EKSPEDISI DAN AREA GUNUNG BERAPI
(Translater : Hikari)
Beberapa hari setelah menerima leveling kekebalan gayaEight Million Gods dari Mikadzuchi, aku memeriksa efek dari batas pemulihan yang disebabkan dari mendapatkan SP. Untuk melakukannya, aku menggunakan banyak potion dan item penyembuh lain yang kupunya.
Hasilnya, aku menemukan bahwa jumlah pemulihannya menurun untuk setiap jenis potion dan pil. Walau begitu, tidak ada perubahan variasi pil seperti Boost Tablet untuk memperkuat stats.
Meskipun jumlah HP yang dipulihkan Blue Potion tidak berkurang karena batas pemulihan dari sP, jumlah yang sipulihkan paling banyak hanya setara Degraded High Potion.
Dan karena itulah, begitu aku mencapai batas pemulihan High Potion, aku harus membuat Blue Potion yang sebagus High Potion. Memutuskan hal itu, aku meminjam ruang crafting Eight Million Gods', tapi...
"Sudah kuduga, ini tidak berbeda dari Bluepot kualitas tinggi biasanya."
"Bagaimana kalau kau menyerah saja? Ini sudah cukup bagus, kok. Ayo minum teh saja, ya. Okay?"
Sambil berkata demikian, Otonashi memasukkan sebatang jarum ke dalam manik-manik yang sedang dia kerjakan.
"Aku akan minum kopi, bagaimana dengan kalian berdua? Mau teh hitam?"
Langley meregangkan punggung dan lengannya, kemudian meneguk habis teh dingin di sampingnya sebelum menyeduh yang baru.
"Teh hitam kalau begitu. Dengan resep yang ada padaku, tidak ada yang bisa kubuat untuk menggantikan High Potion."
Aku mulai menafsirkan Folk Medicine Encyclopaedia yang kuterima sebagai hadiah raid quest, tapi tidak ada di situ.
"Kalau begitu, bagaimana kalau mencoba versi yang lebih tinggi dari potion dasar?"
"Yah, coba lihat. Potion yang lebih tinggi dari High Potion, ya. Aku akan harus memulainya dengan mencari resep, kemudian membuat purwarupanya, menstabilkan efeknya, dan kemudian merancang cara bagaimana menyuplainya dengan biaya rendah. Itu jalan yang panjang."
Haa, aku menghela napas. Ayo mulai dengan mengumpulkan informasinya lebih dulu, pikirku dan mulai menyeruput teh yang kuterima dari Langley.
Karena itu diseduh sedikit lebih lama, rasanya jadi pahit, yang mana mengingatkanku pada teh di Commonest Café & Clothier Cloude.
"Baiklah, aku akan ke perpustakaan sebentar."
"Hait-hati."
"Yap, semoga kau menemukan sesuatu yang bagus."
Aku membawa Ryui dan Zakuro bersamaku dan meninggalkan rumah guild Eight Million Gods dan menuju ke perpustakaan.
Tetap saja, karena aku tidakdapat membawa mereka ke dalam, aku barus membuat mereka menunggu di ruang belakang perpustakaan dan mulai mencari-cari buku yang mungkin memiliki potion level lebih tinggi yang kuinginkan.
"Jadi tidak ada sama sekali. Aku cepat-cepat melihat semua ini, tapi tidak ada apapun di dalam sini artinya aku harus mendapatkan informasinya lebih quest atau terus mencoba begitu saja tanpa petunjuk.
Mungkin adalah ide yang buruk untuk mencari potion dengan level yang lebih tinggi tanpa mengetahui namanya lebih dulu, tapi mau bagaimana lagi.
"Haa, ayo menyerah untuk saat ini dan membuat penyesuaian aksesoris sebagai gantinya."
Aku saat ini tengah membuat aksesoris untuk Myu dan untuk Sei-nee yang mengundang kami untuk mengubah suasana di Eight Million Gods.
Rencananya adalah memberikan Blue and Silver Mystic Ring yang kubuat sebelumnya pada Sei-nee setelah penyesuaian. Aku ingin memberi Myu aksesoris manic-manik yang mana sedang kuteliti, dengan metode trial and error.
Aksesoris manik-manik dapat dibuat di mana saja selama kau punya manik-manik, Metallic Thread, dan sebatang jarum. Jadi hari ini kuputuskan untuk mengerjakannya dengan santai di bangku tempat beristirahat di belakang perpustakaan, bersama dengan Ryui dan Zakuro.
"Nah, ayo lanjutkan dari yang sebelumnya."
Aku mengeluarkan wadah khusus berisi manik-manik sambil memastikan benda tersebut tidak tumpah. Di dalamnya adalah manik-manik kaca seputih susu dan perak.
Sementara tinggal di guild Eight Million Gods, aku menyelidiki cara membuat aksesoris manik-manik bersama Otonashi dan Langley. Kami memastikan bahwa manik-manik kaca berubah warnanya tergantung dari material yang ditambahkan ke Crystal Sand.
Bahkan coraknya dapat berubah tergantung dari jumlah dan jenis bubuk logam yang ditambahkan. Manik-manik seputih susu ini dibuat dengan menambahkan Phosporus Soul Oredari Will o` Wisp dan Crystal Sand.
Di tengah-tengah gelang tersebut terdapat tumpuan besar yang mencolok. Dan, dengan menambahkan manik-manik kecil, aku membuat bagian yang besar dengan menggunakan beberapa dari mereka.
Gelang ini bukan jenis yang menghambat pergerakan dengan bergoyang ke sana sini, tapi jenis yang kuat dengan desain yang cukup sederhana.
Di lingkaran dalam, aku menaruh manik-manik seputih susu dan di lingkaran luar aku memasangkan manik-manik perak.
Aku terus mengerjakannya dengan penuh fokus, kemudian akhirnya bagian ujungnya kuikatkan kait dengan benang logam supaya itu tidak lepas. Setelah menambahkan bagian kait yang membuat gelang tersebut mudah dilepaskan, aku memasangkan permata aquamarine pada tumpuan tersebut, menyelesaikannya untuk saat ini.

Snow White Bracelet Accessory (Berat : 1)
DEF+8, MIND+12

Aksesoris yang selesai ini untuk Myu.
