan di bagian quest berikutnya, tapi Minute menjawab dengan meminta maaf.
"Maaf, aku tidak ada waktu malam ini. Bagaimana kalau besok sore?"
"Bagaimana dengan yang lain?"
Taku memastikan jadwal dengan semuanya dan log out.

Setelah log out, Miu dan aku berbagi informasi mengenai situasi kami saat ini sambil makan malam.
"Hee, jadi kau menyelesaikan quest pengawal di wisma itu, Onii-chan."
"Ya, dan kelanjutannya aku akhirnya membantu quest berantai menghancurkan tempat persembunyian."
Sambil menjelaskan pada Miu apa yang terjadi, aku menjulurkan sumpitku ke makanan. Untuk makan malam, aku menyiapkan sayap ayam dan telur rebus dengan cuka, minyak dan gula yang didihkan perlahan dengan jahe dan sayur-sayuran, juga ada sup miso.
Sayap ayam yang kudidihkan dalam pressure cooker ini terasa lembut dan kenyal, rasanya meresap dengan baik dan enak.
Kalau dipikir-pikir, OSO memiliki item yang mirip dengan jahe, jadi mungkin bisa membuat ulang hidangan ini dengan daging Cockatrice. Sambil aku berpikir demikian, Miu begitu berminat dengan quest tersebut.
"Hee, jadi kau mengambil quest itu juga. Kelihatannya itu adalah quest yang belum selesai. Seperti apa questnya?"
"Yah, itu adalah quest yang tidak bisa kau selesaikan dengan kekuatan semata. Pintu utamanya memiliki keamanan yang ketat, tapi selain itu ada cara-cara khusus lain untuk menyusup ke dalamnya. Rute melewati sumur kering memaksamu untuk mengalahkan banyak boss satu demi satu. Walau demikian, begitu kau memasuki wisma maka semua rute lainnya akan terbuka untukmu. Sampai saat itu, semuanya cukup menyulitkan. Tidak hanya itu, ada juga NPC berwujud aneh yang berpatrolo di dalam wisma."
"Hmmm. Kalau begitu, Tobi-chan pasti akan memainkan peran besar bagi party kami!"
Meskipun dalam party Taku ada Gantz yang berperan sebagai pengintai, dia baru-baru ini mulai menaikkan Sense yang berkaitan dengan pengintaian dan tidak berpengalaman.
"Aku banyak mendengar tentang quest itu. Kalau aku tidak salah, ada yang bilang kau tidak bisa membunuh si NPC petugas patrol di dalam wisma."
"Yang kudengar adalah begitu kau ditemukan beberapa kali, questnya akan secara paksa dianggap gagal."
"Informasi yang kupunya adalah sesuatu yang baru kudengar belum lama ini. NPC petugas patrol cukup kuat dan tidak bisa dikalahkan sendirian, perlu waktu cukup lama untuk mengalahkan salah satunya. Sementara itu NPC lainnya akan berkumpul dan begitu mencapai jumlah tertentu, para player pergerakannya akan dihentikan paksa dan dilempar keluar wisma."
"Apakah caranya sama seperti bel yang digunakan di luar? Kalau memang begitu, maka sudah jelas dilarang untuk menyelesaikannya secara paksa. Tapi tetap saja, kalau kau punya lebih dari satu kesempatan, mungkin tidak seburuk itu?"
"Jika memungkinkan, aku ingin sekali mengamuk di dalam wisma itu!"
Apa maksud dia, adegan semacam itu? Menebas musuh dari tangga spiral dan membuat tubuh-tubuh mereka menggelinding turun? Aku bertanya-tanya sementara mendengarkan dia.
"Yah, kami akan melanjutkan dengan berhati-hati dan menghindari menggunakan kekerasan."
"Selamat berjuang, Onii-chan. Aku akan pergi dengan Eight Million Gods Sei-oneechan untuk menaklukkan raid quest!"
Kelihatannya, mereka sedang mempersiapkan daging untuk pesta yang akan diadakan di markas Eight Million Gods dalam beberapa hari.
Makan malam berakhir saat kami mengobrolkan itu. Miu menyeruput teh setelah makan dan aku mencuci piring.
Saat kami menghabiskan waktu setelah makan malam dalam keheningan, Miu mendadak bergumam seakan dia teringat sesuatu.
"Ngomong-ngomong…kudengar begitu kau menyelesaikan quest pengawal, kau mendapatkan sebuah gaun pesta——"Baiklah, ayo siapkan bak mandi!"——Hei, Onii-chan?!"
Aku menyela gumaman Miu dan buru-buru ke kamar mandi setelah selesai mencuci piring.
Aku mendengar suaranya memanggilku dari ruang keluarga, tapi kuputuskan untuk mengabaikannya.
