LIGHT VS DARKNESS
(Author : Rafli Sydyq)

            Aku tidak tau sudah berapa lama kami bertarung. Pedang kami saling berbenturan, sihir kami saling beradu, sudah tidak terhitung berapa banyak serangan yang sudah kami lancarkan satu sama lain.
Terkadang menangkis, terkadang menghindar, terkadang menyerang, tapi tidak ada sekalipun dari kami yang berhasil mendaratkan sebuah serangan berarti.
Aku mencoba memotongnya dengan [Light Magic-Plasma Cutter] tapi berhasil ditangkis dengan pedangnya yang dilapisi oleh Black Magic. Dia lalu melancarkan [Black Magic-Dark Burst] yang kuhindari dengan melompat kesamping dan melihat pohon yang ada dibelakangku hancur karenanya.
Kami kembali saling berhadapan dan pedang kami kembali beradu. Pedangnya yang memancarkan aura kematian terus berayun mencoba menggapaiku tapi selalu berhasil kuhindari dengan jarak tipis. Bahkan meskipun terkadang aku berhasil mengenainya, pedangku yang memiliki [Sharp Edge] tidak mampu untuk menorehkan sedikitpun luka pada armornya.
“Kau cukup hebat juga, wahai manusia”
“Sebaliknya, kau cukup lumayan sebagai seorang Majin rendahan”
Serangan kami kebali saling beradu. Kali ini dia mengeluarkan [Black Magic-Dark Mist] yang menghasilkan kabut tebal yang mengarah langsung kepadaku. [Danger Presence] milikku berteriak dengan keras memperingatkan kalau kabut itu sangatlah berbahaya.
Aku segera mengambil langkah mundur dan mulai menerapkan [Light Magic-Pure Body] pada diriku lalu mengaktifkan [Light Magic-Illumination] untuk menghilangkan kabut itu.
“Ghaaa...!!!”
Untungnya [Illumination] berhasil melenyapkan semua kabut itu. Terlebih lagi, Majin itu yang terpapar oleh cahaya yang kukeluarkan mulai berteriak kesakitan. Tampaknya sihir ini cukup efektif padanya. Selagi dia sedang menggeliat kesakitan dan menutupi matanya, tanpa penundaan aku segera menerjang masuk dan memukul kepalanya dengan [Martial Skill-Cannon Punch] dan membuatnya terbang kebelakang.
Pukulanku tampaknya cukup kuat hingga membuat helmnya terlepas dan menampakkan wajah asli Majin tersebut.
Dia memiliki kulit berwarna hitam gelap dengan rambut berwarna putih seperti abu. Dia memiiki mata gelap dengan pupil berbentuk seperti mata Makhluk Buas berwarna merah darah menatapku dengan niat membunuh yang intens.
“Oh, maaf. Aku tidak tau kalau ternyata wajahmu seburuk itu. Pantas saja kau menutupinya”
“Diam kau wahai manusia. Karena kali ini kau sudah keterlaluan, maka aku, Renfrid Sheffy yang perkasa akan mulai serius sekarang!”
Udara disekitarnya mulai berubah, seluruh tubuhnya mulai mengeluarkan sebuah asap hitam yang menjijikan. Aku juga merasakan kalau kekuatannya mulai meningkat secara drastis.
Tanpa penundaan, aku segera mengaktifkan [Light Magic-Radiance Lance] dan mengirimkan puluhan tombak cahaya padanya. Tapi, seranganku hanya memantul dan bahkan tidak menggores sedikitpun.
Dia akhirnya mulai bergerak. Dia menyiapkan pedangnya lalu menghilang dan hanya meninggalkan sebuah cekungan kecil dipermukaan tanah yang tadinya dia injak. Daripada menghilang, lebih tepatnya sekarang  pergerakannya terlalu cepat untuk aku ikuti.
[Danger Presence] kembali berteriak dengan keras. Secara refleks aku menunduk dan merasakan sebuah aura kematian melewati bagian kepalaku, bahkan angin serangannya saja sudah cukup untuk membuatku mengeluarkan keringat dingin.
Aku mencoba berbalik sambil melayangkan tendangan memutar tapi tidak ada siapapun dan seranganku hanya mengenai udara kosong. [Danger Presence] kembali aktif, kali ini berasal dari bagian kanan. Tidak sempat menghindar, aku mencoba menangkisnya dengan mengangkat tangan kananku.
“Tiiinggg...!!!”
Suara keras logam bergema, aku terlempar jauh kebelakang dan menabrak pohon. “Gha!” punggungku terasa sangat sakit dan tangan kananku mati rasa.
Terdapat bekas sayatan pedang tercetak di gauntletku dan menembus hingga membuat tangan kananku sekarang diwarnai dengan warna merah. Belum sempat memulihkan diri, [Danger Presence] kembali aktif, dengan segera aku memiringkan kepalaku dan tepat setelahnya terdapat sebilah pedang hitam kelam tertancap di pohon hanya berjarak beberapa mili dari kepalaku.
Akhirnya aku bisa melihat sosok Majin itu kembali. Saat dia hendak menarik pedangnya keluar, aku melancarkan [Sword Skill-Thrust] tepat menembus celah armor di bahu kirinya.
Darah segar menyembur keluar dan membasahi sekitarnya dengan warna merah. Tapi, Majin itu sama sekali tidak bergeming dan melancarkan sebuah tendangan tepat ke dadaku.
Rasa sakit segera memenuhi dadaku, aku bisa mendengar suara retakan yang tidak mengenakkan dan aku menjadi susah bernafas, sambil menahan rasa sakit aku terus memuntahkan darah segar dari mulutku dan seketika pandanganku menjadi kabur.
