INTERMISSION
(BAGIAN PENUTUP)
(Translater : Hikari)

Mendongak menatap kediaman Ferid Bathory, Mika merasa lutut-lututnya gemetar karena gugup. Dia mengelusnya beberapa kali.
"…Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja."
Dia berkata pada dirinya sendiri.
Menurut rumor, anak-anak yang yang sering mengunjungi bangnan milik bangsawan vampir bernama Ferid, akan menghilang tiba-tiba. Apakah mereka dibunuh atau semacamnya, atau mungkin ada alasan lain? Dia tidak yakin. Di sini, jika beberapa ternak menghilang, itu tidak akan jadi masalah.
"…Tidak akan ada masalah. Aku bisa melakukannya."
Dia mengetuk pintu besar rumah besar tersebut, tidak yakin apakah suara tersebut dapat terdengar dari dalam. Tapi, pintunya terbuka, mengundangnya masuk.
Di dalam, tempat itu mengagumkan. Dia hanya pernah melihat rumah-rumah seperti ini di buku-buku bergambar dan dongeng-dongeng saja. Beberapa anak bekerja di sini juga, salah satu dari mereka adalah seorang gadis yang melihat Mika dan berkata, "Apa kau anak baru yang datang hari ini?"
"Uh, ya. Kurasa begitu."
"Apakah kau akan tinggal di sini mulai hari ini?"
"Tidak, tidak juga."
"Oh, kau adalah anak spesial kesukaan Tuan Ferid. Kalau begitu, masuklah. Aku akan mengantarkanmu padanya."
"…Terima kasih."
Ditemani gadis yang lebih tua, dia dipandu lebih jauh ke dalam kediaman tersebut. Beberapa ruangan di sana terdapat beberapa anak yang sedang bermain. Mereka kelihatan senang dengan begitu banyak mainan bertebaran di mana-mana,. Dia ingin membawa Yuu-chan, Akane, dan anak-anak lainnya dari Panti Asuhan Orphanage ke sini, pikirnya.
Tapi hanya saat aku tahu tempat ini tidak berbahaya. Begitu aku cukup yakin.
 Melangkah lebih jauh, mereka sampai ke sebuah ruangan dengan sebuah jendela yang mengarah ke luar ke sebuah kebun. Dari jendela tersebut mereka keluar ke kebun tersebut.
Di kebun itu tumbuh bunga yang berwarna-warni. Ini adalah pertama kalinya dia melihat bunga sejak dia turun ke dunia bawah yang tidak terjangkau sinar matahari. Mika terpukau oleh keindahannya saat gadis itu berbicara.
"Tuan Ferid.'
"………….."
"Tuan Ferid, saya membawa seorang tamu."
"Hm~?"
Sebuah suara menjawab balik.
Di tengah-tengah hamparan bunga yang Mika lirik sekilas, bagian atas tubuh seorang pria tampan muncul dari antaranya. Mata merah yang memikat menatap ke arah mereka.
"Oh, kau datang. Selamat datang di kediamanku."
Dia mengatakannya dengan jejak merah yang menetes turun dari bibirnya.
Baru saja, dia sedang meminum darah,
Di tengah-tengah bunga-bunga itu, seorang bocah muncul, darah sedikit mengalir dari lehernya. Menyadari kehadiran Mika, dengan cukup malu dia menutupi lehernya.
"Um, saya…" ujar si bocah itu sambil menatap Ferid untuk menunggu jawaban.
"Kau boleh pergi. Ambillah apapun yang kau suka dari tempat ini."
"Te-terima kasih banyak!" balas si bocah sambil berlari kencang.
Sepertinya beginilah sistem di sini berjalan. Kau bisa menawarkan Ferid darahmu, sebagai gantinya kau akan dibalas dengan barang-barang yang kau kumpulkan dari rumah besar ini.
Ferid mengedip pada si gadis yang membawa Mika ke sini. Dia juga pergi dan hanya Mika yang tertinggal. Dan juga—
"Jadi, kudengar jika aku datang ke sini, aku bisa mendapatkan banyak keuntungan dari Anda, Tuan Ferid.'
Ferid kemudian menatap lekat-lekat sosok Mika seakan sedang menilainya, dan tersenyum.
"Ya, jika aku menyukaimu."
Kalau begitu, dia benar-benar harus disukai. Kalau tidak, tidak akan ada yang berubah.
Hidupnya kacau balau di sini. Sebuah dunia yang sama sekali tidak ada sinar matahari, di mana remah-remah menjadi makanan sehari-hari. Membiarkan darah mereka dihisap sebagai suatu hal yang biasa, seakan hari demi hari tidak ada masa depan.
