SECOND TOWN
(Author : Rafli Sydyq)

            Beberapa hari telah berlalu sejak Noel bergabung dengan kami. Dalam waktu itu aku telah memberinya menu latihan sebanyak tiga kali lipat dari yang kuberikan kepada Shery untuk mempersempit ketertinggalan sehingga dia tidak akan menjadi beban.
Meskipun Shery sempat protes tentang hal ini, namun orang yang bersangkutan sama sekali tidak mempermasalahkannya. Dia bahkan meminta latihannya ditambah yang ujung-ujungnya tidak jadi karena diprotes keras oleh Shery.
Meskipun semua latihan itu membuat perjalanan kami menjadi sedikit lebih lama, namun pada akhirnya kami sampai juga di kota berikutnya, yaitu kota para penyihir, Lawton. Berbeda dari Pruistine yang memberikan kesan seperti kota sederhana dan tentram, disini terasa seperti berada di kota kuno yang penuh akan sejarah.
Disepanjang jalan kau bisa melihat banyak orang dengan jubah penyihir sedang berjalan-jalan dengan santai sambil melihat-lihat semua dagangan yang dipajang di etalase toko.
Hampir semua toko disepanjang jalan menjajakan berbagai macam hal yang berhubungan dengan sihir dan hanya ada sedikit orang yang menjajakan makanan dan minuman di pinggir jalan.
Sebelum berbelanja, kami menuju tempat pembelian kuda untuk menjual kuda yang kami dapatkan dari para bandit, atau lebih tepatnya itu adalah kuda yang dulu dimiliki oleh Noel. Karena dia tidak keberatan kuda-kuda nya dijual, maka dengan senang hati aku menukarkan mereka dengan beberapa uang. Berkat itu kami memperoleh sepuluh emas dan lima perak, atau sekitar 10.500 R.
Kami juga sempat singgah ke toko pandai besi untuk menjual semua peralatan bandit dan mendapat delapan perak dan dua perunggu, atau sekitar 820 R. Dengan menjual semua itu, kami mendapatkan modal tambahan untuk membeli peralatan baru.
Setelah berkeliling di sekitar kota, kami akhirnya sampai disebuah toko yang bernama Griffin Gate.
Di dalam toko kau bisa melihat berbagai macam peralatan bagi penyihir seperti staff, jubah, hingga sapu yang biasa dipakai oleh penyihir untuk terbang diangkasa.
“Baiklah, kalian silahkan pilih yang mana menurut kalian cocok dan untuk pembayaran serahkan saja padaku”
“Apa kau yakin?”
“Eh? Aku juga?”
“Tentu saja, silahkan pilih sesuka kalian”
Meskipun sedikit ragu, para gadis segera berkeliling di dalam toko dengan mata seperti anak-anak yang dibawa ke toko mainan.
Sambil menunggu mereka, aku mencari di bagian ‘Magic Book’ untuk mencari buku yang memuat tentang Light Magic tingkat lanjut.
Keberadaan ‘Magic Book’ sangat penting bagi para penyihir. Hal itu dikarenakan ‘Magic Book’ merupakan salah satu sarana penting dalam mempelajari sihir. Setelah melihat-lihat, aku akhirnya menemukan buku yang memuat tentang Light Magic.
Tapi, karena buku itu tentang sihir penyembuhan yang mana telah kupelajari, maka aku mengembalikannya kedalam rak.
Karena kebanyakan ‘Magic Book’ yang kutemukan adalah tentang sihir penyembuhan dan perlindungan, membutuhkan waktu cukup lama bagiku untuk akhirnya menemukan apa yang kucari. Yaitu, ‘Magic Book’ yang memuat Light Magic tipe serangan.
Setelah menemukan ‘Magic Book’, aku kembali melihat sekeliling dan menemukan sebuah ‘Magic Gems’ berwarna ruby yang bersinar dengar cahaya yang memikat terpajang di salah satu rak. Tiba-tiba saja sebuah ide melintas dikepalaku dan tanpa berpikir dua kali, aku segera membeli ‘Magic Gems’ tersebut.