Keduanya adalah purwarupa dan karena aku menemukan bahwa aku dapat memasangkan tiga efek tambahan, aku mencari-cari untuk menambahkannya…
"Aku tidak punya material penguat apapun yang bagus."
"Apa yang tidak kau punya?"
"Woah?‼ Kaget aku! Wah, Cloude?!"
Saat aku hampir merosot jatuh dari bangku, aku menahan Zakuro yang sedang duduk di lututku.
Saat aku melihatke belakang, aku melihat Cloude. Dia menaruh partner Kucing Keberuntungannya, Socks, di bahu dan sedang melihat tanganku. Aku sama sekali tidak menyadarinya.
"Lama tidak bertemu."
"Kau benar. Aku memang bertemu Magi-san, tapi tidak ada kesempatan untuk bertemu kau dan Lyly. Apa dia baik-baik saja?"
"Kami sering berburu bersama dan mengajar crafting. Lyly juga cemas karena kau tidak menunjukkan dirimu."
"Um, maaf soal itu."
Akhir-akhir ini aku lebih sering bermain di rumah guild Eight Million Gods. Aku hanya mengambil sedikit material yang dibutuhkan dari Atelier dan melengkapi barang dagangan di toko serta barang titipan.
"Ada yang terjadi, 'kan?"
"Sebenarnya…"
Aku melihat ke bawah dan mengelus Zakuro yang ada di atas lututku.
Menyamainya, aku juga mengelus Socks Cloude yang melompat dari bahunya ke bangku. Menanggapinya, makhluk itu mengeluarkan suara dengkur.
Setelah beberapa saat terdiam, aku menjelaskan pada Cloude bahwa aku dalam perawatan Eight Million Gods untuk sementara waktu.
"Mm. Jadi karena kau kehabisan semangat, kau sedang mencoba stimulus lain untuk mendapatkan kembali motivasimu, ya."
"Maaf membuatmu khawatir."
"Yah, selama kau baik-baik saja. Tetap saja, ternyata ada dungeon dalam tubuh di dalam monster raksasa area dataran tinggi. Ngomong-ngomong, sepertinya kau tidak menghilang seperti yang kau lakukan sebelumnya karena kau merasa melibatkan diri dengan orang lain itu merepotkan, jadi tidak masalah. Terlebih lagi, kau menemukan sesuatu yang menstimulasi dirimu juga."
Berkata demikian, Cloude berjongkok di tanah dan memungut sesuatu.
Itu adalah sebutir manik-manik yang tumpah dari wadahnya saat aku hampir jatuh dari bangku.
"Aku sudah melihatnya. Sepertinya kau sedang mengerjakan manik-manik. Bukankah manik-manik dan Metallic Thread adalah kombinasi yang memberikan sensasi yang tidak nyaman pada kulit? Kalau kau menjahitkannya dengan Silky Spider's Thread yang lebih fleksibel dan kuat, rasanya akan lebih baik dan akan jadi aksen yang bagus."
Sebagai seoran pejahit tingkat atas, Cloude muncul dengan metode menangani manik-manik dengan segera. Sebagai tambahan mendapatkan ide yang jauh lebih baik daripada penjahit dari Eight Miilion Gods, dia bahkan memberikan sebuah metode untuk meningkatkannya.
"Kau menunjukkan padaku sesuatu yang bagus hari ini."
Berkata begitu, Socks memanjat kembali ke pundak Cloude dan mereka pulang. Aku mengantar kepergian mereka sampai mereka menghilang.
Setelah itu di hari yang lain, aku melihat mahakarya yang dihiasi dengan manik-manik dipajang di lemari kaca Commonest Café & Clothier dan tercengang, tapi itu adalah cerita untuk lain waktu.
"Baiklah kalau begitu, ayo pulang."
Aku berkata begitu dan mulai berjalan menuju rumah Eight Million Gods.
Dan saat aku membuka pintu aula guild, suasana yang berbeda dari biasanya pun muncul di hadapanku.
"Ayolah, minggir! Kumpul bersama-sama sebagai party tidak akan menjadi halangan." "Bawakan oleh-oleh, yaaa." "Baiklah, kami akan mengumpulkan beberapa material di sana, kuserahkan sisanya pada kalian." "Ini pertama kalinya aku pergi ke sana. Apa tidak apa-apa?" "Aku sudah ke sana bersama dengan tim perintis. Itu adalah tempat yang menarik. Yah, kau akan pergi sekarang jadi lihat saja nanti."
Kerumunan player yang berisik berkumpul di pusat Eight Million Gods. Player tingkat atas dan menengah juga beberapa perajin berbaur di antara mereka.
Apa yang terjadi sampai orang-orang sebanyak ini berkumpul di saat yang sama? Aku penasaran sekaligus kaget, tapi keributan terus saja berlanjut. Saat itulah Sei-nee mulai memberikan instruksi kepada beberapa anggota guild.
"Mm. Jadi persiapannya sudah selesai. Baiklah, begitu Mikadzuchi memberi instruksinya, kalian tinggal bergerak saja ke portal. Juga, untuk orang-orang yang tidak bisa menggunakan portal—Mikadzuchi dan aku akan bekerja sama membantu kalian mencapai dan mendaftar di sana."
Dia sepertiya sibuk, jadi sebaiknya aku tidak mengganggunya saat ini, pikirku dan melangkah mundur lalu berbenturan dengan seseorang.
"Woops, maaf. Ah, Mikadzuchi?"
"Bagaimana denganmu, Nona? Kalau kau tidak segera bersiap-siap, kami akan meninggalkamu, lho?"
"Meninggalkanku? Apa maksudmu? Kau akan pergi ke suatu tempat?"
Tidak mengerti dengan situasinya, aku diajak untuk pergi ke tempat lain oleh Mikadzuchi. Di sana, aku melihat party Myu, Otonashi dan Langley sedang berkumpul bersama.
"Onee-chan! Dasar, kami menunggumu!"
"My-Myu, aku tidak bisa bernapas…"
Setelah melihatku, Myu memeluk leherku erat-erat dan Lucato beserta anggota party lainnya hanya melihat, terbiasa dengan hal ini. Juga, menjaga jarak sedikit dari yang lainnya adalah Otonashi dan Langley.
"Benar, katakan padaku. Ada apa kumpul-kumpul begini?"
"Eh? Bukannya kau sudah dengar dari Sei-oneechan dan Mikadzuchi?"
