INVASION
(Author : Rafli Sydyq)

            Sudah hampir seminggu sejak kejadian itu. Keseharian kami di kota Lawton kami lalui dengan santai. Noel selalu pergi untuk berlatih summon magic hingga dia sudah bisa memanggil sekitar sepuluh jenis Monster Summon. Sedangkan aku dan Shery selalu melakukan quest ringan atau berjalan-jalan disekitar kota.
Saat ini kami bertiga sedang makan malam di sebuah restoran. Aku memesan daging asap dengan ditemani anggur merah, sedangkan Shery memesan spageti keju dan Noel memesan tuna bakar. Untuk minuman, mereka berdua memesan jus jeruk.
Kami menikmati makanan kami sambil mengobrol santai seperti biasa, sampai akhirnya itu terjadi.
“Ting! Ting! Ting!... Ting!”
Tiba-tiba saja suara lonceng peringatan berbunyi. Sontak semua orang menjadi panik dan terjadi kebingungan dimana-mana. Aku segera memerintahkan Shery dan Noel untuk berhenti makan dan segera berlari menuju Guild Petualang.
Sesampainya disana sudah banyak Petualang yang berkumpul, semua orang saling berbisik mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Lalu, dari lantai dua muncul seorang pria dengan tubuh kekar dan terdapat banyak luka diwajahnya, aura yang dipancarkannya dipenuhi oleh aura seorang veteran di medan perang.
Dia lalu berdiri disebuah mimbar kecil agar semua orang bisa melihatnya, dibelakangnya terdapat staff Guild yang menemaninya. Kalau tidak salah, dia adalah Guild Master di kota ini, Shamus Adalson.
“Para Petualang dengarkanlah! Kita saat ini sedang berada dalam keadaan darurat. Saat ini kota kita sedang diserang oleh sekumpulan Makhluk Buas yang kami perkirakan berjumlah sekitar seribu ekor. Dan diantaranya ada Makhluk Buas berperingkat B seperti Ogre dan DireWolf”
Seketika seisi ruangan menjadi sangat ribut, terlihat jelas kepanikan dan ketakutan diwajah mereka.
“Karena itulah tugas kita para Petualang untuk berkerjasama dengan para kesatria untuk menghadang para Makhluk Buas sialan itu. Tenang saja, jika kalian berpartisifasi maka kalian akan dihadiahi satu keping emas untuk setiap Makhluk Buas yang kalian bunuh! Dan jika beruntung, peringkat kalian juga akan dinaikkan hingga tiga tingkat!”
Sontak ruangan kembali dilanda keributan, akan tetapi ini berbeda dari yang sebelumnya, kali ini wajah para Petualang diliputi kebahagiaan setelah mendengar hadiah yang akan diberikan.
“Karena itulah angkat senjata kalian dan lindungilah kota ini sampai titik darah penghabisan!”
“OOOOO...!!!”
Dengan serempak para Petualang mengangkat senjata mereka tinggi diudara dan segera bersiap menuju gerbang kota.
...
            Kami sekarang berada sekitar 500m dari gerbang kota. Kelompok Petualang berjumlah sekitar 200 sedangkan prajurit kota berjumlah sekitar 600. Menurut unit informasi, musuh berjumlah sekitar 1.000 dan rata-rata dari mereka adalah Makhluk Buas berperingkat B dan karena ini baru sekitar sebulan semenjak hari perilisan, maka rata-rata Petualang yang ada kebanyakan berada di peringkat D atau C. Tidak diragukan lagi ini akan menjadi pertarungan panjang.
Karena aku memiliki class Ronin, maka aku ditempatkan di garis depan bersama dengan para Petualang dan prajurit lainnya, serta para Dark Knight dan Holy Knight yang merupakan Monster Summon yang dipanggil oleh para Summoner yang ada di kota ikut berbaris bersama kami.
Sedangkan untuk Shery dan Noel, mereka ditempatkan di garis belakang bersama para penyihir lainnya agar mereka bisa dengan aman merapalkan mantera mereka.
“Siapkan diri kalian! Musuh sudah mulai terlihat!”
Teriakan Guild Master Shamus yang bertindak sebagai komandan bergema keras di medan pertempuran.
Kabut asap mulai terlihat di kejauhan, perlahan banyak bayangan para Makhluk Buas mulai menampakkan dirinya. Mereka teridiri dari Goblin, DireWolf, Mad Bee, Ogre, hingga Orc mulai terlihat.
“Regu penyihir! Mulai perapalan mantera! Barisan depan! Angkat perisai kalian!” atas perintah Guild Master para penyihir mulai menyiapkan mantera mereka, sedangkan para prajurit dan Petualang yang menggunakan perisai maju kedepan dan menyiapkan perisai mereka.
“Bersiap!”
Perlahan musuh mulai mendekat, jarak kami sekitar 100m dari mereka.
“Tahan!”
Sekarang jarak musuh kurang dari 50m.
“Tembak!!!”