“Rafa, kami sudah selesai”
Menengok kebelakang, aku melihat Shery dengan tampilan baru. Kali ini dia memakai blus dan celana pendek berwarna hitam serta cardi merah panjang hingga hampir mencapai kakinya. Sebagai alas kaki, dia memakai sepatu boot hitam dengan kaos kaki hitam panjang yang menutupi hingga bagian atas lututnya.
Lalu, untuk Noel dia memakai tanktop dengan celana panjang putih serta rompi panjang hitam kelabu. Untuk alas kaki, dia memakai sandal tali berwarna perak. Serta di tangan kirinya terdapat sebuah gelang metalik dengan motif hati.
Untuk senjata, Shery tampaknya memakai staff kayu tipis dengan panjang melebihi dirinya dengan warna coklat tua yang ujungnya melengkung seperti pisau serta terdapat ukiran rune diseluruh bagian staff. Sedangkan untuk Noel, dia memilih sebuah tongkat penyihir hitam yang terdapat ukiran kepala elang diujung pegangannya sebagai senjata.
Dilihat dari penampilan, mereka lebih terlihat seperti dua orang mahasiswi yang sedang jalan-jalan di kota daripada seorang penyihir.
Meskipun secara teknis mereka memang masih muda, pakaian yang mereka pilih lebih cocok untuk waktu santai dan kurang cocok untuk dibawa ke medan perang.
Tapi, karena tidak ingin merusak suasana hati mereka dan mengingat selera mereka akan pakaian memang cukup bagus. Aku memilih untuk tidak mengungkit hal ini dan membiarkan mereka memakai apa yang mereka mau.
“Hmm... itu sangat cocok dengan kalian berdua”, aku memuji mereka berdua. Shery tertunduk malu, sedangkan Noel menepuk punggung Shery sambil mengatakan “Syukurlah”.
...
            Setelah puas berbelanja, kami saat ini sedang menikmati makan siang di salah satu restoran tidak jauh dari toko Griffin Gate yang kami kunjungi.
Menu makan siang kami berupa steak daging sapi dengan lada hitam untukku, kentang panggang dengan keju untuk Shery dan sup ikan dengan sayuran untuk Noel. Untuk minuman, Shery dan Noel memesan jus jeruk sedangkan aku sendiri memesan bir dingin.
Selagi menyantap makan siang, Shery dan Noel sedang asik mengobrol seperti biasa. Karena tidak mampu mengikuti pembicaraan mereka, aku memilih untuk menajamkan telinga dan mencoba menguping para pelanggan lain.
“Akhir-akhir ini para Makhluk Buas semakin aktif”
“Benar, aku dengar ada satu lagi desa yang hancur di utara karena Makhluk Buas”
“Karena itu sekarang ada banyak pengungsi yang mencoba memasuki kota dan jumlah bandit juga semakin meningkat yang membuat pendistribusian barang menjadi semakin sulit”
“Apa yang sebenarnya dilakukan para Petualang itu, bukankah mereka seharusnya pergi keluar sana membasmi para Makhluk Buas?”
“Lupakan para Petualang, sampai sekarang kerajaan masih belum membuat pergerakan apapun. kurasa harus ada sebuah kota yang hancur sebelum mereka mau mengangkat bokong gemuk itu dari kursinya”
Dari apa yang aku dengar, sepertinya para Makhluk Buas sekarang sudah semakin ganas, apakah ini adalah pertanda munculnya sebuah event? Game ini baru rilis sekitar setengah bulan jadi kurasa tidak heran bila ada event yang muncul. Juga, aku tidak akan heran bila ada seorang pemain diberikan peran Pahlawan untuk memeriahkan event.
Mengesampingkan semua hal itu, aku kembali memanjakan diriku dengan steak daging yang jujur ini jauh lebih enak dibandingkan dengan daging sintetis yang kumakan di dunia nyata.