"Tidak, tidak sama sekali…"
Aku tidak berbicara dengan Sei-nee dan sedangkan untuk Mikadzuchi, entah dia lupa atau mungkin berpikir akan lebih menarik tidak mengatakannya padaku.
Dan, Mikadzuchi yang sedang dibicarakan ini, bersuara lantang dari tangga yang ada di tengah-tengah aula.
"Para elit guild! Kerja bagus telah berkumpul di sini hari ini! Mulai hari ini, seperti yang direncanakan, kita akan sepenuhnya menyelesaikan misi area garis depan yang telah direncanakan beberapa waktu ini. Ayo berangkat! Selama seminggu dari sekarang, kita akan menyingkap garis depan dengan kekuatan penuh kita! Baiklah kalau begitu——ekspedisi, berangkat!"
Ekspedisi, aku bergumam dan pada saat yang sama pidato Mikadzuchi berakhir. Aula guild dipenuhi dengan sorak-sorai dan semua orang mulai bergerak, satu demi satu.
Kemudian Mikadzuchi dan Sei-nee bergabung di tempat kami berkumpul…
"Baiklah, kita sebaiknya pergi juga!"
"Tidak, tunggu, apanya yang "pergi"? Ini pertama kalinya aku mendengar hal ini. Dan, apa maksudnya ekspedisi…"
"Fufufu, kau tahu, kita akan menjelajahi puncak Area Gunung Berapi!"
Sei-nee tersenyum, terlihat sangat senang, tapi secara pribadi aku merasa kecewa mendengar tentang gunung lagi.
"Baiklah kalau begitu, bersenang-senanglah——-"Kau ikut juga, Nona."——Jadi begitu, ya."
"Tidak apa-apa, Nona. Ada tempat yang pasti akan kau suka…tapi sebenarnya, itu adalah zona yang berbahaya, sih."
"Tunggu, Mikadzuchi. Apa yang barusan yang kau bilang terakhir?!"
Aku mendengarnya. "Zona berbahaya" apanya? Ke mana sebenarnya kau membawaku? Aku ingin memprotes, tapi sebelum aku dapat melakukannya, aku diseret menjauh oleh Myu yang masih menempel padaku dan Mikadzuchi.
Ryui dan Zakuro ikut menyusul kami.
"Grup ini masih belum terdaftar di portal Area Gunung Berapi, jadi kita akan ke sana secepatnya untuk menyusul grup yang mendahului kita."
"Haa, ya sudah. Apapun yang terjadi, terjadilah."
Aku menghela napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menemani Mikadzuchi dan yang lainnya dalam menaklukkan garis depan Area Gunung Berapi.
Walaupun sepertinya ada tempat yang kusukai di sana, itu adalah garis depan Area Gunung Berapi. Kalau bisa, aku lebih suka menghindari masuk area di mana aku akan mati hanya karena tergores. Berpikir demikian, aku tidak memasukinya sebelumnya.
·
Tidak berapa lama kemudian kami mencapai pintu masuk Area Gunung Berapi.
"Hahaha, kita sampai dengan cepat."
Saat tawa kering terdengar di sampingku, sebuah gunung dengan permukaan yang retak-retak membentang di depan kami.
Di tanah terdapat bercak-bercak hitam yang berpendar kemerahan berulang kali karena lava dan gas gunung berapi yang meletup keluar dari bawah lalu berubah menjadi pilar-pilar api.
"Nah, ayo pergi."
"Serius? Biarkan aku istirahat sebentar."
"Ayolah Onee-chan, berjuanglah!"
Dengan punggungku yang dipukul ringan oleh Myu, aku mengangkat pandanganku dari tanah di bawah kami.
Kami berjalan sangat jauh untuk sampai di sini.
Begitu kami melewati Dungeon Tambang dekat Kota Ketiga dan menyelinap dari tempat para monster Arachne si setengah laba-laba.
Di pintu masuk ke Area Gunung Berapi, terdapat portal di area aman di mana para anggota guild yang datang lebih dulu sedang beristirahat.
Lewat di samping anggota-anggota guild tersebut, dengan Mikadzuchi di depan kami, grup yang mendahului kami lanjut maju mengejarnya ke puncak gunung.
"Majulah. ——Ice Lance"
"Aku tidak akan kalah, Sei-oneechan! —— Fifth Breaker!"
"Bukankah kalian terlalu bersemangat, haa!"
"Tidak, kalian semua yang terlalu bersemangat."
Monster-monster lawan telah memanjat naik dan menyerang kami dalam grup.
Karena mereka adalah monster agresif, monster manapun yang dapat melihat kami akan datang menyerbu tanpa alasan. Myu, Sei-nee, Mikadzuchi dan yang lain menghadapi mereka semua satu demi satu.
Dengan setiap party bertarung secara terpisah dan memposisikan diri mereka, tidak ada masalah dengan penalti serangan gabungan dan kami dengan mulus mendaki ke atas.
Aaa-ah, aku hanya mendapat sedikit kesempatan untuk bergabung dalam pertempuran, rasanya jadi tidak enak. Rasanya seperti aku sedang dikawal."
"Kau adalah seorang perajin, jadi ini adalah hal yang normal. ——Aqua Bullet"
"Kalau kau bebas, kumpulkan item! Kita akan menyelidiki semua sumber daya di area ini!"
Sei-nee menembakkan peluru air dan tombak es satu per satu, Mikadzuchi berseru sambil menghajar musuh yang datang dengan tongkat.
Monster tipe beruang dengan lava di punggungnya dan memuntahkan api, Magma Bear.
Monster tipe ngengat yang menyebarkan bubuk logam dan percikan untuk memunculkan debu ledakan, Dust Moth. Sekumpulan monster yang memiliki tubuh ulat dengan pola tutul-tutul, Dust Eater.
Menghadapi mereka semua, kami bergerak maju.
"Mereka benar-benar sesuatu sampai bisa mengatasi serangan-serangan itu."
"Bukannya itu karena sudah terbiasa?"
Lucato menanggapi ujaranku. Di depan kami, terdapat Myu dan Mikadzuchi yang mengayunkan senjata mereka di garda depan.
Berhadapan dengan Magma Bear, Mikadzuchi tidak mundur selangkah pun saat dia terus bertukar serangan dengan makhluk itu. Myu menghindari debu ledakan yang muncul satu per satu di tengah udara dan pada saat yang sama, dia membelah Dust Eater di bawahnya dengan pedang dan menembak Dust Moths dengan sihir cahaya.