·
Aku pun mandi, kemudian selama sedikit waktu yang kupunya sebelum pergi tidur, aku log in ke OSO dan melakukan sedikit crafting di dalam Atelier.
Mensortir hasil yang didapat hari ini, aku mengambil item dari emas yang didapat selain Golden Arrow dan melelehkan melelehkannya di Magical Furnace untuk mengembalikannya menjadi Golden Ingot.
Bengkel kerja saat malam diterangi oleh cahaya yang tumpah dari lidah-lidah api lentera dan Magical Furnace.
Aku menuangkan lelehan emas ke dalam cetakan batangan logam, dan begitu semuanya sedikit dingin, aku mengeluarkan dan menghantam permukannya dengan Black Iron Hammer.
Kotorannya muncul ke permukaan dan batangan logam dengan tingkat kemurnian tinggi pun terbentuk.
"Phew, kurasa semacam ini?"
Setelah aku selesai memproses senjata-senjata emas selain panah, aku memiliki setumpuk Gold Ingot di atas meja.
"Jadi, apa yang akan kulakukan dengan ini? Ini emas murni, mungkin sebaiknya kugunakan untuk alkemi daripada jadi akesoris?"
Senang karena mendapatkan material, aku tersenyum lepas dan mengambil batangan-batangan itu. Di saat itulah——
Sebuah suara ketukan muncul dari bagian toko Atelier, membuatku berhenti bekerja.
"A-apa itu?!?"
Aku menuju ke toko dengan ekspresi gelisah di wajahku. Mendengar suara ketukan lagi, tubuhku sedikit tersentak.
Tidak ada Ryui maupun Zakuro yang dipanggil saat ini, dan Kyouko-san telah menutup toko dan pergi sejak lama. Aku juga tidak sedang menunggu siapapun.
Merasa seperti berada dalam film horror, aku dengan takut-takut memeriksa bagian dalam Atelier dan melihat sebuah bayangan di pintu yang tertutup. Bayangan tersebut mengetuk pintu beberapa kali.
Aku memasuki toko sambil memastikan tidak membuat suara apapun. Mungkin karena Cold Damage, atau mungkin karena suasana horror, aku merasakan hawa dingin di punggungku dan sedikit gemetar. Menuju ke pintu, aku dengan takut-takut membukanya.
Saat aku melakukannya, berdiri di sana adalah——
"Brr, dingin sekali! Aku bisa masuk?"
"Huh, ternyata kau, Taku. Jangan menakutiku. Kau seharusnya memanggil atau mengirim pesan kalau kau datang."
"Aku sudah memanggil saat kau log in. Kaulah yang tidak menjawab."
"Eh, serius?!"
Aku buru-buru membuka menu saat Taku menukas dan memang benar, ada sebuah pesan darinya.
Saat pesan itu datang, aku sedang berkonsentrasi membuat ulang senjata-senjata emas itu menjadi batangan logam dan tidak menyadarinya.
"Maaf, aku tidak menyadarinya. Jadi, apa kau perlu sesuatu?"
"Yah, tidak sampai di level "butuh". Aku sedang ada waktu senggang dan berpikir apa kau mau pergi denganku untuk mengumpulkan material quest pengantaran sederhana."
"Haa, kalau kau sampai mati-matian begitu, akan kubagi beberapa material yang kupunya."
Aku berkata demikian dan mengajak Taku ke dalam Atelier.
Karena api di oven dan dan kompor tidak dinyalakan, aku memandu Taku ke dalam bengkel yang masih hangat dan menyiapkan teh.
"Ayo, minumlah. Ini akan menghangatkanmu."
"Oh, ini Hot Drink? Ini memberikan Cold Resistance saat diminum,  'kan. Makasih."
Aku melihat saat Taku meminum minuman sedikit pedas yang terbuat dari Hakuga Roots dan dimaniskan dengan madu untuk membuatnya mudah diminum, kemudian mengangkat cangkirku sendiri ke mulutku.
"Jadi? Material apa yang kau butuhkan? Material dari item drop monster? Atau mungkin jenis barang tambang?"
"Bukan, aku ingin beberapa herba. Kupikir kau bisa membantuku mengumpulkannya karena kau tahu di mana titik-titik pengumpulannya."
Dia berkata begitu dan membuka menu, menunjukkan padaku daftar quest yang dia terima. Semuanya adalah quest yang sudah kuselesaikan.
Aku membuka kotak item yang menjadi tempat penyimpanan item Atelier dan mengeluarkan barang-barang yang dibutuhkan, kemudian menyerahkannya pada Taku lewat menu trade.
Dia menaruh 100k ke dalam jendela trade, tapi aku menolaknya.
