BOSS RUSH
(Author : Rafli Sydyq)

            Setelah perbincangan singkat dengan Kenrick, aku segera turun menuju lantai satu. Setelah menuruni tangga dan sampai di aula Guild aku melihat banyak sekali Petualang, karena ini sudah sore mereka pasti adalah para Petualang yang sudah selesai berburu dan datang ke Guild untuk mengambil hadiah mereka.
Karena terdapat antrian panjang di depan konter resepsionis aku memilih untuk menunggu dan duduk di meja kosong disudut ruangan sambil memesan makanan.
Selagi menikmati daging bakar dengan salad dan segelas bir dingin yang kupesan, aku menajamkan telingaku dan mendengarkan pembicaraan para Petualang.
Hasilnya adalah aku berhasil mengetahui kalau masalah bangkai Makhluk Buas baru dimulai dua hari yang lalu bertepatan dengan hari perilisan resmi dan Guild sudah banyak menerima keluhan dari masyarakat. Selain itu aku juga mendengar bahwa akhir-akhir ini terjadi peningkatan jumlah Makhluk Buas dimana-mana dan beberapa diantaranya sudah menghancurkan beberapa desa di perbatasan serta ada juga desas-desus kalau Raja Iblis sudah bangkit.
“Raja Iblis yah” sebuah hal klasik dari semua game fantasi. Penyebar kekacauan yang menjadi musuh utama dari pahlawan. Aku yang kurang tertarik kembali menguping sambil tetap menyantap hidangan yang ada dihadapanku.
Setelah menghabiskan makananku, aku melihat kalau salah satu konter sudah memiliki sedikit orang yang mengantri dan kebetulan itu adalah milik Aida. Aku langsung bangkit dari kursiku dan ikut berbaris bersama mereka.
Akhirnya giliranku tiba. Setelah mengenali penampilanku sambil tersenyum dia berkata.
“Selamat datang, apakah urusan anda dengan GuildMaster sudah selesai?”
“Ya itu sudah selesai, kali ini aku hendak menjual material dan mengambil bayaranku dari quest ini”
“Quest ini!”
Aida tampak terkejut setelah melihat kertas quest yang ku letakkan dan (Great Grizzly Hide) sebagai barang bukti penaklukan dan dia tanpa sengaja mengeluarkan suara yang cukup keras sehingga para Petualang yang mendengarnya melihat kemari dengan penasaran. Setelah mengetahui apa yang terjadi, seketika aula Guild dilanda keributan.
“Hei jangan bilang itu adalah material dari Beruang berlengan enam itu!”
“Kalau tidak salah Beruang itu sudah menghancurkan sebuah desa”
“Aku juga mendengar kalau ada kelompok Petualang yang mencoba melawannya tapi akhirnya terbantai habis”
“Jika dia benar-benar mengalahkannya secara solo tanpa terluka itu berarti dia sangatlah kuat”
“Kulihat tadi siang dia juga tetap berdiri meskipun telah menerima aura intimidasi dari Ketua Guild”
Meskipun beberapa orang tampaknya sedang membicarakanku, mengabaikan semua itu aku berbicara dengan Aida “Jadi apakah aku bisa menerima bayaranku?”
“Ah... tentu bisa, mohon tunggu sebentar” Aida segera berlari kebelakang dan menyerahkan padaku dua keping emas sebagai bayaran quest dan tujuh keping perunggu hasil dari menjual material dari Horn Rabbit dan Wild Dog.
 “Jadi apakah ada yang lain?”.
“Ya, orang itu memintaku untuk menangani tiga ini” kataku sambil meletakkan tiga kertas quest yang kuterima dari Kenrick.
Sempat kembali terkejut tapi dengan sikap profesionalnya Aida segera menjelaskan tentang lokasi dan karakteristik dari quest yang kuterima.
“Baiklah sekarang semuanya sudah beres, mohon maaf atas perkenalannya yang terlambat,  salam kenal namaku Aida. Semoga anda bisa kembali dengan selamat”
“Aku Rafael dan aku pasti akan selamat”
Setelah bertukar salam singkat aku segera pergi meninggalkan Guild Petualang yang masih ribut dan segera mencari sebuah penginapan untuk beristirahat karena hari sudah mulai gelap.
...
            Saat ini aku sedang berada di sebuah penginapan yang bernama Moon Rest Inn. Harga satu kamar tunggal untuk satu malam adalah 30 R atau tiga keping perunggu, cukup murah untuk sebuah penginapan. Meskipun ruangannya cukup sempit sesuai harganya, tapi setidaknya aku memiliki sebuah tempat berbaring yang layak.