Seperti yang dikatakan Mikadzuchi, aku mengusahakan yang terbaik dengan mendapatkan item-item bersama dengan para perajin dari grup yang sama.
Otonashi dan Langley mengumpulkan dan menggali dengan beliung beberapa titik pengumpulan di tanah yang tandus. Aku juga mengayunkan Black Iron Pickaxe pada titik-titik penambangan yang keras.
Dan pada saat kami selesai mengumpulkan bijih-bijih logam dan permata-permata kasar dari titik-titik penambangan, monster-monster lawan di sekitar kami hampir tersapu bersih.
"Kita selesai di sini. Yun-oneechan, bagaimana di situ?"
"Hampir selesai sekarang. Ngomong-ngomong aku tidak tahu apa-apa soal area ini. Bisa kau jelaskan dengan baik nantinya?"
Setelah pertarungan dan pengumpulan item selesai, aku meminta Mikadzuchi sambil kami mendaki jalur gunung Area Gunung Berapi.
"Coba kulihat. Ini adalah salah satu area garis depan, Area Gunung Berapi. Area Dataran Tinggi yang kau temukan, Nona adalah area garis depan yang tidak terjelajahi di Utara. Selain itu, ada area gunung dan hutan di Timur dan area rawa-rawa di Selatan."
Mempertimbangkan kekuatan luar biasa dari Lightning Horse di Area Dataran Tinggi di Utara, bisa dibilang itu adalah garis depan Utara.
"Jadi, apa yang ada di Area Gunung Berapi ini?"
"Hmm. Menurut party perintis, ada pintu rahasia di sini."
"Ohh, kedengarannya menarik! Ayo langsung ke sana! Kita akan lebih cepat ke sana dan kita tidak akan harus mendaki jalan gunung yang memusingkan ini!"
Berkata demikian, Myu hampir belari, tapi Sei-nee dan aku menahan pundaknya, menghentikannya. Setelah itu, Mikadzuchi mengatakan mengapa dia ragu-ragu untuk memanjat secara langsung.
"Kau bisa mencoba mengambil jalur langsung, tapi itu adalah lereng dengan pijakan kerikil dan bebatuan kecil yang membuatnya mudah untuk tergelincir. Juga, kau harus menghindari jebakan panas dan jebakan gas vulkanis yang ada di sekitar situ saat kau menghadapi monster-monster yang kebal api. Jadi, bagaimana?"
"Baiklah! Ayo lewat jalur gunung ini!"
Kali ini, Myu bergegas jalur gunung dan Lucato bersama yang lain mulai mengejarnya.
"Jadi, apa ciri khas khusus area ini?"
"Coba kulihat. Ada beberapa fasilitas buatan manusia di sekitar sini. Juga, lihat, ada objek batu telur di sana."
Di depan yang Mikadzuchi tunjuk ada sebuah batu pada alas yang dua kali tingginya dibanding manusia. Myu berlari ke atasnya dan sepertinya mengamat-amatinya dari atas.
"Ohh, tinggi sekali!"
"Myu-san! Itu bahaya jadi turunlah!"
"Ahahaha, dasar Myu-chan. Aku akan memanjatinya juga nanti!"
"Hino-san!"
Lucato panik sendirian. Di samping batu tersebut, Toutobi penasaran apa arti dari objek tersebut. Rirei dan Kohaku juga ada di sana.
Dan Sei-nee yang menjelaskan artinya.
"Seharusnya ada kunci di sini. Untuk memasuki dungeon di pos kedelapan, kau memerlukan sebuah item kunci yang disebut Demonfolk Gatekeeper's Key. Benda tersebut terpencar di sekitar Area Gunung Berapi ini, tapi sepertinya tidak di sini."
Setelah mendengarkan penjelasan Sei-nee, Myu melompat turun dari batu telur untuk melihat ke celah antara batu telur dan alasnya.
"Saat item kunci Demonfolk Gatekeeper's Key digunakan atau dibawa keluar area dalam kepemilikan seseorang, benda tersebut akan menghilang dan muncul kembali di tempatnya semula."
"Hee, kedengarannya menarik. Ini mungkin pertama kalinya aku menemukan dungeon yang terkunci."
Begitu kami menyusulnya, aku melihat secara menyamping ke dalam lubang tempat kunci tersebut.
Penjelasan Sei-nee barusan menggelitik rasa penasaranku sedikit. Untuk beberapa lama setelahnya kami melalui ruang yang kosong, tapi semakin kami ke atas udara menjadi semakin panas dan beberapa dari kami mulai merasa tidak nyaman.
"Panasss sekaliiii. Yun-oneechan, kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa, tapi bagaimana denganmu, Myu?"
"Hmm. Ini sedikit terlalu keras. Ah, Ryui-nya Onee-chan sejuk sekali."
Panasnya gunung berapi dan suhunya yang tinggi telah memberikan damage lingkungan terhadap player sedikit demi sedikit, dimulai dari player yang DEF dan kekebalan terhadap apinya terendah.
Sedangkan aku, aku bisa bertahan terhadap hawa panas ini berkat membiasakan diriku saat aku mengerjakan aksesoris dengan Craftmanship.
Zakuro partnerku memiliki kecocokan yang tinggi dengan elemen api karena dia adalah rubah api dan sepertinya baik-baik saja. Sedangkan Ryui, karena dia dapat menggunakan elemen air, tubuhnya mengeluarkan udara sejuk dan dia sepertinya sangat tenang.
Dan, di sekitarnya——
"Haa, udara yang sejuk sekali datang dari Ryui——"
"Benar sekali, rasanya sejuk."
"Oase di tengah padang gurun."
Para player yang tidak memiliki kekebalan pun berkumpul, mendinginkan tubuh dan menjauh. meskipun sedikit kesal karena itu, Ryui berjalan di sampingku dengan Zakuro di atasnya.
Begitu kami mendekati turunan yang kami lihat selama beberapa saat sebelumnya, Mikadzuchi menunjuk dengan jarinya.
"Ini adalah pos keempat, Sweltering Oil Pond!"
Di samping jalur gunung terdapat sebuah lubang besar di gunung dan cairan terkumpul di dalamnya.
Cahaya merah berkilat dari tanah yang berkerlipan, memantulkan permukaan minyak yang sangat transparan.