Puluhan sihir berwarna-warni bertebangan di atas kepala kami. Baik itu tombak api, pisau angin, peluru air, meriam batu, semua macam sihir terbang dan menghantam para Makhluk Buas yang membuat gerakan mereka melambat.
“Barisan depan! Maju!!!”
“OOOO...!!!!”
Atas perintah Guild Master, semua petualang dan prajurit langsung maju menuju medan pertempuran.
Suara dentingan pedang dan teriakan mulai terdengar dimana-mana. Aku sendiri saat ini sedang menebas semua Makhluk Buas yang ada di dalam jangkauanku. Baik itu Serigala, Goblin, hingga Beruang semuanya kuhabisi.
Menebas, menghindar, menangkis, menebas, memukul, menghindar, menendang, semua macam serangan kulepaskan kepada Makhluk Buas yang ada dihadapanku. Saat aku melihat sekeliling, aku bisa melihat ada orang yang saling berkerja sama, ada yang sudah tersudut, hingga ada yang sudah kehilangan nyawanya karena serangan Makhluk Buas.
Melihat banyaknya yang terluka, aku terkedang menggunakan [Light Magic-Area Heal] untuk memulihkan orang-orang yang ada disekitarku.
Juga, meskipun ini hanyalah sebuah game, akan tetapi ini adalah game VR yang dimana kau pasti akan menghadapi musuhmu secara langsung. Berbeda dari game konsol biasa, disini penampakan musuh diperlihatkan dengan sangat jelas, kau bahkan bisa merasakan dan mencium aroma busuk yang dipancarkan oleh Makhluk Buas.
Sudah pasti, hal ini akan membuat para Pemain yang tidak terbiasa dengan VR akan merasakan ketakutan dan melupakan fakta kalau mereka saat ini sedang berada di dalam game.
Oleh karena itu, aku menerapkan [Light Magic-Brave Heart] dan [Light Magic-Pure Body] untuk mengurangi rasa takut dan memperkuat mereka.
“Luka ku menjadi sembuh”
“Aku juga”
“Entah mengapa aku merasa lebih kuat”
“Aku sekarang sudah tidak takut lagi”
Para Pemain yang awalnya terlihat ketakutan dan ragu sekarang menjadi lebih bersemangat dan semakin gencar menghadang para Makhluk Buas.
Sayang sekali aku tidak sempat menghidupkan orang yang sudah gugur. Tapi, yah, jika mereka adalah Pemain paling mereka akan dibangkitkan kembali di Altar of Light.
Yang disayangkan adalah apakah NPC akan bisa dihidupkan kembali atau tidak? Kurasa aku akan memikirkan itu lain kali dan kembali fokus pada apa yang ada dihadapanku.
...
Sudah sekitar tiga jam semenjak pertempuran dimulai. Para penyihir terus menerus menenggak ‘Mana Potion’ untuk memulihkan MP mereka. Sedangkan bagi kami, situasi sudah mulai membaik.
Meskipun banyak Petualang dan prajurit yang terluka parah sehingga tidak bisa disembuhkan secara instan ataupun kehilangan nyawanya, tapi kami sudah mulai berhasil memukul mundur para Makhluk Buas.
Keberadaan Dark Knight dan Holy Knight sangatlah membantu, mereka yang tidak kenal lelah dan tidak kenal takut sangat berkontribusi dalam pertempuran. Sosok mereka yang tetap menebas Makhluk Buas meskipun tubuh mereka tertusuk atau lengan mereka putus membantu mengangkat moral para prajurit dan Petualang.
Satu jam lagi telah berlalu... Pertempuran akan mendekati akhirnya sampai...
“Duuuaaaarrr!!!”
Sebuah ledakan besar terjadi dan menghempaskan banyak orang termasuk para Dark Knight dan Holy Knight. Aku yang entah bagaimana berhasil bertahan menatap kepada sumber ledakan dan menyaksikan sebuah kawah sebesar 10 meter tercipta diatas permukaan tanah. Tidak diragukan lagi itu adalah ulah seseorang.
Aku menggunakan [Mana Presence] untuk mencari jejak magis dari pengguna sihir tersebut. Sebuah garis halus terlihat di udara yang menuntunku menuju orang yang aku cari. Dari perkiraan kasar, dia berada sekitar 300 meter dari kami.
Tapi, ada sesuatu yang membuatku tidak tenang. Hal itu disebabkan oleh betapa besarnya kekuatan orang itu sehingga auranya bisa kurasakan dengan jelas meskipun jarak kami sangatlah jauh.
Melihat sekeliling, masih ada beberapa prajurit dan Petualang yang masih bisa berdiri. Aku kembali menggunakan [Light Magic-Area Heal] untuk membantu memulihkan mereka meskipun sedikit.
Sekarang, aku hanya harus berurusan dengan boss musuh. Berpikir kalau membawa banyak orang hanya akan menimbulkan banyak korban lainnya berjatuhan dan bertindak sendiri adalah hal terbodoh yang bisa dilakukan, aku memutuskan untuk membuat sebuah tim kecil yang terdiri dari petarung terampil.