"Harga material-material ini tidak setinggi itu. Tidak sampai 100k."
"Ini adalah rasa terima kasihku. Dan aku akan mendapat 3 Quest Chip saat aku menyelesaikan quest ini juga. Memikirkan waktu yang diperlukan, ini harga yang sesuai, 'kan?"
Karena satu Quest Chip seharga 30k, aku diminta untuk menerima uangnya oleh Taku dan pertukaran itu pun selesai.
Setelah itu, Taku yang sedang melihat-lihat bengkel dengan berminat, menemukan batangan-batangan logam yang ada di atas meja.
"Hei, Yun. Apa itu Gold Ingot…?"
"Aku membuatnya dari senjata yang kita temukan di Persembunyian Kultus Iblis hari ini. Tapi yang benar saja, ini benar-benar emas yang sangat banyak. Aku penasaran apa ada maksud di balik semua ini."
"Aku juga tidak tahu, tapi karena ada kunci di ruangan itu, mungkin saja ada semacam maksud di baliknya. Di antara info yang baru , ada beberapa yang mengatakan bahwa yang terbaik adalah benar-benar menghindari pertarungan melawan NPC yang ada di wisma."
"Aku juga mendengar itu dari Myu. Aku penasaran, bagaimana caranya kita mencari-cari di dalam wisma itu supaya questnya berlanjut."
Saat aku mengatakan "cari", aku diserang perasaan betapa samarnya kata itu. Aku tidak tahu apa yang harus kami lakukan.
"Untuk sementara waktu, kita sebaiknya mencari di lantai kedua. Mungkin kita akan mendapat beberapa item quest. Bisakah kau menunjukkan peta yang kau gambar?"
Diminta oleh Taku, aku mengeluarkan skema lantai pertama yang kubuat hari ini.
Dengan pintu masuk sebagai pusatnya, ada banyak ruangan-ruangan kecil di sisi kiri dan ruangan-ruangan besar seperti ruang makan dan dapur di sisi kanan.
"Kalau struktur ruangan di lantai dua mirip dengan lantai pertama, kurasa tujuan quest ini adalah sisi kanan di lantai dua?"
"Yah, memikirkan ini dengan logika game, kurasa ya. Sebuah ruangan besar diperlukan untuk pertempuran melawan boss."
Aku menyuarakan opini realistisku saat menunduk memandangi skema tersebut bersama Taku.
"Juga, ini bukan info yang pasti tapi saat kau ditemukan oleh NPC lawan, dia akan memanggil yang lainnya dari seluruh wisma. Kau harus mengalahkan dia sebelum dia memanggil yang lain, atau menahannya supaya dia tidak bisa memanggil mereka semua," kata Taku, membuatku bertopang dagu berpikir.
Kalau begitu, aku mungkin sebaiknya menyiapkan ramuan penyebab status buruk Sleep dan Stun. Aku berpikir dan menuju ke kotak item untuk mengeluarkan item yang dibutuhkan, tapi tanganku berhenti di tengah-tengah.
"Oh, busur tidak akan cocok untuk bertarung di dalam wisma, jadi mungkin aku sebaiknya menyiapkan cara lain untuk bertempur. Mungkin aku sebaiknya membuat sesuatu untuk Gantz gunakan."
Menangani longbowku di dalam lorong yang sempit adalah hal yang sulit. Untuk membuat beberapa item untuk digunakan Gantz dengan Sense Thrownya, aku mengeluarkan Iron Ingot kali ini. Setelah itu aku menaruhnya ke dalam Magical Furnace untuk melelehkannya dan membuat beberapa lusin jarum lempar besi dan emas.
Berikutnya, aku mensintesiskan jarum-jarum itu dengan ramuan status buruk dan membuat item baru bernama Iron Sleeping Needle dan Iron Stun Needle.
Sebagai catatan tambahan, kalau kau penasaran kenapa aku tidak membuatnya dari Silver Ingot, itu karena mensintesis perak dengan ramuan status buruk menyebabkan peraknya menghitam dan kekuatan serangannya merosot drastis.
Senjata perak memiliki bonus serangan terhadap monster undead, tapi sisi buruknya sangat lemah terhadap racun dan kecocokannya mereka mengabaikan campurannya.
Bagaimanapun, aku akhirnya hanyut dalam pembuatan dua jenis jarum lempar itu.
"Yun, kau membuat barang yang menarik."
"Ah! Maaf, Taku. Aku sama sekali lupa dengan dirimu."
Aku benar-benar lupa Taku ada di sini saat aku fokus membuat item.
Merasa itu menarik, Taku terkekeh.
"Tidak masalah. Aku hanya berpikir kau benar-benar terlihat hidup seperti itu. Aku senang bisa melihat sisi dirimu yang langka seperti itu."