Saat aku mendekat, sebutir kerikil di bawah kakiku jatuh ke dalam kolam dan tenggelam sebagaimana harusnya ke dalam minyak yang kental.
"Heei, jadi ada yang seperti ini di sini juga."
Aku mendekati Sweltering Oil Pond kemudian menggunakan siuk dan corong untuk mengambilnya lalu menuangkan minyak tersebut ke dalam sebuah wadah.
Setelah mendapatkan beberapa botol Volcanic Zone's Sweltering Oil, aku menjauh dari kolam tersebut untuk memeriksa material itu.
"Hmm, ini berbeda dari minyak yang bisa dimakan. Kurasa ini adalah minyak mineral. Kalau begitu, ini tidak bisa digunakan untuk Cooking atau Mixing. Mungkin aku bisa menggunakannya sebagai bahan pendingin sebagai ganti air untuk Craftmanship. Untuk equipment perak yang tidak perlu keras dan tajam, terutama saat itu digunakan dengan sihir, mungkin lebih baik untuk mendinginkannya dengan minyak daripada dengan Water of Life…"
Aku bergumam sendirian saat menyelidiki material di tanganku, dan saat aku mengangkat kepala, aku melihat semua orang menatapiku dengan pandangan hangat.
"A-ada apa? Apa ada sesuatu di kepalaku?"
"Tidak, hanya saja kau memang seorang perajin, itulah yang kami pikirkan."
Dikatakan begitu oleh Mikadzuchi, aku memandangi yang lain dan melihat Otonashi serta Langley memegangi botol-botol Volcanic Zone's Sweltering Oil  sama sepertiku.
Mereka berdua mempelajarinya seperti yang kulakukan.
"Ahh, yah, um, maaf."
"Itulah sifatnya perajin. Ngomong-ngomong, kita sudah datang sejauh ini, bagaimana kalau pertunjukan kecil sedikit?"
"Pertunjukan?"
"Yep, sedikit pelajaran untuk memastikan kau tidak lupa tentang dirimu, keamananmu sendiri dan menganggap remeh hal lainnya."
Aku mengerutkan alis kebingungan, tapi mata Myu berbinar ingin tahu.
Melihat reaksi kami, Mikadzuchi menyengir tanpa rasa takut dan menembakkan sebuah Art jarak jauh pada Magma Bear yang baru saja muncul kembali, memancingnya datang.
Itu adalah seekor beruang yang mengeluarkan api di punggungnya. Dan, ada sebuah kolam dengan minyak di dekat sini.
Ini adalah kombinasi yang membuatku sangat, sangat merasakan firasat buruk.
"S-Sei-nee…"
"Ya, ya. Semuanya mundur, oke? ——Ice Shield"
Sebuah dinding tinggi transparan telah memisahkan kami dari kolam minyak.
Dan, di sisi lain dinding tersebut terdapat Mikadzuchi, yang menangkis serangan-serangan Magma Bear. Dia membentur untuk mendorong Magma Bear ke dalam kolam minyak di belakangnya.
"——GUOOOOOOOOO!"
Segera sesudah itu, api Magma Bear merambat di permukaan kolam minyak tersebut.
Sedetik kemudian, Magma Bear terbungkus oleh danau api, terbakar oleh kobaran api yang lebih hebat daripada yang membakarnya sebelumnya.
"Dan begitulah, berhati-hatilah supaya ini tidak terjadi padamu. Jangan mendekati kolam minyak dengan ceroboh."
"Woahh! Benar-benar lautan api. Dia terpanggang ultra well-done!"
"………"
Myu menyaksikannya dengan sama sekali lengah, dan berkebalikan dengannya, aku kehilangan suaraku.
Setiap kali Magma Bear melambai-lambaikan kaki-kakinya, berjuang di kolam tersebut, minyaknya berubah menjadi bola-bola api yang berpencar ke semua arah.
Kalau bukan karena dinding es Sei-nee, itu akan menjadi situasi yang berbahaya.
Magma Bear perlahan tenggelam ke dalam api. Tubuhnya terbakar. Pada akhirnya, hanya kaki depannya yang menjulur keluar dari dalam kolam minyak dan mengarah ke langit.
Saat itulah seseorang di dekatku berkata "Aku akan kembali". Aku tidak melewatkan mendengar itu.
Mikadzuchi memanggil kami, yang sedang menyaksikan pemandangan tersebut dengan ternganga.
"Saat berikutnya  kau mendekati kolam, pastikan untuk memeriksa keamanannya. Juga, ada sebuah Demonfolk Gatekeeper's Keydi dalam kolam minyak tersebut, tapi anggota Eight Million Gods sepertinya telah mengambilnya duluan."
"Hei, hei. Bagaimana dengan apinya? Apa akan terus terbakar seperti itu?"
Myu menunjuk pada kolam minyak yang masih berkobar itu.
"Tidak apa-apa, itu akan berhenti setelah beberapa saat. Yah, kalau kau menggunakan tempat pengumpulan dengan tidak benar, itu akan berubah menjadi sebuah jebakan. Aku ingin menunjukkan itu padamu secepat mungkin."
"Um, Yun-chan, apa kau baik-baik saja?"
"Yeah, hanya sedikit kaget dan kehilangan kata-kata."
"Apakah itu terlalu membuatmu syok?"
"Tidak, aku hanya senang bahwa aku berhati-hati saat mengumpulkannya."
Aku menjawab begitu pada Sei-nee dan Mikadzuchi yang kelihatan cemas, tapi sepertinya aku tidak bisa langsung bergerak.
Aku menutupi wajahku dengan tangan dan memijatnya untuk memperbaik ekspresiku yang kaku.
Sementara itu, Ryui dan Zakuro merapat padaku dan menatap khawatir. Aku menikmati kelembutan mereka untuk memulihkan energiku.
"Aku tidak apa-apa sekarang."
"Aku mengerti. Yah, sedikit lagi dan kita akan berada di area aman. Kita akan beristirahat di sana."
Dan begitulah, kami melanjutkan memanjat.
Begitu kami mendekati lingkungan pos keenam Area Gunung Berapi, kami menyadari asap putih yang datang dari gunung.
·
Sebuah tempat yang aneh telah dibangun di gunung berapi yang membara.
Pada dasarnya, karena ada fasilitas relaksasi bagus di situ.