Di sini, tekad anak-anak ini akan menjadi layu. Yuu-chan terus berkata bahwa suatu hari dia akan mengalahkan para vampir…dan anak-anak percaya padanya saat ini…tapi itu mustahil.
Cepat atau lambat semua orang akan tahu itu tidak mungkin. Hati mereka akan jatuh dalam kegelapan rasa putus asa dan tanpa harapan. Sebelum sesuatu seperti itu terjadi, dia harus memberi mereka sesuatu semacam harapan meskipun sedikit…

Dengan wajah secerah yang Mika bisa munculkan, dia berkata, "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan supaya Anda menyukaiku, Tuan Ferid?"
"Mm-hm, ya. Kau bisa bilang kalau aku sudah mulai sedikit menyukaimu. Mata birumu itu. Kemudian rambut pirang keemasan yang indah itu. Aku penasaran apakah itu memang alami?"
"Oh, ya. Aku yakin karena aku tidak pernah mengecatnya."
"Di mana kau lahir?"
"Jepang."
"Kalau begitu kau orang Jepang?"
"Bukan."
"Yah jenis apapun tidak masalah. Apa kau keberatan kalau aku menanyakan namamu?"
"Aku dipanggil Mikaela. Hyakuya Mikaela."
Mendengar hal itu, Ferid tertawa. "Hm. Mikaela. Mika-chan ya? Nama yang bagus."
"…Benarkah?"
Saat itulah Mika tiba-tiba teringat wajah ibunya, kemudian wanita itu memanggil namanya.
"Kau spesial. Kau adalah anak yang terpilih. Dan kau membawa nama Michaela, tidak peduli apapun itu."
Dia berkata demikian padanya, sambil mendorong dia keluar dari mobil di jalan raya. Pada akhirnya, si anak terpilih ini menjadi ternak.
"Tetap saja, aku tidak begitu suka namaku."
"Benarkah? Itu sangat disayangkan," balas Ferid sambil datang mendekat.
Mika menatap bangsawan vampir tersebut saat Ferid tiba-tiba berkata, "Sebenarnya, dulu tuanku memanggilku 'Michaela'."
"Hah? Apa yang…"
Apa yang terjadi?
Dia tidak dapat mendengarnya dengan baik. Dia merasakan tangan Ferid di bahunya. Tetap di sana saat cakarnya menyusuri lehernya.
"Aku akan mencicipi sedikit."
"Oh, um, tentang hadiahnya…"
"Barang-barang di kediaman ini, ambil aja sesukamu. Tentu saja ada sesuatu yang kau inginkan. Nah, hanya itu?"
"…Y-ya. Silaka—"
Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, lehernya telah digigit. Dia merasakan taring-taring menghujam kulitnya dan menembus lehernya. Ini pada dasarnya adalah kali pertama darahnya dihisap dari leher. Dia dapat merasakan sesuatu yang keluar, seep, seeeep, seeeeeep.
Ini terasa berbeda dari saat mesin yang mengeluarkannya. Sedikit rasa sakit yang bercampur dengan rasa nikmat yang tidak pantas. Apa yang dia pegang baik-baik sedang dikuasai melawan kehendaknya sendiri oleh rasa nikmat yang aneh ini, itu memalukan.
"…Ugh."
Dia melemah.
"Ugh. Hn, hn, ah, ahhh."
Kekuatan dengan cepat meninggalkan tubuhnya. Dia mungkin mati kalau seperti ini, atau begitulah yang dia pikirkan.
"Baiklah, aku sele~sai. Hampir saja. Aku menghisap darahmu terlalu banyak dan hampir membunuhmu!" katanya sambil melepaskan dia. Mika menumpukan tangannya di permukaan tanah, tidak dapat berdiri.
"Haa, haa, haa, haa."
Seluruh tubuhnya terasa lemas. Berat. Sulit untuk bernapas.
Tidak. Tidak mungkin dia membawa Yuu-chan dan anak-anak lainnya ke sini. Dia tidak bisa membiarkan mereka melakukan hal semacam itu, hal yang memalukan seperti itu.
Kemudian di depan matanya, sebuah kuncup berwarna jingga mulai mekar. Pada bunga itu terdapat sebuah bintik, sepertinya itu tetesan air jatuh…tidak. Itu adalah air mata. Dia sedang menangis.
Dari atas dia mendengar, "Di ruang makan ada makanan yang disiapkan untukmu. Makanlah, lalu kembalilah hari ini. Senang bertemu denganmu, Hyakuya Michaela-kun. Aku menantikan saat untuk bertemu denganmu lagi setelah ini," kata Ferid.