Di dalam kamar terdapat sebuah cermin seluruh badan, disana terpantul bayangan seorang pria dengan rambut perak dan mata biru gelap, memiliki tinggi 183cm dengan postur tubuh tegap dan memakai pakaian pengelana yang sudah lusuh. Tidak salah lagi orang ini adalah diriku di dalam game.
Membutuhkan waktu dua jam penuh bagiku untuk membuat karakter ini. Aku memilih penampilan ini berdasarkan gambaran idealku tentang seorang ahli pedang pengelana. Tapi, karena koreksi latar belakang, aku malah menjadi seorang priest dan butuh waktu bagiku untuk akhirnya mendapatkan second job berupa ronin.
Saat ini aku berumur 22 tahun, jadi penampilanku masih muda dan karena di A.S.O kau tidak bisa memalsukan umur, jenis kelamin serta tinggi badan, pilihanku untuk membuat karakter cukup terbatas tapi aku puas akan hasil akhirnya.
Saat ini aku sedang mengenakan sebuah pakaian pengelana berwarna coklat yang sudah lusuh dengan sobekan dimana-mana karena pertarungan dengan Makhluk Buas, serta sebuah gauntlet yang terbuat dari tulang Wild Bear yang kukalahkan saat BETA dan sebuah katana yang kudapat dari dungeon tergantung di pinggang ku.
Karena penampilanku yang cukup mengkhawatirkan, mungkin sudah saatnya bagiku untuk mendapatkan peralatan baru.
Mengesampingkan itu, aku melepas semua peralatanku dan segera berbaring diatas tempat tidur.
Hari sudah pagi. Aku segera melengkapi semua peralatanku dan menuju kelantai bawah penginapan yang juga berfungsi sebagai bar.
Setelah sarapan ringan berupa roti keras dan sup hangat, aku melangkahkan kakiku keluar kota dan menuju hutan dimana kabarnya terdapat pemukiman Goblin.
Butuh waktu dua jam sampai aku sampai ditengah hutan. Aku mengaktifkan [Detection] untuk mencari keberadaan para Goblin. Tidak butuh waktu lama aku segera menemukan dua ekor Goblin yang sedang berpatroli, mereka tampak seperti anak kecil cacat dengan tubuh berwarna hijau. Aku segera bersembunyi dan memperhatikan dalam diam.
Setelah diam-diam mengikuti kedua Goblin tersebut aku akhirnya melihat sebuah desa atau lebih tepatnya sebuah desa Goblin. Kau bisa melihat deretan tenda lusuh apa adanya yang dipakai Goblin sebagai tempat bernaung dan terdapat tumpukan sampah sisa makanan Goblin berserakan dimana-mana sehingga menimbulkan bau tidak sedap.
Ditengah itu semua terdapat sosok hijau besar yang sedang duduk di sebuah tahta yang terbuat dari tulang dan mengenakan sebuah mahkota tulang. Tidak salah lagi dia adalah Goblin King, setelah memperhatikan setiap sudut desa aku segera membuat strategi sederhana dan langsung pergi menyerang.
Aku berlari lurus menuju Goblin King sambil menebas semua Goblin yang menghalangi jalanku. Terkejut karena serangan mendadak dan belum sempat bertindak aku segera melancarkan [Light Magic-Flashlight] yang memancarkan cahaya yang sangat terang dan membutakan sebagian besar Goblin. Tanpa banyak penundaan aku segera mendekati Goblin King sambil tetap menebas Goblin lainnya, setelah cukup dekat dan para Goblin masih kehilangan penglihatan mereka aku menembakkan [Light Magic-Sol Ray] sebuah jalur cahaya segera muncul dan menembus langsung kearah jantung Goblin King dan seketika merenggut nyawanya.
Setelah penglihatan para Goblin kembali dan melihat sosok raja mereka yang sudah terbujur kaku para Goblin itu langsung jatuh kedalam kepanikan dan berteriak dengan keras.
““Gaagaagagagagaaa!””
Karena aku sudah menghabisi Goblin King sekarang aku hanya harus berurusan dengan semua Goblin yang masih tersisa.
Selama beberapa jam aku menghabisi puluhan Goblin dengan menebas mereka, terkadang aku menghancurkan tengkorak mereka dengan pukulan dan terkadang aku menghabisi mereka dengan sihir. Tanpa mengetahui sudah berapa lama aku bertarung, sekarang aku sudah membantai seluruh desa Goblin tanpa menerima luka yang berarti.
...
Setelah istirahat singkat aku mengumpulkan semua telinga Goblin sebagai bukti penaklukan dan peralatan Goblin yang masih bagus untuk dijual. Setelah semuanya sudah beres, aku berangkat menuju timur untuk memburu seekor Ular.