Dikatakan begitu olehnya, aku mengalihkan pandanganku secara diagonal ke bawah karena malu.
"Kau tidak akan mendapat apa-apa dengan memujiku."
"Aku hanya mengatakan apa yang kupikirkan."
Seakan melarikan diri dari pandangan Taku, aku secara paksa memberikan setengah dari jarum lempar yang kubuat pada Taku.
"Aku akan mengambilnya setengahnya untukku, kau ambil setengahnya lagi."
"Baiklah," kata Taku dan menaruh jarum lempar ke dalam inventorynya, kemudian tiba-tiba berekspresi serius dan berbicara lagi. "Kurasa kau tidak merasa takut selama quest ini."
"Hah? Kenapa aku harus takut?"
Tidak mengerti dengan yang dia katakan, aku bertanya balik.
"Kau cukup payah dengan horror, tempat-tempat gelap dan semacamnya, 'kan? Karena itulah meskipun aku mengajakmu, aku sendiri tidak merasa yakin Penghancuran Persembunyian Kultus Iblis tidak akan berlebihan untukmu. Aku senang kau baik-baik saja."
"Kau salah paham sesuatu, Taku. Aku bukannya payah dengan semua tempat gelap dan horror."
Walaupun yang lain berpikiran kalau enggan memainkan game horror dan menonton filmnya karena aku payah dengan semua hal yang berbau horror, tapi bukan begitu sebenarnya.
"Quest ini tidak terasa terlalu horror bagiku. Memang benar di dalam wisma itu gelap, tapi tidak ada hantu dan monster yang berpatroli tidak begitu berbeda dengan monster-monster yang biasanya kuhadapi."
"Kalau begitu, apa kriteria tepatmu untuk membedakan mana yang horror dan yang tidak?"
Ditanyai begitu, aku bertopang dagu untuk berpikir. Aku belum pernah memikirkan ini sebelumnya, tapi kemungkinan besar perbedaannya adalah apakah itu bisa diterima olehku atau tidak——
"NPC cacat kali ini adalah sejenis monster dan seorang mutan, jadi tidak masalah. Di sisi lain, bahkan seorang NPC normal mungkin akan lebih buruk kalau ternyata dia adalah pembunuh keji. Juga hal lain yang kau tahu menjadi kelemahanku."
"Jadi tipe zombie dan roh tidak bisa, ya? Juga, kau tidak tahan dengan dinding daging. Jadi, kau tidak bisa dengan yang gore juga."
"Yup, benar. Hal semacam itu."
Hal-hal yang tidak bisa dikategorikan sebagai fiksi sains seperti monster dan jenis mutan membuatku berpikir alih-alih ketakutan, jadi aku cukup menikmati itu.
Kebalikannya, zombie, roh, dan gore membangkitkan rasa takut alamiahku jadi aku payah dalam hal itu. Selain itu, aku tidak tahan dengan kejutan mendadak, itu tidak baik bagi jantungku.
"Yun, kau bisa memotong daging saat masak, tapi kau parah dalam hal gore…."
"Hentikan, jangan membuatku memikirkan itu. Bagaimana kalau aku tidak bisa masak mulai besok?"
Mendengar gumaman Taku, aku memprotes sekuat tenaga, membuatnya tertawa terbahak-bahak.
"Maaf, maaf. Tapi tetap saja, aku cukup terkejut mengetahui sesuatu yang baru tentang temanku sejak kecil."
"Tentu saja ada hal-hal yang kau tidak tahu. Terkadang, aku juga merasa terkejut dengan diriku sendiri."
Awalnya aku diajak bermain OSO oleh Myu dan Taku supaya aku bisa bertemu Sei-nee. Aku tidak pernah mengira aku akan begitu serius memainkannya.
Aku berpikir demikian tapi tidak mengucapkannya, sementara Taku mengangkat bahu dan berkata, "Kurasa kau benar."
"Yah, aku merasa lega mendengar bahwa kau tidak akan mendadak panik selama quest ini."
"Hmm? Apa kau datang ke toko di saat seperti ini supaya kau bisa memastikan itu?"
Kau bisa saja menanyakannya besok di sekolah, pikirku, tapi sedikit merasa senang dengan perhatiannya.
"Baiklah, Taku. Sampai besok, kurasa?"
"Sampai besok juga. Aku sama sekali tidak keberatan kalau kau bergabung dengan party kami, Yun."
"Tidak akan. Aku suka bermain dengan caraku sendiri."
Bercanda, kami membenturkan kepalan tangan kami dan tertawa.
Pada hari itu, Taku dan aku log out tidak lama kemudian, tapi aku merasa mendapat semacam motivasi untuk quest besok.