“Boss musuh berjarak sekitar 300 meter dari sini, dinilai dari kekuatan kurasa dia berkisar peringkat S, jadi bagi kalian yang berperingkat dibawah B harap segera mundur. Dan bagi kalian yang berada di peringkat A keatas harap ikut denganku”
Setelah meneriakkan itu, aku segera pergi menuju sumber kekuatan itu. Tidak lama ada sekelompok Pemain berjumlah lima orang yang mengikutiku.
Mereka terdiri dari empat manusia dan satu elf dan terdapat seorang penyihir wanita diantara mereka. Terlebih lagi, mereka semua adalah Pemain.
“Jadi, Cuma sebanyak ini”
“Benar, banyak Petualang yang terluka parah dan hanya kami satu-satunya Petualang peringkat tinggi yang masih mampu berjuang”
Yang menjawab adalah seorang pria dengan rambut coklat yang tampaknya adalah pemimpin mereka.
“Nama dan peringkat kalian?”
“Perkenalkan, namaku Chayton pemimpin party ini, yang menggunakan perisai adalah Boyd, pengguna tombak adalah Ghaza, pengguna panah kami bernama Iven dan pengguna sihir kami bernama Jeslyn. Kami semua merupakan sebuah party berperingkat A yang bernama Golden Eagle”
“Hmm... cukup bagus, namaku Rafael. Peringkat S dan karena itulah aku yang memimpin operasi ini, jadi ikuti aku”
““Baik!””
Dengan begitu, kami berenam segera menghampiri musuh kami. Tidak lama setelah itu, kami akhirnya bisa melihat penampakan boss musuh.
Dia adalah seorang kesatria dengan armor full plate berwarna hitam kelam yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia menggunakan sebuah pedang hitam pekat dengan aura kematian melekat padanya.
Dia juga menunggang seekor Makhluk Buas yang memiliki kepala singa, bagian tubuh belakang seperti kambing, memiliki ekor seperti ekor kalajengking dan sayap kelelawar, sudah jelas kalau itu merupakan seekor Manticore.
Kesatria itu memandang rendah kami dari balik helmnya. Dia melihat kami satu persatu hingga pandangannya tertuju padaku.
Dengan menggunakan [Identify] aku bisa dengan jelas mengetahui identitas sebenarnya dari musuh kami.
“Majin”
Majin, mereka adalah sebuah ras humanoid yang memiliki karakteristik seperti Makhluk Buas. Mereka digambarkan sebagai ras haus darah yang hanya menciptakan kekacauan dimana-mana. Oleh sebab itu mereka dijadikan sebagai Antagonis utama dalam game ini.
Atas gumamanku, para kelompok Golden Eagle langsung mengambil posisi bertarung dan siap menghadapi musuh kami. Aku tersenyum melihat orang yang menemaniku ternyata adalah Petualang terampil. Tidak heran mereka bisa dipromosikan menjadi peringkat A.
“Ohh... jadi kau bisa tau siapa diriku yang sebenarnya. Kau manusia yang cukup menarik”
Majin itu mulai berbicara. Ucapannya dipenuhi oleh kesombongan dan harga diri. Sudah sangat jelas kalau dia merendahkan kami.
“Aku tidak butuh pujianmu”
“Hoho... kau bahkan tidak takut ketika mengetahui siapa diriku sebenarnya”
Tentu saja, orang normal pasti akan takut jika harus berhadapan dengan Majin. Tapi, aku tau. Aku tau kalau dia tidak lebih dari Majin rendahan yang dikirim untuk mengukur kekuatan kami.
“Hmph, untuk apa aku takut kepada Majin peringkat rendah sepertimu”
“Tch, sungguh tidak sayang nyawa. Apakah sebegitu inginnya kau mati!”
“Bukannya kau sendiri yang takut, kau bahkan sampai bersembunyi dibalik kucing peliharaanmu”
“Dasar manusia yang tidak tau diri, bergembiralah karena kau akan mati ditanganku, Renfrid Sheffy yang perkasa”
Terkena profokasiku, Majin tersebut turun dari tunggangannya dan menghunuskan pedangnya.
Aku segera membisikkan kepada Chayton kalau party nya lah yang akan mengurus si Manticore, sedangkan aku akan mengurus Majin tersebut. Chayton segera mengangguk dan menjawab “Baik, serahkan pada kami”.
“Sheffy, benarkan? Perkenalkan namaku Rafael M. Dragnier. Bagaimana kalau kita berdua bertarung disebelah sana dan biarkan kawanku bermain dengan kucingmu sebentar”
“Baiklah, Ragna! Jangan sisakan satupun dari mereka”
“Semoga beruntung”
Dengan begitu, aku dan Majin tersebut mulai berjalan menjauh dan membiarkan para anggota Golden Eagle saling berhadapan dengan Manticore tersebut.