Disepanjang jalan aku bertemu dengan beberapa Goblin yang tampaknya berhasil kabur dan mengalahkannya, aku juga bertemu dengan Wild Dog dan Orc yang berkeliaran. Tentu saja, aku berhasil mengalahkan mereka dan mendapatkan (Orc Meat) sebagai jarahan paling berharga.
Orc adalah Makhluk Buas dengan wujud manusia gemuk berwarna pink dengan wajah seperti babi hutan. Mengabaikan penampilannya, ternyata daging mereka sangat lezat saat diolah.
Setelah cukup lama berjalan dan bertemu dengan berbagai Makhluk Buas lainnya, akhirnya aku sampai disebuah tempat berbatu yang menurut kabar terdapat seekor Ular Raksasa yang menyerang para pedagang dan pengelana yang melewati jalan ini.
Aku menggunakan [Detection] untuk memeriksa sekeliling dan menemukan sebuah keberadaan yang sangat besar tepat dibawah kakiku, tampaknya Ular itu bersembunyi dibawah tanah untuk menyergap mangsa yang tidak waspada.
Karena aku tidak mau menunggunya keluar aku langsung menembakkan [Light Magic-Sol Ray] sekuat tenaga tepat kebawah tanah dimana aku merasakan keberadaan itu.
Sebuah jalur cahaya segera menggali jauh kedalam tanah dan seketika tanah bergetar tanda seranganku mengenainya. Retakan muncul dibawah kakiku, aku segera melompat mundur ketempat dimana retakan itu tidak mencapai.
Tak lama kemudian tanah meledak, pecahan batu berterbangan kesegala arah dan debu asap membumbung tinggi kelangit.
Dari kepulan asap itu muncullah sesosok Makhluk Buas dengan tubuh besar dengan warna hitam platinum yang memanjang sampai sekitar 10 meter dengan lebar 6 meter dan masih belum menampakkan ekornya.
Setelah menggunakan [Identify] dan mengetahui kalau dia bernama Great Black Phyton. Aku segera merilis [Light Magic-Plasma Cutter] sebuah cahaya terkonsentrasi berbentuk pisau terbang menuju Ular dan berhasil mengenainya. Sesuai dugaan, sisik Ular itu sangatlah keras sehingga sihirku hanya mampu menggali sedikit kedalam dagingnya.
“Shaaaa!”
Marah karena diserang dua kali berturut-turut Ular itu mengeluarkan teriakan yang mampu mengguncang udara. Mengambil posisi siap aku segera berlari menuju Ular itu, melihat aku mendekatinya Ular itu segera menerjang langsung kearahku dengan mulut terbuka lebar yang menampilkan deretan gigi tajam dan mengeluarkan suara yang memekikkan telinga.
Menunggu saat ini aku segera melompat tinggi di udara dan menggunakan [Sword Skill-Heavy Slash] berulang kali di atas tubuh Ular itu, tapi serangan itu hanya meninggalkan goresan tipis. Segera Ular itu berbalik dan kembali berteriak marah, melihat kesempatan aku segera merilis [Light Magic-Radiance Lance], tiga tombak cahaya meluncur dari telapak tanganku dan menerjang lurus ke mulut Ular yang sedang terbuka lebar.
Setelah menerima tiga tombak cahaya tepat di langit-langit mulutnya, Ular itu mengeluarkan teriakkan yang jauh lebih keras. Tanpa penundaan aku melepaskan [Light Magic-Sol Ray] tepat kearah rahang bawah Ular tersebut dan berhasil menembusnya.
Terluka parah Ular itu terhuyung tidak berdaya, dan tanpa ampun aku menghujaninya dengan [Light Magic-Radiance Lance] berulang kali sampai akhirnya Ular itu terbaring di tanah tak bernyawa dengan luka diseluruh bagian kepalanya.
Setelah pertempuran sengit berakhir, aku segera mendekati tubuh Ular tersebut dan menusukkan pedangku sekuat tenaga tepat diantara matanya hanya untuk memastikan. Setelah yakin Ular tersebut sudah mati aku segera mengambil ‘Survival Knife’ dan mengambil material darinya.
...
            Tiga jam berlalu setelah pertarungan melawan Great Phyton. Setelah istirahat makan siang sekaligus untuk memulihkan MP dan stamina aku segera melanjutkan misiku untuk memburu sekelompok Serigala.
Hari semakin sore sampai akhirnya aku tiba ditujuan. Sejauh mata memandang terdapat hamparan rumput hijau yang sangat luas, hanya ada beberapa pohon yang terlihat berdiri dengan kokoh dan kau bisa melihat Makhluk Buas dengan penampilan seperti Rusa dan Banteng sedang merumput.