Mika menyeka air matanya dan tersenyum. "Ba-baik! Terima kasih!"
Dia menjawab sambil menatap Ferid yang sudah tidak lagi di situ.
Itu seakan dia sudah diterima untuk bisa berkunjung ke sini.
Menyentuh lehernya, dia merasakan darah yang menyesap ke tangannya. Dia menggosok-gosoknya beberapa kali.
Sekarang dia mengeri kenapa bocah barusan merasa malu, menyembunyikan bagian leher di mana darahnya diminum. Itu karena dia merasa terhina telah merasakan kenikmatan semacam itu.
Kebahagiaan sepenuhnya menjadi seorang ternak. Itu adalah kehidupan yang tidak ada nilainya.
"……………"
Mika kembali ke dalam rumah. Melihat-lihat ke dalam beberapa ruangan, mengambil mainan. Anak-anak pasti akan merasa sangat senang.
Di ruang makan, dia melihat apa yang tidak pernah dia lihat sejak datang ke bawah tanah. Daging yang terlihat enak dan roti yang melimpah ruah yang tidak dapat dimakan sendirian disajikan di sana. Pada saat itu, dia tahu dia menelan ludah keras-keras.
Tapi aku akan membawanya pulang, jadi semua orang bisa mendapatkan bagiannya. Untuk Yuu-chan, Akane, dan semua anak-anak.
"Aku penasaran apakah mereka akan merasa senang…"
Membayangkan senyum anak-anak itu, seulas senyuman kecil muncul di wajah letih Mika.
Aku harus merahasiakan ini rapat-rapat dari Yuu-chan untuk sementara waktu. Kalau aku memberitahukannya, maka dia pasti akan mengusulkan kami datang ke sini bersama-sama.
Tapi sekalipun dia datang ke sini, aku tidak ingin melihat Yuu-chan dihisap darahnya oleh vampir. Aku tidak akan membiarkan Yuu-chan mengalami hal semacam itu.
Aku ingin Yuu-chan selalu tersenyum lebar, dan mengatakan hal-hal bodoh seperti dia akan menghajar para vampir.
Jika tidak,
Jika Yuu-chan tidak mengatakan hal-hal semacam itu dan tersenyum…
"Kuharap aku masih bisa melakukan yang terbaik saat itu terjadi…"
Mika berkata demikian sambil tersenyum, memeluk jatah buah-buah yang dia temukan untuk anak-anak dan meninggalkan kediaman Ferid.
Di belakang gedung tempat mereka tinggal, Yuu-chan sedang menunggu di luar, melipat lengannya, bersandar pada gedung, dengan tatapan cemas yang aneh. Dia menunggu selama itu, ya 'kan?
Dia menyadari kehadirannya.
Dia tersenyum.
"Ah, hei, Mika! Kenapa kau terlambat?"
Mendengar perkataan itu, anak-anak muncul dari dalam gedung.
"Oh! Mika-nii!"
"Kau pergi ke mana, Mika-nii?"
Melihat wajah tersenyum Yuu-chan dan anak-anak, memenuhi tubuh letihnya dengan kekuatan.
Yuu-chan dibuang oleh orang tuanya, dan berkata tidak ada hal-hal yang namanya keluarga, tapi bagi Mika, semua orang di Panti Asuhan Hyakuya adalah keluarga pertamanya.
Yang tidak akan membuang dia keluar dari mobil.
Sebuah keluarga di mana semua orang memerlukan satu sama lain dan berkumpul bersama-sama untuk hidup.
Aku ingin melindungi keluarga ini, pikirnya dari dalam lubuk hatinya.
Tidak peduli betapa mengerikannya tempat ini, jika semua orang di sini maka dia akan tersenyum dan menahannya.
Kemudian, Mika menunjukkan sebuah cengiran lebar di wajahnya dan berkata, "Lihat semuanya! Apa yang aku, Mikaela yang hebat ini, bawa pulang?"
Mengangkat buah-buahan yang dia pegang di tangannya, mata anak-anak berbinar-binar.
"ANGGGGUUURR!"
Mereka semua bersorak gaduh.
Menyaksikannya, Yuu-chan tersenyum
Melihat dia tersenyum, Mika tertawa.
Tapi aku terlibat dalam perjalanan yang sangat, sangat panjang yang berusia dua ribu tahun.
Ferid Bathory. Crowley Eusford. Kehancuran dunia dan vampir. Malaikat dan Iblis.
Kisah yang melingkupi nama terkutuk "Michaela" dimulai sekarang!