Pada area aman di tengah-tengah gunung, terdapat sebuah batu raksasa yang terkubur di tanah, terpotong kasar di situ adalah sebuah cekungan.
Terdapat di dalamnya adalah air panas yang menyembur keluar dari lereng gunung——berubah menjadi mata air panas.
Di sampingnya, di belakang cekungan mata air panas terdapat sebuah bangunan. Itu benar-benar terasa seperti mata air panas pribadi di area gunung berapi.
"Wow, putih bersih karena uap. Apa ini benar-benar mata air panas?"
"Ini adalah area istirahat dalam bentuk mata air panas. Kalau kau menggunakannya, kau akan mendapatk bonus SPEED selama waktu tertentu. Di dalam bangunan di belakang adalah pemandian terbuka untuk pria dan wanita. Masuklah kalau kau mau."
"Kelihatannya seperti hadiah besar karena sampai sejauh ini."
Aku berkata begitu dan berjalan ke arah pintu masuk pemandian laki-laki yang ditandai dengan tirai biru.
"——Dilarang masuk. Kau tidak punya hak untuk masuk."
"Apa?‼"
"Hei, hei, Nona. Itu pemandian laki-laki. Yang di sebelah sini yang untuk perempuan."
Mikadzuchi menunjuk ke tirai merah yang menandai pemandian perempuan…
Mana mungkin aku masuk ke pemandian untuk perempuannn! Sialan! Kenapa aku tidak bisa masuk ke pemandian laki-laki?! Aku ini laki-laki!
"Tidak mau masuk, Nona?"
"Ah, eh, um…"
Sesaat sebelumnya aku ingin sekali masuk. Aku perlu alasan untuk menolak… Aku berpikir dan pandanganku jatuh pada Ryui dan Zakuro.
"A-aku ada young beast, Ryui dan Zakuro, ya 'kan?! Maksudku, karena kami tidak bisa masuk bersama-sama, kami merendam kaki saja di situ."
Aku berkata begitu dan menunjuk pada mata air panas yang ada di batu.
"Begitukah? Ya sudah, aku tidak akan memaksamu."
"Baiklah kalau begitu, Yun-oneechan. Kami akan masuk ke dalam pemandian!"
"Yun-chan, sampai nanti ya."
Berkata begitu, grup para wanita itu memasuki ruang ganti.
Player pria yang tersisa…
"Aku tidak begitu tertarik dengan mata air panas, jadi aku akan pergi memburu beberapa monster sementara ini." "Kalau begitu, kami akan mengumpulkan material di luar." "Kami akan mengawal kalian. Dan, kami akan kembali setelah beberapa lama."
Mengatakan hal-hal seperti itu, selain dari sejumlah kecil player laki-laki yang memasuki pemandian untuk pria, semuanya mulai mencari-cari ke sekitar tanpa beristirahat.
Merapat bersama dengan dua young beast di depan mata air, aku melihat mereka pergi dan mencelupkan tanganku di air yang beruap dari pinggiran mata air.
"Hmm, temperaturnya sedikit terlalu tinggi kurasa."
Aku berkata demikian lalu melepas sepatu bot dan jaketku, menyimpannya di dalam inventory. Aku duduk di pinggir cekungan dan perlahan membenamkan kaki-kakiku ke dalam mata air.
"Ahh, tidak begitu dalam sehingga sangat bagus untuk merendam kaki. Aku sangat suka pemandangan dengan pesona semacam ini."
Saat aku bergumam, Zakuro yang berada di sampingku, melompat ke dalam air panas.
Rambut di seluruh tubuhnya menyerap air panas. Dia menaruh kepalanya di pinggiran cekungan dan menyipitkan mata dengan nyamannya, tubuhnya mengambang di air.
Melihat tubuh yang biasanya lembut itu menjadi ramping, aku pun tertawa.
Di sisi lain, Ryui minum mata air tersebut dengan tenang.
Memangnya tidak apa-apa untuk diminum? Aku cemas, tapi sepertinya tidak ada masalah.
"Fyuuh, rasanya nyaman sekali."
Aku menggerakkan kakiku sedikit di dalam cekungan itu untuk mengaduk air panasnya.
Pergerakan kakiku itu menyebabkan gelombang-gelombang kecil yang menyebabkan tubuh Zakuro yang terbenam bergoyang-goyang di air.
"Ngomong-ngomong, aku mendapatkan banyak telur belum lama ini. Aku penasaran apa aku bisa membuat telur mata air panas."
Retakan tempat mata air panas menyembur keluar beruap pekat dan sepertinya suhu airnya tinggi.
"Woah! Harusnya bisa untuk membuat telur mata air panas."
Aku mengeluarkan keranjang besar dari dalam inventory dan di dalamnya aku memasukkan Cockatrice Egg yang kudapatkan di Area Dataran Tinggi, kemudian membenamkannya di tempat di mana mata air itu memancar jatuh.
Untuk membuatnya mudah diambil kembali, aku mengikatkan seutas tali agar bisa kutarik nanti.
Sementara aku melakukan itu, kakiku kembali menjadi sedikit dingin, jadi aku kembali ke tempat Ryui dan Zakuro berada dan sekali lagi mencelupkan kakiku ke dalam tempat merendam kaki.
"Haa, aku menantikan telur-telur mata air panas. Akan kubagikan beberapa pada Myu dan yang lain karena ada terlalu banyak untuk kumakan sendiri."
Suaraku bergema di sekitar saat aku bergumam, tapi itu tertelan oleh suara air yang mengalir ke mata air. Dan begitu suasananya menjadi sepi, aku teringat.
"…Myu, Sei-nee dan yang lain ada di dalam pemandian."
Aku tidak bisa mendengar apapun dari ruang ganti baju dan pemandian terbuka di belakang. Mungkin itu dibuat supaya tidak ada suara yang keluar untuk mencegah tukang intip dan penguping, tapi di dalam bangunan itu——atau tepatnya di pemandian terbuka di sisi lain, semua orang pasti melepaskan equipmentnya dan membenamkan diri dalam mata air.
"…apa mereka masuk dengan telanjang?"
Tempatnya terlalu tenang, yang mana malah membuatku membayangkannya.
Myu, Lucato dan yang lain, juga Sei-nee, Mikadzuchi dan anggota perempuan mereka dari Eight Million Gods pastinya sama sekali tanpa pertahanan di dalam sana. Aku membayangkannya dan…tidak terangsang sama sekali.