Matahari sudah tenggelam, saat ini aku sedang menikmati makan malam berupa daging kering yang kubeli di kota. Saat aku sedang bersantai [Detection] merasakan banyak keberadaan kuat yang mengelilingiku. Karena malam aku tidak bisa melihat apapun tapi [Detection] membuatku tahu ada sesuatu disana.
Tidak lama aku mulai merasakan keberadaan superior diantara mereka. Setelah memastikan mereka berjumlah sepuluh orang termasuk yang superior aku bangkit berdiri dan bersiap menghunuskan pedangku.
“Auuuu....!!!”
Mereka mungkin merasakan niat membunuhku dan mulai melolong, sudah dipastikan mereka adalah Serigala yang menjadi targetku.
Suara geraman bisa terdengar dari segala arah, aku sudah terkepung. Aku segera mengaktifkan [Light Magic-Flashlight], seketika lingkungan menjadi terang dan aku bisa melihat mangsaku, tidak lupa aku juga menambahkan [Light Magic-Light] dan menciptakan lima bola cahaya yang menyebar dan membuat sekelilingku menjadi terang.
Menggunakan [Identify] aku mengetahui mereka adalah Black Wolf yang memiliki tubuh sebesar orang dewasa dan rambut mereka berwarna hitam kusam. Sedangkan yang superiror disebut sebagai Black Wolf Leader. Dia memiliki dua kali ukuran serigala lainnya dengan rambut berwarna hitam murni seperti diambil dari langit malam.
Menghindari pemimpinnya aku segera menerjang dan menebas leher Serigala yang berada tepat dihadapanku dan mencabut nyawanya seketika, tersisa sembilan.
Masih kehilangan penglihatannya aku segera merilis [Light Magic-Radiance Lance] kali ini lima tombak cahaya melesat sekaligus dan menghabisi tiga serigala yang ada disebelah kananku, tersisa enam.
Setelah pulih dari kebutaan pemimpin Serigala segera memerintahan bawahannya yang tersisa untuk menghabisiku. Dua ekor Serigala menyerang dari kedua sisi dan aku menggunakan [Sword Skill- Moon Slice] untuk menebas mereka berdua secara bersamaan, tersisa empat.
Kali ini tiga serigala yang tersisa langsung melompat secara bersamaan dan berniat melumpuhkanku. Diserang oleh tiga Serigala sekaligus dari depan dan belakang aku segera mengincar yang paling kiri di depan dan melancarkan [Sword Skill-Aura Slash] yang membuatku mampu untuk menebas musuh dari jarak jauh tanpa perlu mendekatinya.
Serigala itu segera terjatuh ke tanah, sedangkan Serigala yang berada di belakangku langsung kuterbangkan menjauh dengan [Martial Skill-Straight Shoot] yang nampaknya telah menghancurkan beberapa tulang Serigala itu, Serigala lainnya berhasil mendekat dan mengarahkan cakar dan taringnya tapi aku berhasil menghindar sambil menebasnya dengan menggunakan [Sword Skill-Heavy Slash].
Sekarang yang tersisa hanyalah pemimpin Serigala yang tetap diam sambil mengarahkan pandangannya kepadaku dengan marah dan mengeluarkan aura intimidasi yang jauh lebih kuat dari yang dikeluarkan oleh Kenrick.
“Auuu...!!!”
Tak lama Serigala itu mengeluarkan auman yang menghasilkan gelombang udara yang sangat kuat hingga mampu mencongkel tanah dan menghancurkan apapun yang mengenainya.
Aku menghindar kesamping tapi Serigala itu sudah berada disana dan mengayunkan cakarnya ke arahku. Tidak sempat menghindar aku menahannya dengan menyilangkan tanganku didepan dan terlempar jauh kebelakang.
Aku segera memperbaiki postur tubuhku dan melompat jauh kesamping dan menembakkan [Light Magic-Radiance Cutter] kearah tempat aku tadinya berada. Serigala itu yang awalnya hendak menyerang saat aku masih terjatuh malah terkena pisau cahaya dari serangan balasanku.
Seketika tubuh Serigala itu basah oleh darah, tidak tinggal diam Serigala itu menatapku dengan mata merahnya dan kembali mengeluarkan auman yang mampu mencongkel tanah. Belajar dari sebelumnya aku segera mengaktifkan [Light Magic-Light Speed] seketika aku sudah berada disamping Serigala itu dan menebas salah satu kaki depannya.
Terkejut karena kemunculanku yang tiba-tiba gerakan Serigala itu menjadi tumpul dan dengan mudah aku berhasil melancarkan [Martial Skill-Cannon Punch] tepat di wajahnya yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan kuakhiri dengan menebas lehernya dengan [Sword Skill-Heavy Slash] hingga kepala Serigala itu terpisah dari tubuhnya.