Meskipun samar, aku bisa melihat Majin tersebut mengangkat pedangnya tinggi. Menebak nasib apa yang akan aku temui, secara naluriah aku mengaktifkan [Light Magic-Illumination].
“Ghaaaa...!!!”
Majin itu kembali berteriak kesakitan dan melompat mundur. Dengan kesempatan ini, aku merafalkan [Light Magic-High Heal] pada diriku sendiri. Rasa sakit mulai memudar dan aku bisa menggerakkan tangan kananku lagi. Pandanganku menjadi jelas kembali dan sekarang aku bisa melihat dengan jelas wujud musuhku.
Untuk menghadapi kecepatannya yang tidak manusiawi, aku mengaktifkan [Light Magic-Light Speed] kecepatanku meningkat dengan drastis, dalam sekejap aku berhasil berada tepat dibelakang Majin tersebut.
Aku melancarkan [Sword Skill-Heavy Slash] tepat kearah lehernya. Saat pedangku akan mengenainya, dia melancarkan sebuah tendangan belakang yang membuatku kembali terlempar jauh kebelakang.
Untungnya, kali ini aku berhasil mempertahankan posturku. Saat aku melihat kedepan, sosok Majin itu telah hilang. Aku kembali mengaktifkan [Light Magic-Light Speed] dan memfokukannya pada bagian mata dan kakiku.
Meskipun samar sekarang aku bisa melihat wujudnya. Dia mengayunkan pedangnya tepat disamping kananku. Aku segera membalasnya dengan [Sword Skill-Heavy Blow].
“Trangg...!!!”
Suara logam berbenturan bergema dengan keras. Karena serangan itu, pedangku patah menjadi dua sedangkan pedangnya terlempar jauh.
Melihat musuhku tidak bersenjata, aku segera melompat maju dan melancarkan [Martial Skill-Thousand Punch of Harmony] dan menghujaninya dengan pukulan bertubi-tubi yang membuat tanganku menjadi mati rasa pada setiap pukulannya.
Dengan setiap pukulanku, aku berhasil membuat armornya penyok dan membuat wajahnya menjadi babak belur. Setelah seranganku berakhir, aku menendangnya menjauh dengan [Martial Skill-Straight Kick] dan akhirnya dia tersungkur ditanah.
Gauntletku hancur, darah segar terus mengalir dari kepalan tanganku, pedangku patah dan kondisi tubuhku juga tidak begitu baik. Jika perterungan ini kembali dilanjutkan, maka mungkin aku akan kalah.
“Gha...ha...ha...ha....!!!”
Majin itu mulai tertawa, aku merasakan hal buruk akan terjadi.
“Bagus sekali manusia, bagus sekali. Kau berhasil membuat Renfrid Sheffy yang agung menjadi seperti ini. Baiklah, karena itu aku akan memberikanmu hadiah”
Masih dalam posisi berbaring, energi magis mulai terkumpul pada tubuhnya, udara menjadi bergetar dan benda-benda disekitarnya mulai berterbangan.
“Oi, Oi, kau pasti bercanda!”
Tidak diragukan lagi orang ini akan meledakkan dirinya sendiri. Sebuah langkah klasik yang selalu digunakan oleh musuh saat mereka sedang terdesak. Bila menilai dari kekuatan sihir yang terkumpul, tidak diragukan lagi ledakannya bahkan akan mencapai kota.
“Kurasa aku tidak punya pilihan lain”
Aku mengulurkan kedua tanganku yang bersimbah darah kedepan, dengan MP ku yang tersisa kurang dari 30%, perlahan bibirku membaca sebuah mantra.
Untuk mencegah Majin itu meledakkan dirinya, aku harus menggunakan sihir tingkat tertinggi yang pernah kulihat dalam kenangan Rafael.
Sihir ini membutuhkan waktu untuk melafalkannya dan membuat diriku menjadi rentan untuk diserang, serta biaya MP yang dibutuhkan bukan main-main. Tapi, kekuatan penghancurnya tidak diragukan lagi.
Tubuh Majin itu mulai diselimuti aura gelap dan membentuk sebuah bola, bola itu berdenyut dan kekuatan magis menjadi semakin membesar. Udara menjadi semakin padat dan membuat sangat sulit bagi makhluk hidup untuk bernafas disekitarnya.
Saat bola itu akan meledak, pelafalan sihirku juga sudah selesai. Tepat saat bola itu menjadi semakin padat dan akan meledak, aku berhasil melancarkan sihir terkuatku yang akan menguras semua MP yang kumiliki.
Sebuah lingkaran sihir muncul tepat dibawah bola itu dan akhirnya sihirku diaktifkan. {Holy Magic-Rakuen Punishment} sebuah pilar cahaya turun dari langit dan membuat bola kegelapan itu bermandikan cahaya yang sangat terang. Perlahan, bola itu menjadi memudar dan akhirnya menghilang.
Akhirnya cahaya itu menghilang dan dunia kembali ditelan kegelapan, terdapat sebuah kawah tercipta dan semua yang ada disekitarnya lenyap tak berbekas.
“Dasar lawan yang merepotkan”
Kulihat MP ku hanya tersisa kurang dari 1%. Peralatanku rusak dan aku terluka sangat parah. Saat aku hendak mengambil ‘Health Potion’ dari ‘Dimension Bag’, aku tidak bisa merasakan tanganku. Tidak hanya itu, aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhku dan perlahan kesadaranku mulai memudar.