"Eh? Itu aneh. Aku ini laki-laki sehat. Aku seharusnya lebih antusias karenanya…"
Menahan sudut-sudut mataku dan mulai memikirkannya, tapi aku hanya bisa membayangkan Myu dan Hino yang bermain-main di pemandian, Rirei yang mencoba menyentuh tubuh wanita lainnya sementara Kohaku menghentikannya. Lucato dan Sei-nee menyaksikan itu semua dengan ekspresi serba salah dan Toutobi yang bersikap kebingungan. Sementara itu, aku membayangkan sebuah adegan di mana Mikadzuchi membawa minuman alkohol ke dalam bak pemandian. Itu adalah pemandangan berisik tanpa sedikit pun erotisme.

Waktu pun berlalu saat aku berpikir dan kemudian aku mendengar suara langkah kaki datang dari arah ruang ganti pemandian.
"Fyuuh, airnya benar-benar nyaman. Bagaimana denganmu, Sei-oneechan?"
"Sedikit gaduh. Aku yakin akan sangat menyenangkan ke sana saat  tengah malam ketika lebih sedikit orang di dalamnya."
"Kami membuatmu menunggu, Nona."
Aku berbalik dengan kaki masih terbenam di dalam tempat merendam kaki dan melihat Myu serta yang lain keluar dari ruang ganti.
Rambut mereka masih lembap dan sepertinya mereka merasa terlalu kepanasan karena mereka sedikit melonggarkan pakaian di area dada mereka. Karena itu sama sekali berbeda dari bagaimana mereka biasanya memakai pakaian mereka sehingga jadi terlihat seksi, aku mengalihkan pandanganku dengan panik.
"A-aku mengerti. Jadi, bagaimana di dalam?"
"Di dalam luas dan nyaman. Kau seharusnya ikut juga dengan kami."
"Bo-bodoh! Mana bisa!"
Myu menempel di punggungku dan membisikkannya ke telingaku sehingga aku menjawab secara refleks. Aku tidak tahu apakah itu karena air panas atau rasa malu, tapi mukaku terasa panas terbakar.
"Ahahaha, Onee-chan memerah! Tidak apa-apa, kau bisa memakai baju renang di dalam. Dan kalau kau tidak punya, kau secara paksa dipakaikan handuk mandi. Apa? Apa kau membayangkan sesuatu yang mesum?"
"A-a-a-apa…! Kau menggodaku?!"
"Kyaa, Yun-oneechan marah!"
Ufufufu, Myu menggodaku, membuatku kesal. Akan tetapi, Myu melarikan diri dan berlari ke arah Lucato dan lainnya yang meninggalkan ruang ganti pemandian air panas.
Haa, ya ampun…Aku menghela napas dan menarik keluar kakiku dari air panas dengan gerakan kuat, bangkit berdiri.
"Kalian beristirahat di mata air panas tapi tidak memulihkan satiety, ya 'kan? Aku membuat sesuatu sementara kalian di pemandian. Semuanya ambillah."
Aku menarik keranjang telur mata air panas yang kugantung sebelumnya, mengeluarkan cukup telur untuk diriku sendiri, Ryui dan Zakuro kemudian menyerahkan sisanya pada Mikadzuchi dan yang lain.
Begitu panasnya berkurang sedikit, aku membelah satu telur untuk memeriksanya. Bagian putihnya padat dan kuningnya lembut. Bisa dibilang ini matang dengan baik.

Cockatrice Hot Spring Egg Cuisine
Satiety+20% Efek Tambahan: ATK+8/60 menit

Aku melihat status item tersebut saat mengupas cangkangnya dan menyerahkannya pada Ryui dan Zakuro.
"Hei, Sei. Bukankah Nona punya girl power lebih tinggi daripada kita? Dia perhatian, pintar memasak dan mempedulikan orang lain. Pantas saja dia dipanggil Nanny."
"Itu benar, Yun-chan pintar dalam urusan rumah tangga dan perhatian. Untuk girl powernya…yah, kurasa tinggi?"
"Untukku, attack power lebih penting daripada girl power! Begitu aku makan telur ini, ATK-ku akan naik! SPEED-ku juga meningkat karena efek pemandian air panas ini! Persiapan tempurku benar-benar lengkap!"
Aku bisa mendengar Sei-nee dan Mikadzuchi berbicara di belakangku.
Myu juga berseru sambil memegangi telur mata air panas di tangannya.
Aku tidak suka dipanggil Nanny, pikirku, sementara Zakuro yang sedang makan sebutir telur dengan dagu di pinggiran cekungan air panas tergelincir dan terbawa oleh aliran air dari retakan.
Zakuro yang baru saja selesai memakan sebutir telur hangat, membiarkan dirinya terbawa aliran dan terlihat nyaman, mengapung di atas air.
"Dasar, Zakuro selalu saja terbata. Aku akan mengambilnya."
Aku memasuki air panas dan mengarunginya karena gelombang baru yang muncul di permukaan dan membawa Zakuro semakin jauh ke sisi seberang.
"Ah, Yun-chan, di sana…"
"Ada apa? Sei-nee——"
Dan, saat aku mengejar Zakuro yang sampai di tengah-tengah mata air panas, aku terjatuh ke dalam air. Kata-kataku tersela di tengah jalan.
Dengan mata air yang mendadak jadi dalam, aku terbenam sepenuhnya termasuk kepala, dan penglihatanku ditutupi oleh air panas yang keruh.
Ada sebuah dinding yang sangat miring di sebelahku. Aku bisa merasakan bagaimana tiba-tibanya mata air ini menjadi dalam karena itu dan juga bisa merasakan diriku menyentuh sesuatu dengan tapak kakiku.
Aku berjongkok di dalam air dan memungutnya, kemudian dengan berpengan pada dinding miring itu, aku menarik diriku keluar dari cekungan.
"PWAH! Haa, apa ini?"
"Onee-chan! Kau tidak apa-apa?!" "Yun-chan, kau baik-baik saja?!" "Nona sepertinya aman."
Semua orang mengkhawatirkanku dan bersandar pada pinggiran mata air, melihat ke arahku.
Aku bergerak ke bagian yang dangkal dan duduk, tubuh bagian bawahku terendam air.
Oh iya, Zakuro…Aku memandangi sekitar dan melihat Zakuro yang mengapung di air sedang ditangkap di lehernya dan ditarik keluar oleh Ryui. Kemudian dia mengguncang tubuhnya di pinggiran mata air untuk mengeringkan rambutnya.
Rubah itu mirip anjing, ya. Aku teringat sesuatu yang tidak penting dan menghela napas lega melihatnya selamat.
Segera setelah itu aku merasakan hawa dingin di punggungku meskipun kenyataannya aku sedang berendam di mata air panas.
"Haa, haaa, seorang gadis cantik basah kuyup dalam air, pakaiannya tembus pandang…"
"Rirei, gimana kalau kamu liat ke sana dulu?"
Saat aku berbalik, aku melihat Kohaku memegangi kepala Rirei dan dengan paksa membawanya ke tempat lain. Hawa dinginnya berhenti di saat yang bersamaan.
Fyuuuh, aku menghela napas. Aku menyingkirkan rambut hitamku yang menempel ke wajah dengan sebelah tangan dan mencoba memerasnya, tapi kemudian aku teringat telah memungut sesuatu di dasar cekungan.
Begitu aku membuka genggaman erat tanganku——
"Eh? Yun-oneechan, kenapa kau memegang kunci?"
"Bukannya yang Yun-chan pegang itu Demonfolk Gatekeeper's Key?"
"Kunci? Maksudmu item kunci?"
Aku mencoba melihat kunci tembaga keras di tanganku itu dari berbagai sudut.
"Sebenarnya kami sudah meminta tim perintis untuk memeriksa Area Gunung Berapi, tapi sepertinya mereka tidak menemukan apapun. Untungnya kita menemukannya. Kita bisa memasuki gerbang kapan saja sekarang."
Mikadzuchi yang berpikir bahwa kami akan harus menghabiskan waktu mencari-cari sebuah kunci memancarkan ekspresi cerah, tapi aku tidak bisa bergerak keluar sekarang dengan seluruh tubuh basah kuyup.
Karena semua noda akan menghilang seiring waktu, aku bisa menunggu sampai itu terjadi, tapi…
"Setelah beberapa menit ini akan kering begitu saja yang membuat game ini sangat praktis. Tapi tetap saja, Zakuro, bisa minta tolong?"
Saat aku berbalik ke tempat di mana Ryui membawa Zakuro dan memintanya, dia sepertinya mengerti apa yang kumaksud dan menciptakan beberapa lidah api kecil.
Api-api yang diciptakan dalam jarak tertentu melayang-layang di sekelilingku dan Zakuro, mengeringkan kami.
Melihat pakaianku kering, Rirei yang dilepaskan Kohaku terlihat sangat kecewa, tapi aku mengabaikannya.
"Zakuro, terima kasih telah mengeringkanku. Ryui, terima kasih telah mengawasi Zakuro."
Saat aku mengelus mereka berdua seperti biasanya, aku mendengar Lucato dan yang lainnya berbicara diam-diam.
"Aku merasa telah melihat cara mewah menggunakan monster jinak."
"…yah, itulah Yun-san."
"Benar. Memang begitulah dia."
Untuk beberapa alasan mereka meyakinkan diri mereka sendiri bahwa hal semacam ini adalah normal untukku.
Setelah itu, selagi kami menunggu orang-orang yang telah pergi untuk mengumpulkan material di dekat sini untuk kembali, aku memanfaatkan waktu tersebut untuk membuat lebih banyak telur mata air panas.
Kami pergi dari pos keenam dan tidak lama kemudian kami tiba di gerbang di pos kedelapan.
"Jadi ini Demonfolk Gate."
"Benar. Ini adalah gerbang menuju garis depan dungeon. Sekarang, kuncinya."
Diminta begitu, aku berdiri di depan gerbang dan melihatnya.
Aku memasukkan Demonfolk Gatekeeper's Key ke dalam mulut wajah iblis yang terukir di gerbang dan memutarnya. Kuncinya berubah menjadi partikel-partikel cahaya dan menghilang, kemudian gerbang besar itu terbuka dengan suara bising.
Cahaya yang meluap dari dalam menyilaukanku dan penglihatanku menjadi berwarna putih untuk sesaat.
Garis depan area dungeon. Memang benar ada monster-monster dengan mekanisme jahat di dalamnya. Aku mempersiapkan diri dan melihat ke dalam——
"…sebuah kota?"
Terdapat lapak-lapak dan toko di sepanjang jalan, orang-orang berjalan ke sana ke mari melakukan urusan mereka, para prajurit berpatroli di jalanan. Dungeon dalam bentuk sebuah kota ini memiliki suasana yang mirip dengan gaya Jepang dan terlihat sangat nyaman.
Sementara fasilitas-fasilitasnya kebanyakan sama dengan yang ada di kota biasa, di sini juga ada elemen yang berbeda. Penghuni tempat ini bukan NPC, tapi monster-monster.
Para Goblin pedagang terlihat rapi dan pantas saat menjalankan toko, Hobgoblin prajurit dengan equipment yang seragam berpatroli di jalan-jalan. Juga, Ogre humanoid yang tinggi juga berseliweran di antara toko-toko.
Kelihatannya, ini sama sekali berbeda dari yang kubayangkan dari sebuah dungeon.
"Ayo semuanya! Selama seminggu dari sekarang, kita bisa bermain sepuasnya di garis depan Demonfolk Resort ini!"
"""YEAHH——!""
Dengan seruan Mikadzuchi sebagai sinyalnya, semua party membanjir ke dalam gerbang.
Mereka berusaha menjadi yang pertama untuk menemukan hal-hal menarik dan mencari lokasi musuh.
Aku menemukan diriku masih tidakdapat memahami situasinya dan tertinggal di pintu masuk.
"Baiklah kalau begitu, Yun-oneechan! Aku akan pergi berkeliling dengan Luka-chan dan yang lain!"
"Karena itu, kami permisi dulu."
Meksipun sempat memikirkanku, Myu mengejar anggota-anggota Eight Million Gods.
Sei-nee dan Mikadzuchi tetap di tempat pada akhirnya dan menarikku yang kebingungan.
"Baiklah, selamat datang di Demonfolk Resort."
"Ayo bersenang-senang, Yun-chan."
Diseret oleh mereka berdua, aku pun masuk ke dalam.
Dan di sana, membentang kota aneh para monster.